Lebih dari 30 Tahun Berdagang di Pasar Ular, Yunakris Sebut Sabar dan Tenang Jadi Kunci Bertahan
Jika harga ikat pinggang di tokonya hanya berkisar Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu, tentu harga di Mal akan lebih dari itu menurutnya.
Penulis: Afriyani Garnis | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Yunakris (63) merupakan pedagang aksesoris, dompet dan ikat pinggang berbahan kulit di Pasar Ular, Jakarta Utara.
Sebelum berdagang di wilayah Plumpang Koja, dia sempat berdagang di wilayah pelabuhan Tanjung Priok pada masanya mudanya dulu.
Hingga akhirnya Pasar Ular dipindahkan ke wilayah Permai dan Plumpang, Koja.
Pria 63 tahun itu menyebutkan, kini pamor Pasar Ular memang tak secemerlang dahulu.
Namun masih ada saja pembeli yang datang setiap harinya. Karena kepercayaan dan lama berlangganan dengan sejumlah pedagang di sana.
Terhitung sudah lebih dari 30 tahun, Yunakris berdagang. Banyak perubahan, dan pengalaman yang dialaminya.
Mulai dari pendapatan yang sangat jauh berkurang hingga persaingan dengan barang-barang asal mal dan pusat perbelanjaan modern.
"Sekarang sama dulu bedanya cuma sekarang orang lebih banyak yang memilih barang di mal padahal harganya lebih mahal," kata Yunakris.
Yunakris rupanya juga merupakan produsen ikat pinggang yang juga dijual di salah satu pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Utara.
Jika harga ikat pinggang di tokonya hanya berkisar Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu, tentu harga di Mal akan lebih dari itu menurutnya.
"Kalau orang paham pasti lebih memilih kesini karena lebih murah, saya ini ada yang produksi sendiri ikat pinggangnya. Buat meminimalisir pengeluaran juga, jadi beli bahannya saja," ungkapnya.
Ya, setidaknya dalam sebulan, pria keturunan Bukittinggi, Sumatera Barat itu bisa memproduksi 60 lusin ikat pinggang berbahan kulit setiap bulannya.
Dari jumlah tersebut sebagian di jual di kiosnya sebagiannya lagi dijual ke pedagang di pusat perbelanjaan modern.
Bertahan hinga saat ini, modal Yunakris hanya sabar dan tenang. Kedua hal itu tak pernah lepas dari dirinya.