Tanah Retak di Tangerang yang Viral Butuh Perhatian Pemerintahan Daerah
Namun, di balik keindahannya ternyata Pantai Anom sempat dikelola oleh preman yang bukan berasal dari warga Desa Kramat
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Retakan tanah tersebut pun sontak langsung viral di media sosial lantaran mempunyai daya tarik yang jarang dijumpai di perkotaan terutama para pencari konten instagram.
Atau mendadak jadi tempat instagramable sebutan kekiniannya.
Hasil penelusuran TribunJakarta.com, saat menyambangi fenomena alam yang instagramable tersebut, medan yang harus dilalui wisatawan cukup ekstrem.
Jalan masuk menuju tanah retak Pantai Anom itu berada persis di sebelah Kantor Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji.
Untuk mencapai lokasi tanah retak Pantai Anom, wisatawan harus menggunakan kendaraan roda dua karena jalanan sempit dan sebelah kanan kirinya terjal langsung ke empang.
Ukuran jalannya pun sempit hanya sekira dua satu setengah meter, untuk menuju Pantai Anom pun dibutuhkan waktu sekira 15 menit atau sejauh dua kilometer dari kantor desa Kramat.
Hingga saat ini belum ada akses untuk kendaraan roda empat.
• Pemain Persib Bandung Mendapat Pengawalan Ketat saat Datangi SUGBK
• Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Anggap PPDB Sudah Berjalan dengan Baik
Kasan, warga asli sana mengatakan tidak habis pikir bahwa lahan dekat lahan garapannya tersebut mendadak ramai pengunjung dalam waktu singkat.
"Iya mendadak viral, saya kaget juga. Padahal dulu mah sepi-sepi saja kang, ini kan tanah kekeringan pasti tiap tahun adanya. Tapi baru sekarang sampai kayak tempat wisata," ujar Kasan.
Untuk wisatawan yang membawa mobil tidak perlu khawatir lantaran ada ojek warga sekitar yang akan mengantarkan anda langsung ke lokasi tanah retak yang instagramable itu.
Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp10 ribu saja sampai ke lokasi.
Sesampainya TribunJakarta.com di lokasi, tanah seluas sekira satu hektare tersebut sudah banyak disambangi para pemburu foto mulai dari remaja hingga anak muda.
"Awalnya ini lumpur dari tumpahan laut, tapi ternyata udah masuk ke musim kemarau panjang malah jadi retak-retak gini, ukurannya juga gede-gede," terang Kasan.
Di sana, wisatawan dapat sepuasnya mengambil gambar untuk berswafoto atau pun sekedar mengagumi fenomena alam yang jarang terjadi itu.