Kontroversi Pin Emas DPRD DKI
Anggaran Pin Emas Anggota DPRD DKI Capai Rp1,3 Miliar, Staf Ahok Protes: Saya Tak Mengejar Kemewahan
Nantinya masing-masing anggota DPRD DKI Jakarta itu mendapatkan pin emas 24 karat seberat 5 gram dan 7 gram.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2019-2024 bakal mendapatkan pin emas 24 karat. Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp1,3 Miliar.
Nantinya masing-masing anggota DPRD DKI Jakarta itu mendapatkan pin emas 24 karat seberat 5 gram dan 7 gram.
Dilansir dari apbd.jakarta.go.id, anggaran pengadaan pin untuk anggota DPRD DKI memiliki total harga Rp1.332.351.130.
Anggaran Rp1,3 miliar itu dengan rincian 5 gram pin emas untuk 132 anggota DPRD DKI Jakarta dengan total harganya senilai Rp552.703.800.
Selanjutnya, terdapat pula 7 gram pin emas yang diperuntukkan 133 anggota DPRD DKI Jakarta dengan harga mencapai Rp779.647.330.
Emas yang dianggarkan untuk pin emas anggota DPRD DKI Jakarta yakni jenis 22 karat dengan harga sebesar Rp761.300 per gram.
• Ditanya Sosok Menteri Muda di Kabinet Kerja Jilid II, Reaksi Spontan Jokowi Buat Pembawa Acara Kaget
• Anak Jadi Korban Pembunuhan Sekeluarga di Banten, Tangis Sang Ayah: Namanya Juga Panggilan Allah
• Kisah Angga Jadi Pemulung hingga Dikira Meninggal, 2 Bulan Tak Pulang, Samsudin Nangis Minta Maaf

• Puan Maharani Berpeluang Jadi Ketua DPR RI, Intip Harta Kekayaannya & Besaran Gaji Menteri
• Sempat Dapat Penghasilan Fantatis, Roy Marten Bongkar Permintaan Aneh Fans: Mungkin Buat Didukunin
Sekretaris DPRD DKI Jakarta M Yuliadi membenarkan adanya pengadaan tersebut.
Pin emas tersebut nantinya digunakan sebagai tanda pengenal anggota dewan.
• Beda Rekrutmen PPPK & CPNS 2019 Termasuk Gaji PNS Diawal Tugas, Jangan Sampai Salah Pilih!
• TERPOPULER: Baru Saja Menikah dengan Roger Danuarta, Cut Meyriska Curhat Bilang Sakit: Nyerah Coy!
• Main Bareng di Istana, Intip Manisnya Perlakuan Jan Ethes ke Sedah Mirah
Menurutnya, anggaran tersebut telah disesuaikan dengan harga pasaran.
"Kita kasih 2 ada yang kecil dan gede. Yang gede untuk acara resmi yang kecil untuk acara biasa.
Pokoknya 23 sampai 24 karat. Per pin 5 gram. 1 gram sesuai harga pasaran saja," ujar Sekretaris DPRD DKI Jakarta M. Yuliadi dilansir dari Kompas.com.
Follow Juga:
Ima Mahdiah Menolak
Sosok Ima Mahdiah (27), Staf Ahok yang juga terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta untuk periode 2019-2024 memprotes anggaran pin emas yang mencapai Rp 1,3 Miliar.
Dilansir dari laman Twitter resmi @imadya yang dikonfirmasi TribunJakarta.com pada Selasa (20/8), staf Ahok itu menuturkan akan menggunakan pin emas tersebut hanya sekali saja saat pelantikan.
Ima Mahdiah meminta agar kedepannya anggaran pin emas tersebut perlu dievaluasi.
Menurutnya, seharusnya pin dengan bahan kuningan sudah cukup karena tak akan mengurangi esensi sebagai anggota dewan.
• Bocah 11 Tahun Tiap Hari Cari Kodok dan Ular, Kerap Kejang-kejang, Ini Kesaksian Ibunda
• Lidia Diduga Tewas Jadi Korban Jambret di Palembang, Firasat Suami: Saya Gelisah & Tak Tenang
• Glenn Fredly Resmi Nikahi Mutia Ayu, Adik Ungkap Persiapan Cuma 2 Bulan: Kita Butuh Dukungan Doa
"Saya pribadi sih cuma akan saya pakai sekali saja di pelantikan. Dan seharusnya hal ini kedepannya perlu dievaluasi.
Pin dengan bahan kuningan sudah cukup menurut saya. Tidak akan mengurangi esensi apapun sebagai anggota dewan," tulis @imadya.

Lebih lanjut, Ima Mahdiah berandai jika pin emas jutaan rupiah itu boleh dijual maka ia akan menjualnya dan hasil penjualannya untuk membantu orang di aplikasi Jangkau, aplikasi yang didirikan Ahok BTP untuk membantu masyarakat membutuhkan.
Selain itu, Staf Ahok itu akan mendorong agar tak ada anggaran yang sifatnya berlebihan seperti saat ini.
• Viral Gara-gara Dinyanyikan Gempi, Simak Lirik Lagu Honne - Location Unknown dan Cara Downloadnya
• Beda Ahok & Anies Baswedan Gelar Upacara 17 Agustus, BTP Sempat Pekikkan Merdeka 3 Kali
"Dan kalau boleh dijual, saya mau jual dan uangnya mending saya pakai untuk bantu orang/lansia di @IdJangkau
jelas lebih berfaedah.
Kedepannya nanti saya juga ingin dorong agar tidak ada anggaran yang sifatnya berlebihan seperti ini," tulis @imadya.

Meski demikian, jika memang pin emas tak boleh dijual, Ima Mahdiah mengungkapkan akan membalikkannya ke Sekretariat DPRD.
Ima Mahdiah semata-mata membalikkan pin emas itu karena ia tak mengejar kemewahan sebagai anggota DPRD.
"Ya kalau ternyata ga boleh dijual, saya mau balikin saja ke sekertariat DPRD. Saya jadi anggota DPRD bukan untuk mengejar kemewahan seperti itu," tulis @imadya.
• Sinopsis Drama India Ishq Subhan Allah Episode 36, Selasa 20 Agustus 2019 Pukul 15.00 WIB di ANTV
• Begini Reaksi Ahok BTP Dikabarkan Jadi Kandidat Kuat Wali Kota Surabaya: Masih Banyak yang Baik
• Intip Gaya Kece Puput saat Dampingi Ahok BTP, Memadupadankan Busana Dress dan Syal Batik
• Jadi Pengurus DPD PDI Perjuangan DKI, Ima Mahdiah Bakal Terapkan Pengalamannya Waktu Ikut Ahok
Punya 2 Cara Hindari Korupsi
Alumnus Universitas Paramadina itu tak bisa menjamin apa-apa selain ketaatannya pada konstitusi dan sumpahnya kelak usai dilantik sebagai wakil rakyat.
Namun, dia cukup percaya diri bisa menghalau peluang korupsi yang bisa saja terjadi di Kebon Sirih.
Ima punya dua kiat yang ia yakini sukses. "Satu kita enggak ikut main. Ya memang, kalau sekarang kita ngomong enak saja begini.
Cuma saya belajar dari Pak Ahok, Bapak bilang, 'ketika lu di dalam, taatnya pada konstitusi, lu disumpah dan digaji pakai uang rakyat, masa sih sudah dicukupin mau korupsi, masih mau mainin anggaran?'" kata Ima.
"Pak Ahok juga sering cerita, di DPR RI dulu ada beberapa teman yang main (anggaran), yang penting Pak Ahoknya enggak main. Yang penting semua yang kita dapat, kita laporin," imbuhnya.
Cara kedua, menurut Ima, ia akan melaporkan kepada pimpinan partai tempatnya bernaung apabila mencium gelagat mencurigakan tentang permainan anggaran di DPRD DKI.
"Kebetulan, Ketua DPRD DKI nanti dari PDI-P. Contoh, sekarang kan Pak Pras (Prasetio Edi Marsudi) Ketua (DPRD DKI Jakarta 2014-2019). Kadang ada berita soal anggaran saya suka kirim ke Pak Pras. Saya suka kasih tahu, ini enggak bagus gini-gini," ujar Ima.
"Ketika saya sudah di dalam, ya saya harus ngomong. Ada yang enggak benar saya pasti akan ngomong. Orang baik banyak, orang pintar banyak, tapi yang ngomong kebenaran enggak banyak," kata dia.
Ima mengaku, menjadi anggota dewan merupakan panggilan hatinya.
Hal itu yang membuatnya yakin tak akan melanggar sumpah jabatan dengan melakukan praktik tercemar itu.
"Saat disumpah untuk jadi anggota DPRD, kami harus patuh konstitusi. Tapi juga tidak mengesampingkan partai," ujar Ima.
"Saya belum bisa judge dulu DPRD yang sekarang seperti apa, kan saya tidak di dalam. Ketika saya sudah dilantik, saya akan lakukan program partai yang sudah diperintah Bu Megawati dan saya sudah disumpah untuk menghormati konstitusi," kata dia.
Ima Mahdiah merupakan anggota DPRD terpili pendatang baru di DPRD DKI. Ia meraup 30.591 suara di daerah pemilihan (Dapil) 10 Jakarta Barat pada pemilu lalu. (TribunJakarta/Kompas)