Sempat Berselisih dengan Gus Dur & Dipecat Jadi Menteri, Yusril Beri Pengakuan Ini Singgung Megawati

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memberikan pengakuan soal perselisihan dengan Gus Dur hingga dirinya dipecat jadi menteri

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kompas.com/Tribunnews
Yusril - Gus Dur 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memberikan pengakuan mengenai perselisihan dengan Gus Dur hingga dirinya dipecat jadi menteri.

Pengakuan tersebut dikatakan Yusril saat menjadi narasumber di acara Alvin & Friends yang tayang pada Senin malam (29/7/2019). 

Awalnya, Yusril Ihza Mahendra ditanyakan mengenai alasannya mundur didetik-detik terakhir pencalonan capres saat periode BJ Habibie berakhir.

Padahal, saat itu Yusril Ihza Mahendra telah melengkapi persyaratan capres secara administratif.

Meski demikian, Yusril Ihza Mahendra justru mengundurkan dirinya menjadi capres.

Shafa Fadli Putri Fadli Zon Raih Summa Cum Laude di London, Komentar Yunarto Wijaya Curi Perhatian

Ditanya Apakah Pernah Stres Jalani Bisnis, Reaksi Gibran Rakabuming Buat Ngakak Merry Riana

"Ada apa di balik aksi mengundurkan diri Yusril saat itu?" tanya Alvin Adam selaku pembawa acara dilansir TribunJakarta.com. 

"Saya saat itu paling muda dibandingkan Ibu Megawati dan Gus Dur dan saya berpikir panjang. Di pencalonan tersebut ada 2 kubu besar di Indonesia dan saya sengaja mundur karena kedua-duanya nanti bakal jadi Presiden dan Wapres suatu saat," jelas Yusril.

Simak Videonya:

Yusril menuturkan, ia mengundurkan diri dan memberikan kesempatan kepada Gus Dur untuk memimpin demi bangsa dan negara Indonesia.

"Saat itu dilakukan voting dan sesuai dengan apa yang saya pikirkan, Gus Dur terpilih jadi Presiden. Saya senang sekali dan saat itu diangkat jadi Menteri Kehakiman," ucap Yusril.

Temani Jokowi Makan Bareng Jurnalis di Solo, Cara Salaman Jan Ethes Langsung Banjir Pujian

Bukan Orang Sembarangan, Intip Sekilas Sosok Fadel Muhammad Ayah dari Tania Nadira

Kendati demikian, rupanya Yusril sempat dipecat menjadi menteri gara-gara berselisih dengan Gus Dur.

"Ada perselisihan jalan saat itu dengan Presiden Gus Dur. Terdapat dua perselihan yakni mengenai keinginan Gus Dur menghapus TAP MPRS No 25 Tahun 1966 tentang larangan terhadap ajaran Marxisme, komunisme dan Leninisme dalam berbagai bentuk.

Ada juga keinginan beliau untuk melakukan dekrit membubarkan MPR dan DPR karena saat itu sudah ada proses memorandum DPR kepada MPR untuk meminta pertanggungjawaban Presiden RI," jelas Yusril.

Yusril Ihza Mahendra
Yusril Ihza Mahendra (YouTube/Alvin&Friends;)

Yusril menyatakan, saat itu ia memberikan penjelasan kepada Gus Dur bahwa dalam keadaan seperti itu sebaiknya pemilik nama asli Abdurrahman Wahid itu mengundurkan diri sebagai Presiden RI.

Saran untuk mengundurkan diri itu lantas membuat Yusril dan Gus Dur justru berselisih paham.

Selanjutnya, saran Yusril itu tampak tak digubris Gus Dur hingga kemudian Presiden RI tersebut menyampaikan keinginannya di sidang kabinet.

Nikahi Aktor yang Beda Usia 11 Tahun, Intip Suasana Rumah Alyssa Soebandono, Dapurnya Super Elegan

Polisi Korbankan Nyawa Demi Selamatkan Soekarno dari Teror Jakarta, Begini Perjuangan Oding Suhendar

"Disitu kita mulai berselisih. Saya ingat betul ketika ada sidang kabinet dan duduk disebelah Bu Megawati. Saat Gus Dur mengungkapkan keinginannya untuk dekrit pembubaran MPR dan DPR itu dan sudah ada memorandum untuk dijawab Presiden," papar Yusril.

Adanya memorandum yang harus dijawab Gus Dur itu, Yusril justru memiliki firasat bahwa dirinya yang justru bakal diminta untuk menjawab.

Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri (Harian Warta Kota/henry lopulalan)

"Saya sudah menduga pasti saya yang diminta untuk menjawab. Bahkan saya sempat berbicara dengan Ibu Megawati, 'Mba ini bagaimana kok MPR minta pertanggungjawaban Presiden, nanti bisa-bisa ibu yang disuruh', 'Loh saya juga enggak mau kata Bu Megawati'," ucap Yusril.

Menanggapi hal tersebut, Yusril menjelaskan Presiden RI tak perlu membubarkan MPR dan DPR karena situasinya telah berbeda dengan tahun 1959, ketika Soekarno membuat dekrit.

Nikahi Konglomerat Properti, Begini Suasana Ruang Tamu dan Kamar Tidur Kahiyang Ayu

Bisnis Sempat Sukses, Sriyono Bos Siomay Pink Kini Rugi Miliaran Rupiah & Dagang di Pinggir Jalan

"Tapi Gus Dur sempat marah dengan saya dan kabinet sempat diskors. Pada waktu saya keluar dari ruang kabinet, saya dikejar oleh Pak Agum Gumelar dan SBY dan mereka menuturkan bahwa mereka juga tak setuju dengan keinginan Presiden saat itu," beber Yusril.

Kendati demikian, ketidaksetujuan Agum Gumelar dan SBY saat itu tak disuarakan karena mereka merasa masih menjadi seorang tentara. 

Meski sempat berselisih dan dipecat sebagai menteri, Yusril mengaku tak sakit hati dengan Gus Dur.

"Enggak (red: sakit hati) karena Gus Dur sama saya tertawa saja dan akhirnya kita tahu bahwa Gus Dur mengeluarkan Dekrit dan dijawab oleh DPR. Setelah itu Presiden RI justru diberhentikan.

Andai beliau mengikuti apa yang saya sampaikan mungkin kegaduhan politik tak begitu besar," aku Yusril.

Cerita Yusril Mundur dari Pemilu 1999

Yusril mengatakan, mundurnya dia dalam Pemilu 1999 semata-mata untuk menjaga perdamaian.

"Saya sebenarnya lebih mengutamakan menjaga kesatuan dan persatuan di antara kita. Jangan sampai pecah belah sehingga saya berkorban dengan mengundurkan diri dari pencalonan itu. Itu bukan berarti saya kalah," ujar Yusril di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Senin (22/2/2016).

Yusril mengaku bisa mengalahkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat itu. Dia telah menghitung suara yang mungkin akan dia dapat.

Pada saat itu, kemungkinan dia akan mendapat dukungan sebanyak 220, Gus Dur mendapat dukungan sebanyak 185, dan Megawati sebanyak 308.

"Jadi kalau di-vote pertama, Gus Dur kalah. Tinggal saya berhadapan dengan Mega," ujar Yusril.

Yusril pun mengingat bahwa BJ Habibie telah menginstruksikan pendukungnya untuk mendukung Yusril. Dengan kondisi itu, Yusril mengatakan bisa saja dia mengalahkan Mega.

Namun, mengapa Yusril justru mengalah dan menyerahkan semua dukungannya untuk Gus Dur?

"Anda bisa bayangkan saya orang umur 40 tahun, masih sangat muda, kecil, tetapi mengalahkan Gus Dur dan Megawati. Apa yang akan terjadi? Saya mengkhawatirkan itu."

"Pada waktu itu, saya hanya sedang menjaga persatuan kita semua dengan mengundurkan diri. Sampai seperti yang kita tahu, Gus Dur menang dan Mega jadi wakil," ujar dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved