Aksi 22 Mei
Terobos Barisan Massa Hingga Kena Gas Air Mata, Wanita Ini Justru Diminta Pulang Dari Kantor
Dibalik kerusuhan yang terjadi di Jakarta sejak kemarin hingga hari ini, rupanya menyimpan banyak drama yang dialami oleh warga Jakarta
Penulis: Anisa Kurniasih | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Anisa Kurniasih
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Dibalik kerusuhan yang terjadi di Jakarta sejak kemarin hingga hari ini, rupanya menyimpan banyak drama yang dialami oleh warga Jakarta terutama para pekerja yang berkantor di kawasan Thamrin Jakarta Pusat.
Adanya aksi massa yang berujung ricuh membuat beberapa gedung perkantoran harus meliburkan diri demi menjaga keamanan para karyawannya.
Namun berbeda dengan Reni Andraini, seorang pegawai swasta di perusahaan bank asing kawasan Thamrin yang berbagi cerita kepada TribunJakarta.com.
Tak merasa diliburkan, Reni yang sebelumnya sudah tahu soal kerusuhan di kawasan Tanah Abang pun tetap nekat berangkat bekerja pada pagi tadi.
Mengendarai sepeda motor, wanita 23 tahun tersebut tak memedulikan adanya aksi massa yang semakin ramai di kawasan Tanah Abang yang menjadi jalur sehari-harinya.
• 1.000 Personel Gabungan TNI-Polri Amankan Objek Vital di Tangerang Selatan
• Ada Aksi 22 Mei, Jumlah Penumpang KRL di Stasiun Bekasi Mengalami Penurunan
• Kapolri Pamerkan Senjata Bakal Digunakan untuk Aksi 22 Mei, Ada Peredamnya
Berangkat 06.30 WIB dari arah Bintaro Tangerang selatan Reni awalnya sempat senang karena jalanan dirasa cukup lengang dan bisa sampai kantor tepat waktu.
Namun siapa sangka, ia pun kaget ketika harus menerjang sisa-sisa gas air mata yang sempat dikeluarkan oleh petugas sehingga membuat matanya pedih.
"Sebelumnya grup kantor memang sudah ramai soal adanya aksi massa tapi saya tetap nekat naik motor aja ke kantor karena tidak ada info libur, enggak tahunya pas lewat Tanah Abang kena gas air mata," ujar Reni Andraini kepada TribunJakarta.com, Rabu (22/5/2019).
Dengan kondisi mata yang pedih ia pun harus menerjang kerumunan massa bahkan nekat sedikit melawan arus demi bisa lolos dari jalur tersebut.
Namun melihat momen yang tak biasa itu, ia pun sesaat sempat mengabadikan kondisi jalanan yang ia lalui dengan pemandangan tumbukan sampah dan massa berbaju putih.
"Saya sempat foto kondisi disana untuk mengabarkan kondisi terkini ke grup kantor, teman-teman sempat kaget sih kenapa saya berani di area itu. Habis mau gimana lagi, sudah terjebak pula," kata dia.
Sesampainya di kantor, selang beberapa lama ia sempat bertanya kepada rekan lain mengapa kantornya tidak diliburkan sedangkan di kawasan tersebut ada beberapa kantor yang menghentikan aktifitasnya.
"Saya sempat bingung dan bertanya -tanya, kantor saya kok tetap masuk padahal ada di ring satu dan dekat sekali dengan Bawaslu. Saya sempat ketakutan bagaimana jika pulang sore dan kondisi semakin tidak aman?" imbuhnya.
Tak lama, ia pun mendapat kabar dari atasan bahwa ia dan kawan - kawan disarankan untuk pulang karena melihat keadaan kurang kondusif.
Hal itu pun membuat dirinya dan yang lain sedikit lega karena bisa menghindar dari kawasan tersebut untuk hari ini.
"Ya was-was awalnya karena kepikiran kalau nanti pas pulang makin ramai gimana, apalagi kalau jalan sampai ditutup sedangkan saya naik motor sendirian," tutup Reni.