Aksi 22 Mei
Buku Utang Lenyap hingga Dagang Perdana Setelah Warungnya Ludes Dijarah, Begini Harapan Abdul Rajab
"Kabar saya baik, tidak, tidak trauma. Saya mulai jualan dari jam lima sore tadi," kata Rajab.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Wahyu Aji
"Tapi buku-buku utangnya hilang. Padahal banyak catatan hutang pembeli di situ. Saya juga lupa nama-namanya siapa saja," kata Rajab.
Dia pun berharap, agar orang-orang yang sempat berhutang uang dengan dirinya tidak pura-pura lupa.
"Harapannya ya, jangan sampai lupa kalau punya hutang. Kalau ingat ya dibayar," ucap Rajab.
Diketahui, Rajab terbiasa berdagang sejak antara pukul 17.00 WIB atau 18.00 WIB.
"Tergantung saya-nya sih, kadang buka warung jam lima, kadang jam enam sore. Biasanya sih dagang sampai jam empat pagi, habis itu balik ke rumah di Depok (Jawa Barat), sorenya balik ke sini dagang lagi," katanya.
Video Rajab kembali jualan
Bertemu Jokowi

Abdul Rajab (62) tak pernah menyangka bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka hari Jumat (24/5/2019) kemarin.
Pedagang korban penjarahan pada kerusuhan 21-22 Mei 2019 ini, mengaku kaget ketika dirinya mendapat pemberitahuan tentang undangan dari sang Presiden.
Undangan itu disampaikan seorang anggota Binmas kepadanya kemarin sore.
"Nggak tahu sama sekali kaget aja tahu-tahu ada panggilan kemarin. Ada yang nyamperin saya dari Binmas, kamu dipanggil Bapak Presiden," kata Rajab saat ditemui Sabtu (25/5/2019) di depan warung kelontongnya yang belum buka di Jalan Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat.
Rajab kemudian disuruh bersiap-siap dan mengganti baju yang ia pakai dengan batik.

Lantaran undangan itu mendadak dan rumah Rajab berada di Depok, Rajab pun akhirnya meminjam batik dari temannya di dekat warung.
"Pas kemarin kami nggak pake batik. Akhirnya pinjam lah punya teman," ucap Rajab.
Selesai berpakaian, Rajab langsung dijemput dengan menggunakan mobil patroli menuju ke Istana Merdeka.