Rumahnya Rata dengan Tanah, Galuh Korban Gusuran di Jakasampurna Berharap Ada Keadilan

Sisa puing yang dia kumpulkan niatnya akan digunakan kembali untuk keperluan dekorasi kontrakan agar bisa dijadikan tempat usaha bengkel

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Galuh warga korban gusuran saat mencari sisa puing bangunan rumahnya di Jalan Bougenville Raya RT 001, RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Lokasi penggusuran bangunan warga yang berdiri di lahan pengairan milik Kemeterian PUPR di Jalan Bougenville Raya RT 001, RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, kini kondisinya hampir sebagian telah rata dengan tanah.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah melakukan penertiban pemukiman warga kemarin, Kamis (25/7/2019).

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi kejadian saat ini masih nampak warga pemilik bangunan yang mencari sisa-sisa puing usai dibongkar petugas.

Galuh satu diataranya, saat dijumpai dia nampak sibuk memilah puing batu bata dari sisa pembongkaran bangunan rumah miliknya.

Bata yang masih nampak utuh dia sisihkan untuk selanjutnya diangkut agar bisa digunakan lagi.

Saat ini dia telah memiliki tempat tinggal baru yang lokasinya tidak jauh dari lokasi pembongkaran.

"Sekarang saya ngontrak, untuk sementara aja abis bingung mau pindah kemana lagi," kata Galuh.

Ditempat lamanya, dia membuka usaha bengkel mobil, sejak 10 tahun lalu dia telah mendiami lahan pengairan itu dengan membeli tanah seharga Rp 18 juta.

"Setiap tahun mah saya bayar PBB, tapi enggak tahu kenapa ini dibongkar tiba-tiba, pemberitahuan cuma sekitar sebulan langsung eksekusi," ungkap Galuh.

Sisa puing yang dia kumpulkan niatnya akan digunakan kembali untuk keperluan dekorasi kontrakan agar bisa dijadikan tempat usaha bengkel.

Kontrakan itu dia sewa seharga Rp 6 Juta per satu tahun, namun kendala yang muncul lokasi barunya terlalu dekat dengan pemukinan warga, dikhawatirkan aktivitas bengekelnya menggangu kenyamanan tetangga sekitar.

Penembakan Polisi di Polsek Cimanggis, Anak Korban: Aku Gak Rela Papah Pergi

Anies Baswedan Imbau Warga Tak Gunakan Kantong Plastik Hitam Untuk Wadah Daging Kurban

"Kemarin udah ada yang komplain padahal saya belum mulai, katanya kalau buka jangan sampai malem takut berisik sama cat mobil bisa ganggu warga sekitar, saya juga bingung ini gimana," imbuhnya.

Usai pembongkaran ini, dia berharap ada keadilan, sebab dari awal pemberitahuan pemerintahan berdalih lahan akan digunakan untuk normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Jatiluhur.

"Sekarang kita minta keadilan aja, kalau buat normalisasi kali kenapa semuanya enggak dibongkar," ujar dia.

Ada 74 bangunan yang dibongkar, seluruh bangunan itu berada dibantaran DAS Jatiluhur. Namun menurut Galuh, belum semua bangunan dibongkar, ada beberapa bangunan yang selama ini diketahui sebagai sekretariat organisasi masyarakat (ormas).

"Kalau niatnya buat normalisasi harusnya semuanya dibongkar, mudah-mudahan ada keadilan, jangam cuma rakyat kecil aja yang kena," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved