Bom Bunuh Diri di Solo
Bom Bunuh Diri Kartasura: Penangkap Burung yang Sering Tonton Video Radikal dan Menghilang 3 Bulan
Aksi bom bunuh diri di Surakarta dilakukan Rofik Asharudin (22). Bagaimana sosok terduga pelaku?
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Penangkap Burung

Terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019) dikenal sebagai seorang penulup burung.
Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, terduga pelaku bernama Rofik Asharudin.
Pemuda berusia 22 tahun tersebut beralamatkan di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura. Sukoharjo.
Oleh warga, Rofik dikenal sebagai sosok yang tertutup setelah lulus dari SMA.
Dulu Rofik kerap mendatangi masjid.
Namun setelah lulus dari SMK di Solo, Rofik jarang terlihat di masjid.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dusun Kranggan Kulon, Sudalmanto (51).
"(Rofik) tertutup setelah lulus SMA, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah," kata Sudalmanto kepada TribunSolo.com.
"Nggak pernah berinteraksi di kampung," imbuhnya.
Sudalmanto menjelaskan, Rofik tidak memiliki pekerjaan tetap.
Sehari-sehari, Rofik disebut kerja serabutan sebagai penangkap burung.
Rofik juga pernah berjualan gorengan.
"Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung," kata Sudalmanto.
"Sempat jualan gorengan," imbuhnya.
Sudalmanto menegaskan, Rofik berubah drastis semenjak lulus SMK.
Rofik sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi, namun tak selesai dan memilih keluar.
Orangtua Rofik, sang ayah bekerja sebagai tukang jahit.
Sedangkan ibunya adalah seorang Ibu Rumah Tangga.
Rofik merupakan anak kedua dari 3 bersaudara.
Orangtua Rofik sangat kaget atas kejadian yang menimpa anaknya.
Polisi Bawa Barang Bukti

Polisi membawa sejumlah barang bukti yang diduga rangkaian untuk membuat bom bunuh diri di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura.
Adapun pantauan TribunSolo.com, barang bukti yang dibungkus dalam lima kantong, hasil penggeledahan polisi di rumah pelaku bom bunuh diri Rofik Asharudin (22) di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) sejak pukul 01.15-03.15 WIB.
Bahkan, penggeledahan tersebut disaksikan langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel ditemani Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.
"Kita menemukan beberapa barang yang diduga berkaitan dengan apa yang ada di tempat kejadian," ungkap Kapolda Rycko menegaskan.
Namun Rycko tetap enggan merinci apa barang yang ditemukan oleh Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88, Tim Gegana, Inafis hingga Laboratorium Forensik Polda Jateng.
"Barang yang ditemukan harus diteliti dulu, kita tunggu hasilnya," terangnya.
Kades Wirogunan, Marjono mengungkapkan, jika polisi di antaranya Densus 88 Antiteror menemukan kabel, arang, belerang, serbuk putih, alumunium sebesar jari hingga alat penumbuk.
"Saya diminta ikut masuk ke rumah, hanya 15 menit di dalam rumah itu untuk menyaksikan penggeledahan," paparnya.
Lebih lanjut dia menekankan, barang-barang bukti itu ditemukan polisi di dalam lemari milik Rofik Asharudin (22) yang tinggal bersama orang tuanya itu.
"Barang-barang itu di dalam almari pakainnya," ungkapnya.
Polisi Gali Tanah

Selain melakukan penggeledahan di dalam rumah atau kamar pelaku bom bunuh diri, Rofik Asharudin (22), polisi juga mencari bukti lain.
Di antaranya polisi dari Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88, Tim Gegana, Inafis hingga Laboratorium Forensik Polda Jateng itu, menggali tanah di timur rumah pelaku di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Tampak saat menggali tanah, sejumlah polisi meminta awak media dan masyarakat yang menyaksikan menyingkir terlebih dahulu.
"Garis polisi di TKP kami lebarkan, silahkan menjauh demi keamanan," ujar polisi berpaikaian Brimob yang dilengkapi senjata lengkap.
Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel mengatakan, terkait jaringan pelaku bom bunuh diri, pihaknya mangumpulkan bukti-bukti.
"Dituntaskan dulu penyelidikan," tuturnya.
Saat disinggung Rofik Asharudin (22) meracik sendiri dalam pembuatan bom bunuh diri ataukah ada orang yang membantu, Kapolda Rycko meminta untuk menunggu hasil tim.
"Biar lebih akurat, dugaan kan masih diperiksa," ungkapnya.
Sebelumnya, polisi membawa sejumlah barang bukti yang diduga rangkaian untuk membuat bom bunuh diri di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura.
Adapun pantauan TribunSolo.com, barang bukti yang dibungkus dalam lima kantong, hasil penggeledahan polisi di rumah pelaku bom bunuh diri Rofik Asharudin (22) di Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) sejak pukul 01.15-03.15 WIB.
Bahkan, penggeledahan tersebut disaksikan langsung oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel ditemani Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.
"Kita menemukan beberapa barang yang diduga berkaitan dengan apa yang ada di tempat kejadian," ungkap Kapolda Rycko menegaskan.
Namun Rycko tetap enggan merinci apa barang yang ditemukan oleh Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88, Tim Gegana, Inafis hingga Laboratorium Forensik Polda Jateng.
"Barang yang ditemukan harus diteliti dulu, kita tunggu hasilnya," terangnya.
Kades Wirogunan, Marjono mengungkapkan, jika polisi di antaranya Densus 88 Antiteror menemukan kabel, arang, belerang, serbuk putih, alumunium sebesar jari hingga alat penumbuk.
"Saya diminta ikut masuk ke rumah, hanya 15 menit di dalam rumah itu untuk menyaksikan penggeledahan," paparnya.
Lebih lanjut dia menekankan, barang-barang bukti itu ditemukan polisi di dalam lemari milik Rofik Asharudin (22) yang tinggal bersama orang tuanya itu.
"Barang-barang itu di dalam almari pakainnya," ungkapnya.
Pelaku Sempat Ditawari Pekerjaan

Sosok Rofik Asharudin (22), terduga pelaku bom bunuh diri di Pospam Kartasura, diketahui memiliki aktivitas sebagai penulup burung.
Hal itu diungkap Masil (19), teman sepermainan Rofik yang tinggal di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo.
Sebulan yang ia lalu, ia pernah menawarkan pekerjaan kepada sahabatnya itu.
"Kebetulan saya ada informasi pekerjaan untuknya, namun ia menolak," ujarnya, kepada TribunSolo.com, usai penggeledahan di rumah Rofik, Selasa (4/6/2019) dini hari.
Masil mengungkapkan, kepribadian Rofik yang makin tertutup membuat dirinya dan warga sekitar kesulitan untuk berkomunikasi.
Namun, ia mengaku masih sesekali berkomunikasi dengan Rofik.
Hanya saja, ia tak pernah mengatahui secara pasti apa yang membuat temannya itu mengalami perubahan drastis.
Masil menduga, Rofik mendapat pencucian otak dari orang yang tak dikenal.
Apalagi, semenjak Rofik mulai enggan diajak untuk pergi ke masjid.
Apalagi, Rofik diketahui kerap menghilang secara misterius dan tiba-tiba pulang ke rumah.
"Dulu bahkan sampai masuk ke akun facebook Info Cegatan Solo, masuk daftar orang hilang," ucapnya.
Pelaku Dikawal Polisi Bersenjata Lengkap

Pelaku bom bunuh di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura dikawal belasan polisi bersenjata lengkap saat dirujuk ke Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof Dr R Soeharso Surakarta.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, pelaku bom bunuh diri tiba di Ortopedi di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo setelah mendapatkan pertolongan pertama di RS PKU Muhammadiyah Kartasura.
"Tiba cuma lima menit, sekitar pukul 00.30 WIB hanya di ruang tunggu IGD," tuturnya petugas keamanan satpam IGD, Taufig Arifin kepada TribunSolo.com Selasa (4/6/2019) dini hari.
Pelaku menurut dia, dikawal ketat belasan personel kepolisian bersenjata lengkap.
"Mobil depan polisi, mobil pelaku ambulance di tengah, yang di belakang mobil berisi petugas lain dan 7 motor," tuturnya.
"Saya lihat pada bawa senjata," kata dia membeberkan.
Namun kata dia, karena pelaku mengalami luka yang cukup berat, dokter jaga meminta dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Solo.
"Hanya lima menit lebih di lobi IGD setelah diperiksa dokter jaga," ungkapnya.
"Langsung dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo," ujar dia.
Dibawa ke RS Bhayangkara
Pelaku bom bunuh diri Rofik Asharudin (22) yang mengalami luka parah akibat ledakan di Pos Pengamanan (Pospam) Kartasura, dibawa ke RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin Djamin di Semarang.
Dari pantauan TribunSolo.com, pelaku sempat mendapat pertolongan pertama di RS PKU Muhammadiyah Kartasura usai dibawa polisi.
Kemudian pelaku dirujuk ke Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof Dr R Soeharso Surakarta dan akhirnya dirawat selama beberapa jam di RSUD Dr Moewardi Solo.
Di RSUD milik Pemprov Jateng itu, pelaku yang mengalami luka pada bagian perut, pinggang, tangan hingga kaki tiba di RSUD Dr Moewardi Solo sekitar pukul 01.00 WIB dan dirawat di IGD dengan pengawalan polisi sangat ketat.
Namun pada pukul 04.10 ada mobil ambulance dari Polresta Solo datang, Dokkes Polda Jateng dan sejumlah kendaraan lain membawa pelaku yang diketahui kritis ke RS Bhayangkara Prof Dr Awalodin DJamin di Semarang.
"Dibawa ke Semarang," ucap salah seorang petugas singkat.
Pelaku lantas dimasukkan ke dalam ambulance dan keluar dari rumah sakit pukul 04.20 WIB. (TribunSolo.com)