Alasan Pedagang Kaki Lima Masih Berdagang di Trotoar Jalan Kawasan Tanah Abang

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) tampak berjualan di atas trotoar jalan antara kawasan Tanah Abang dan Jati Baru, Jakarta Pusat.

TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Suasana sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di atas trotoar jalan antara kawasan Tanah Abang dan Jati Baru, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) tampak berjualan di atas trotoar jalan antara kawasan Tanah Abang dan Jati Baru, Jakarta Pusat.

Lokasinya tepat berada di kolong jembatan penyeberangan multiguna (skybridge) Tanah Abang.

Padahal, hal tersebut telah dilarang oleh pihak Pemprov DKI Jakarta pada beberapa waktu lalu.

PKL, Tika Irawan (43), menyebut tak ada tempat lain selain di atas trotoar tersebut.

"Habis ya tidak ada tempat lagi. Skybridge penuh, adanya di sini," kata Tika, di dekat skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2019).

Menurutnya, berdagang di tempat tersebut kurang nyaman.

Ruang gerak pengunjung yang sempit membuat Tika khawatir mereka tak betah berlama-lama.

"Sebetulnya ya tidak nyaman. Tapi mau bagaimana? Saya berdoa saja supaya laris dagangan saya," tutur Tika.

Selaras dengan Tika, Leni (40), mengatakan berdagang di dekat kolong skybridge tak baik jika berlama-lama. Apalagi sampai bertahun-tahun.

"Terpaksa juga kami berdagang di sini. Kan, kami juga harus dagang, cari uang buat makan," ucap Leni, sebagai pedagang pakaian.

Ternyata, dengan adanya PKL di atas trotoar tersebut membuat Pejalan kaki merasa agak terganggu.

Seperti Fajar, pejalan kaki yang hendak berjalan menuju kawasan Jati Baru, Jakarta Pusat ini merasa ruang geraknya terganggu.

"Cukup mengganggu, sih. Sempit kalau saya jalan tadi," ucap Fajar, di tempat dan waktu yang sama.

Kendati demikian, Fajar merasa simpati dengan sejumlah PKL tersebut.

Sebab, lanjutnya, mereka harus mencari nafkah untuk keluarganya.

"Iya, kasihan juga kalau tujuannya mereka mencari uang. Saya berharap, semoga pemerintah lebih memerhatikan mereka," tukas Fajar.

Ditanya Sosok Menteri Muda di Kabinet Kerja Jilid II, Reaksi Spontan Jokowi Buat Pembawa Acara Kaget

Balai Besar POM DKI Sita 5 Dus Produk Kedaluwarsa dari Toko Kosmetik dan Obat Pasar Mester

BPTJ: Trotoar Bukan untuk Berjualan

Ketua Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, mengatakan trotoar di kawasan Jakarta harus dimanfaatkan pejalan kaki seutuhnya.

Sebab, kata Bambang, trotoar bukanlah wadah untuk berjualan.

"Trotoar itu bukan untuk berjualan. Tapi harus digunakan seutuhnya untuk pejalan kaki," kata Bambang, ada acara 'Jalan Hijau' di antara kawasan Terowongan Kendal dan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, kemarin, Senin (19/8/2019).

Kata Bambang, Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merevitalisasi trotoar di kawasan Jakarta, tak bertujuan untuk digunakan pedagang kaki lima.

"Kondisi trotoar yang sekarang ini, bisa digunakan oleh masyarakat untuk berjalan kaki," imbuh Bambang.

Sebabnya, jika tidak digunakan pejalan kaki, maka trotoar jalan bisa saja digunakan sebagai pangkalan ojek atau sebagainya.

"Oleh karena itu, sebelum nanti trotoar dipenuhi pedagang kali lima, pangkalan ojek, masyarakat diminta menggunakan fasilitas yang sudah dibangun," ucap Bambang.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved