Food Story

Cerita Haji Ismail Asal Mali, Gagal Jualan Sepatu Banting Setir Bikin Usaha Sate Domba Afrika

Sate domba afrika Haji Ismail tampak ramai disambangi para pegawai kantoran di sekitar Tanah Abang.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Haji Ismail (peci putih) dan pegawainya sedang membakar sate saat ditemui pada Senin (5/8/2019). Pria kelahiran Mali ini membuka usaha sate daging domba Afrika di sekitar Jalan Aipda KS Tubun, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. 

Namun penyajian yang tak lazim itu justru ingin diperkenalkan oleh Haji Ismail.

Makanan yang dimakan banyak pengunjung memang berasal dar Mali, negara asal Haji Ismail.

Gagal Dagang Sepatu di Tanah Abang

Sebelum membuka usaha sate domba afrika, Haji Ismail yang sudah menjadi WNI ini mencoba peruntungan sebagai pengusaha sepatu dan sandal jepit di Tanah Abang.

Ia merantau ke Jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Saat itu, Haji Ismail memutuskan pindah ke Jakarta pada tahun 1998.

"Sebelumnya saya di Mali, kemudian sempat ke Thailand karena di sana saya enggak cocok," ungkap Haji Ismail.

"Akhirnya pindah lagi ke Jakarta," terang dia kepada TribunJakarta.com pada Senin (5/7/2019).

Di Jakarta, ia berdagang sepatu dan sandal di Tanah Abang.

Namun, usahanya tak kunjung mendapatkan untung.

Haji Ismail (kemeja biru langit) dan pegawainya sedang membakar sate saat ditemui pada Senin (5/8/2019). Pria kelahiran Mali ini membuka usaha sate daging domba Afrika di sekitar Jalan Aipda KS Tubun, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
Haji Ismail (kemeja biru langit) dan pegawainya sedang membakar sate saat ditemui pada Senin (5/8/2019). Pria kelahiran Mali ini membuka usaha sate daging domba Afrika di sekitar Jalan Aipda KS Tubun, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

"Kemudian saya coba makanan yang unik dan berbeda dari biasanya. Di tempat saya orang makan daging domba dengan pisang dan roti," beber warga Kebun Jeruk itu.

Di Tanah Abang, tak sedikit perantau dari sejumlah negara dari benua Afrika mengadu nasib.

"Jadi ini sebagai makanan sehari-hari mereka juga karena ada yang dari Mali, Senegal, Nigeria tinggal di sini," lanjutnya.

Dari usaha itu, banyak warga Afrika yang datang menyantap makanan sate dombanya.

Ia tak memasang pelang tempat makannya di pinggir jalan lantaran pajak yang cukup memakan biaya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved