Aksi 22 Mei

Sebut Ada Eks TNI yang Berkolaborasi dengan Preman di Kerusuhan 22 Mei, Moeldoko: Sudah Kita Kenali

Moeldoko menyebut ada oknum mantan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berkolaborasi atau bekerjasama dengan preman.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat ditemui di sela-sela acara halalbihalal, di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018). 

Moeldoko sekali lagi menegaskan purnawirawan yang bahkan satu angkatan denganya dipersilahkan untuk memiliki sikap politik yang berbeda dengannya.

Nagita Slavina Sebut Mantan Terindahnya di Depan Raffi Ahmad, Verrell Bramasta & Aurel Sontak Heboh

Ditunjuk-tunjuk Fadli Zon Saat Bahas Korban 22 Mei, Ali Ngabalin Murka: Jangan Bercanda Sama Saya!

"Ya berbagai pendekatan dilakukan, sekali lagi harus dibedakan kalau purnawirawan secara keseluruhan mereka mengaktualisasi pilihan politiknya silahkan enggak ada masalah," tutur Moeldoko.

"Dalam satu angkatan saya juga ada puluhan yang berbeda silahkan enggak ada masalah, yang penting semua berjalan di atas demokrasi yang sehat, menghormati proses demokrasi yang benar, maka berjalan baik-baik saja." tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama Moeldoko menyebut dalam kerusuhan 22 Mei ada kelompok tertentu yang menungganginya.

Moeldoko berujar sejak hari pertama, kelompok tertentu ini sudah mencoba menyulut emosi pendemo di Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Hanya saja upaya tersebut gagal, sehingga kelompok tertentu ini memilih untuk membuat kondisi berbeda di luar demo Bawaslu.

"Ada perusuh yang disiapkan, meskipun dari awal kita sudah memonitor bahwa akan terjadi begitu, karena mungkin upaya dari perusuh adalah menciptakan kondisi keos di suasana demo pada hari pertama akhirnya membuat suasana baru,

itu semua setingan yah. yang pada akhirnya ini mencoreng di mata internasional seolah pesta demokrasi kita kurang baik, padahal kalau kita mengikuti sejak awal semua berjalan baik," kata Moeldoko dikutip dari Tv One

Moeldoko mengatakan, karena tidak bisa membuat suasana rusuh di Bawaslu pada hari kedua, akhirnya kelompok tertentu ini hadir di tengah-tengah pendemo.

Mereka, kata Moeldoko mencoba untuk menyulut emosi pendomo di Bawaslu.

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purn TNI Moeldoko menyayangkan adanya kericuhan di aksi 22 Mei yang membuat Pemilu Indonesia tercoreng di mata internasional.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purn TNI Moeldoko menyayangkan adanya kericuhan di aksi 22 Mei yang membuat Pemilu Indonesia tercoreng di mata internasional. ()

"Akhirnya pada hari kedua perusuh ada di tengah-tengah pendemo, harapannya menyulut emosi sampai pada akhirnya nanti langkah perusuh pada petugas bisa diikuti oleh para pendemo, " kata Moeldoko

Namun upaya itu rupanya gagal.

Pasalnya menurut Moeldoko, masyarakat saat sudah bisa membedakan.

"Masyarakat kita sudah sangat baik, makanya kita harus bedakan mana pendemo mana para perusuh, makanya masyarakat harus paham betul bahwa ada sebuah upaya oleh kelompok tertentu yang ingin mendompleng dalam pesta demokrasi," kata Moeldoko.

Moeldoko pun mengajak masyarakat untuk sama-sama memusuhi kelompok tersebut dan tidak memberinya toleransi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved