Motif Asmara Teror Petasan Klaten: Tak Diterima Istri Sah, Pelaku Cemburu Korban Kembali ke Suaminya
Polisi akhirnya mengungkap teror petasan yang menggegerkan warga Klaten. Ada motif asmara dibalik peristiwa itu.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, KLATEN - Polisi akhirnya mengungkap teror petasan yang menggegerkan warga Klaten.
Suara petasan tersebut sempat dikira warga RT 01 RW 06, Desa Ngemplak, Kalikotes, Klaten sebagai bom rakitan.
Polres Klaten akhirnya menangkap tersangka pelemparan petasan paku pada, Kamis (8/8/2019) siang.
TribunJakarta.com mengutip TribunSolo.com terkait dengan kasus tersebut.
Motif Asmara dan Cemburu
Pelaku merupakan warga desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah bernama Bambang Murdoko (41).
Bambang melakukan aksi teror tidak hanya sekali namun sebanyak tiga kali.
Motif pelaku melakukan pelemparan tersebut diduga cemburu.
Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi menjelaskan tersangka memiliki hubungan dekat dengan istri Sigit, yakni Rubiyem.
Karena cemburu, tersangka melakukan teror ke rumah mereka di Klaten.
"Tersangka melempar mercon dengan sasaran ke rumah korban sebanyak tiga kali," kata Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi saat jumpa pers di Mapolres Klaten, Kamis (8/8/2019) siang.
"Teror tersebut dilakukan sendirian dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario nomor polisi AD-2989-OQ," katanya.
Tersangka Bambang merasa dibuat tidak tenang oleh korban yakni Rubiyem yang menyuruh tersangka untuk kembali ke Klaten.
Namun setelah dituruti ternyata Rubiyem kembali ke suaminya.
Sedangkan Bambang sudah terlanjur tidak diterima oleh istri sahnya di Jakarta.
Sehingga timbul niat Bambang untuk membuat Rubiyem dan keluarga tidak tenang dengan cara melempar petasan.
Dari tangan tersangka, polisi berhasil mengamankan 1 Unit sepeda motor Honda Vario, warna putih nomor polisi AD 2989 OQ, beserta STNK dan anak kuncinya, 1 jaket Jean warna biru dan 1 buah korek gas warna biru.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga dusun Turen, desa Ngemplak pada Selasa (6/7/2019) pukul 2.00 WIB dikejutkan oleh suara ledakan keras.
Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela bergetar.
Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.
Mereka mengira ada bom rakitan yang meledak namun ternyata suara ledakan dari petasan yang sengaja di ledakkan di depan rumah salah satu warga Dukuh Turen, Rukiyem.
Saat ditemui Tribunsolo.com dikediamannya, dirinya membeberkan bahwa di rumahnya sudah 3 kali ini menjadi sasaran orang tidak bertanggung jawab
Polisi Sita Motor Pelaku

Pihak kepolisian menemukan sejumlah barang bukti setelah menangkap tersangka teror petasan yang meneror warga RT 01 RW 06, Desa Ngemplak, Kalikotes, Klaten.
"Dari tangan tersangka, kami berhasil mengamankan 1 Unit sepeda motor Honda Vario, warna putih nomor polisi AD 2989 OQ, beserta STNK dan anak kuncinya," kata Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi, Kamis (8/8/2019) siang.
"Selain itu ada 1 jaket Jeans warna biru dan 1 buah korek gas warna biru," katanya.
Sedangkan dari tangan korban, polisi berhasil menyita 5 buah mercon tabung ukuran diameter 4 cm panjang 17 cm, dan sejumlah paku usuk.
Ada juga 1 buah pipa paralon ukuran diameter 3,3 cm panjang 16 cm yang kedua ujungnya ditutup penutup warna biru dan dibalut isolasi transparan, 1 buah pipa paralon warna putih yang sudah terpotong menjadi 2.
"Dari korban kami juga menemukan sejumlah paku reng panjang 4 cm, obat mercon, bekas mercon yang meledak terdiri dari serpihan kertas, sumbu, sejumlah paku reng kayu," katanya.
Pelaku merupakan warga desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah bernama Bambang Murdoko (41).
Bambang melakukan aksi teror tidak hanya sekali namun sebanyak tiga kali.
Motif pelaku melakukan pelemparan tersebut diduga cemburu.
Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi menjelaskan tersangka memiliki hubungan dekat dengan istri Sigit, yakni Rubiyem.
Karena cemburu, tersangka melakukan teror ke rumah korban di Klaten.
"Tersangka melempar mercon dengan sasaran ke rumah korban sebanyak tiga kali," kata Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi.
"Teror tersebut dilakukan sendirian dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario nomor polisi AD-2989-OQ," katanya.
Tersangka Bambang merasa dibuat tidak tenang oleh korban yakni Rubiyem yang menyuruh tersangka untuk kembali ke Klaten.
Namun setelah dituruti ternyata Rubiyem kembali ke suaminya.
Sedangkan Bambang sudah terlanjur tidak diterima oleh istri sahnya di Jakarta.
Sehingga timbul niat Bambang untuk membuat Rubiyem dan keluarga tidak tenang dengan cara melempar petasan.
Penyelidikan Polisi
Kepolisian tengah menyelidiki kasus teror ledakan petasan di Dusun Turen, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Klaten.
Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Dicky Hermansyah kepada Tribunsolo.com.
"Kita belum ada tersangka tapi kami sudah mencurigai, kita tunggu laporan dari korban untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya Selasa (6/8/2019) siang.
"Sudah ada indikasi pelaku, kita sudah mengarah sesuai hasil interogasi yang kami lakukan kepada korban," katanya.
Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan tentang kasus tersebut.
Namun, pihak korban Tina Rukiyem yang tinggal di dusun Turen, desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes ini belum benar-benar melaporkan kemungkinan teror yang dialaminya selama ini.
Meskipun sudah 3 kali diteror petasan namun baru kali ini petasan meledak dan membuat warga berhamburan keluar rumah.
"Korban memang membuat laporan ke kepolisian," katanya.
"Tapi kami meminta kepada pihak RT untuk mau ikut menjaga wilayah tersebut," katanya.
Beberapa barang bukti yang berhasil diamankan yakni petasan 4 buah, paralon 1 dan beberapa paku payung.
Selama ini pemilik rumah, Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.
Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.
Warga Tiga Kali Kena Teror
Warga dusun Turen, desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes yakni Tina Rukiyem mengaku sudah tiga kali dirinya diteror oleh petasan.
"Ini sudah ketiga kalinya saya diteror," katanya Selasa (6/8/2019) siang.
"Yang pertama yang beberapa minggu ini," katanya.
Penemuan petasan yang pertama yakni pada tanggal 30 Juli 2019 dan tgl 3 agustus 2019.
"Saat pertama ini di depan rumah saya, satu kresek ada paku payungnya," katanya.
"Kalau kedua di dekat sumur, itu petasan yang menggunakan pipa paralon," katanya.
Namun, petasan yang langsung meledak sangat keras baru terjadi dini hari tadi, Selasa (6/7/2019) pukul 2.00 WIB.
Saat itu dirinya sudah mau kembali ke kamar untuk tidur.
Namun Tina mendengar ada suara motor yang disusul letusan petasan yang cukup keras hingga membuat tanah bergetar.
Bahkan para tetangga langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.
Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela bergetar.
Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.
"Kami mengiranya ada bom rakitan yang meledak tapi ternyata bukan," katanya.
Saat periksa, tetangga menemukan beberapa barang bukti yang berhasil diamankan.
Yakni petasan 4 buah, paralon 1 dan beberapa paku payung.
Selama ini pemilik rumah, Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.
Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.
Sementara itu seperti diberitakan sebelumnya, warga Dusun Turen, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB dikejutkan oleh suara ledakan keras.
Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela di rumah warga bergetar.
Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.
Mereka mengira ada bom rakitan yang meledak namun ternyata suara ledakan dari petasan yang sengaja diledakkan di depan rumah salah satu warga Dukuh Turen, Tina Rukiyem.
Warga Sempat Mengira Bom

Warga Dusun Turen, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Selasa (6/7/2019) pukul 02.00 WIB dikejutkan oleh suara ledakan keras.
Suara tersebut menyebabkan beberapa kaca dan jendela di rumah warga bergetar.
Warga langsung berhamburan keluar rumah saat itu juga.
Mereka mengira ada bom rakitan yang meledak namun ternyata suara ledakan dari petasan yang sengaja diledakkan di depan rumah salah satu warga Dukuh Turen, Tina Rukiyem.
Saat ditemui TribunSolo.com di kediamannya, ia mengatakan bahwa di rumahnya sudah 3 kali ini menjadi sasaran orang tidak bertanggung jawab.
"Ada 3 kali ini, dulu yang pertama itu pakai paku juga dan petasannya dimasukkan di dalam tas kresek," katanya.
"Yang kedua itu menggunakan paralon kecil yang diletakkan di dekat sumur, dulu sepertinya sempat dinyalakan tapi tidak meledak," tambah dia.
Tina sendiri tengah berada di kamar mandi saat kejadian berlangsung.
"Suami kan sedang tidak ada di rumah jadi saya cek sendiri, tetangga juga keluar semua," ujar Tina.
"Pas saya masuk kamar itu saya dengar suara motor lewat lalu ada ledakan tersebut," katanya.
• Pemadaman Listrik Massal, PLN dan Menteri BUMN Digugat Berikan Ganti Rugi Rp 40 Triliun di PN Jaksel
• Dituding Andre Rosiade Nikmati Fasilitas Reklamasi Saat Jadi Staf Ahok, Rian Ernest Kaget: Fitnah!
• Diduga Pengaruh Miras, Lamaran Pernikahan Berujung Maut Bermula dari Omongan hingga Pembacokan
• Terhalang Pagar Besi, Istri Mbah Moen Saksikan Pemakaman Sang Ulama Dari Kejauhan: Berderai Air Mata
• Aksi di Kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat, Ini yang Disuarakan Massa Komite Nasional Garda Nawacita
Setelah ledakan, dia langsung menghubungi Polsek Kalikotes.
"Polisi datang sekitar pukul 03.00 WIB dan langsung membawa barang bukti," ujar Tina.
Beberapa barang bukti yang berhasil diamankan yakni petasan 4 buah, 1 paralon, dan beberapa paku payung.
Selama ini Tina mengaku tidak memiliki dendam terhadap siapapun.
Dirinya juga tidak mencurigai pihak-pihak yang sengaja melakukan peledakan petasan di rumahnya selama ini.