BNN Ungkap Petani Punya Mobil Mewah dan Mesin Giling Padi, Ternyata Bandar Narkoba

BNN kemudian menyita sejumlah bidang tanah, pabrik rak telur, dan mesin penggiling padi dengan total aset mencapai Rp 16 miliar.

Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Bima Putra
Direktur TPPU BNN Brigjen Bahagia Dachi di kantor BNN Cawang, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2019) 

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Agus Sulo (37), pria asal Sulawesi Selatan, memiliki kekayaan berlimpah.

Meski hanya bekerja sebagai petani, Agus memiliki tiga mobil mewah.

Ia juga punya satu pabrik beserta mesin penggiling padi seharga Rp 1 miliar.

BNN Tegaskan Rehabilitasi Tak Menghilangkan Tindak Pidana

Setelah diusut, ternyata Agus juga menjalankan bisnis lain.

Sayangnya, bisnis yang ia geluti adalah menjual barang haram narkoba.

Kasus tersebut terungkap setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) menciduk kurir yang dipekerjakan Agus bernama Ariyanto.

VIDEO BNN Sita Rp 60 Miliar Aset Bandar Narkoba, Mayoritas Asal Jaringan Lapas Tanjung Gusta

Kemudian, kata Direktur Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Bahagia Dachi, setelah pengembangan kasus, Agus ditangkap pada Kamis (18/7/2019) lalu.

"Kami kerja sama dengan penyediaan jasa keuangan, bank, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), OJK."

"Kemudian kita temukan ternyata jaringannya dari Kalimantan Utara ke daerah Sidrap," ungkap Dachi di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2019).

BNN Telusuri Keuntungan Bandar Narkoba yang Kemungkinan Mengalir ke Pejabat

BNN kemudian menyita sejumlah bidang tanah, pabrik rak telur, dan mesin penggiling padi dengan total aset mencapai Rp 16 miliar.

Agus diduga melakukan tindak pidana pencucian uang sejak 2014 silam.

Sejumlah aset yang dimiliki Agus di antaranya mobil Mini Cooper seharga Rp 700 juta.

BNN Soal Petani Jadi Bandar: Narkoba Sudah Merupakan Kegiatan Bisnis

Lalu, mobil Lexus seharga Rp 800 juta, serta satu unit mesin penggiling seharga Rp 1 miliar.

Kepemilikan aset tersebut atas nama para keluarga beserta istrinya.

"Saat ada transaksi berjumlah besar yang mencurigakan, PPATK selalu berkoordinasi dengan kami."

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved