Rusuh di Papua

Kondisi di Manokwari dan Sorong Sudah Kondusif, Operasional Pelabuhan Kembali Normal

Kondisi terkini di Manokwari dan Sorong di Papua Barat serta wilayah Papua lainnya sudah berangsur kondusif, Selasa (20/8/2019).

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
Kompas.com/Budi Setiawan
Aparat TNI AD sedang membersihkan pecahan kaca yang masih berserakan di ruas Jalan Yos Sudraso, pasca-kerusuhan di Manokwari, Selasa (20/8/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Operasional pelabuhan di wilayah Papua dan Papua Barat pada Selasa (20/9/2019) dilaporkan telah kembali normal pasca unjuk rasa yang terjadi kemarin (19/8/2019).

"Tiga pelabuhan diantaranya Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Manokwari telah kembali melayani aktivitas kepelabuhanan sejak dini hari tadi," ujar Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Menurutnya, ketiga pelabuhan tersebut dalam keadaan aman dan terkendali namun kegiatan kepelabuhanan sempat terhenti akibat adanya aksi unjuk rasa di Manokwari.

Adapun dini hari tadi, Pelabuhan Jayapura telah melayani bongkar muat kapal KM Ciremai yang dioperatori oleh PT Pelni dengan rute Jayapura menuju Pelabuhan Biak.

"Begitu juga dengan Pelabuhan Manokwari, satu kapal KM. Gunung Dempo tadi pagi sudah sandar dan melakukan kegiatan bongkar muat. Suasana berlangsung kondusif," tutur Ahmad.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad menyampaikan apresiasi kepada para petugas keamanan dalam hal ini Kepolisian dan masyarakat setempat yang menjaga pelabuhan mengingat pelabuhan merupakan objek vital nasional yang harus steril dari kegiatan unjuk rasa sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional.

"Selain itu, berdasarkan Surat Edaran dengan nomor UM.003/38/19/DJPL-17 tertanggal 15 Mei 2017 tentang Peningkatan Pengawasan dan Penjagaan Dalam Rangka Pengamanan Objek Vital Nasional di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, keamanan di Pelabuhan berhasil dijaga dan untuk itu kami mengapresiasi suasana kondusif yang terjadi selama unjuk rasa kemarin," tutur Ahmad.

Sudah Kondusif

Kondisi terkini di Manokwari dan Sorong di Papua Barat serta wilayah Papua lainnya sudah berangsur kondusif, Selasa (20/8/2019).

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, aparat keamanan dari Polri dan TNI sudah bisa mengendalikan kondisi pasca kerusuhan di Manokwari, Senin (19/8/2019) kemarin.

"Sudah kondusif. Sudah dikendalikan oleh aparat Polri dan TNI," ujar mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini kepada Tribunnews.com melalui pesan Whatsaap, Selasa (20/9/2019).

Jenderal Bintang Satu ini menuturkan kondisi di Manokwari dan Sorong berangsur membaik.

Hal itu ditunjukkan, dengan mulai berjalannya aktivitas masyarakat.

"Sudah berhasil dikendalikan," jelas Dedi Prasetyo.

Sebelumnya Dedi Prasetyo juga mengatakan kepolisian telah menambah kekuatan dengan tujuan memastikan situasi serta kondisi di lapangan berjalan dengan aman dan tertib.

Adapun tambahan tersebut berupa 4 satuan setingkat kompi (SSK).

"Tambahan kekuatan sudah ada TNI-Polri 4 SSK dari Polda Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Maluku. Semuanya sudah menempati posisi masing-masing, dan yang terpenting kehadiran anggota di sana memastikan situasi berjalan aman dan tertib," kata dia.

Sementara itu, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu juga memastikan situasi kondusif juga telah terlihat di wilayah Jayapura.

Jenderal bintang satu itu menuturkan aksi mahasiswa yang beriringan menggunakan kendaraan roda dua di kantor Gubernur setempat diterima dengan baik dan berakhir damai, Senin (19/8) malam.

"Untuk situasi kamtibmas sampai siang ini atau sore hari Waktu Indonesia Timur (WIT) untuk Jayapura, Papua alhamdulillah situasinya sangat kondusif," katanya.

"Kemarin masyarakat menyampaikan aspirasinya dengan motornya rekan-rekan mahasiswa di depan kantor Gubernur diterima dengan baik dan kegiatan kemarin berakhir pukul 20.00, berakhir dengan sangat damai. Untuk Jayapura kegiatan masyarakat sangat normal semua berjalan dengan baik," tuturnya.

Pesan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau kepada masyarakat yang ada di Papua dan Papua Barat untuk mengedepankan sikap memaafkan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi menyusul adanya kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat, yang disebabkan aksi protes massa atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.

"Pace, mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang paling baik adalah saling memaafkan. Emosi itu boleh tapi memaafkan itu lebih baik, Sabar juga lebih baik," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/9/2019).

Jokowi pun memastikan pemerintah pusat akan terus memberikan perhatian kepada warga di tanah Bumi Cendrawasih dalam menciptakan kesejahteraan seluruh masyarakat.

"Yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan pace, mace, mama-mama yang ada di Papua dan Papua Barat," tutur Jokowi.

Gubernur Jawa Timur Sampaikan Maaf

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menyampaikan permintaan maaf kepada warga Papua melalu saluran telepon dengan Gubernur Papua.

Situasi di Manokwari dan juga di Papua dan Papua Barat pada umumnya diharapkan bisa terkendali dan kondusif.

Khofifah telah menelepon Gubernur Papua untuk meminta maaf terkait kejadian di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, yang memicu kerusuhan di Manokwari. Kerusuhan di Manokwari ini berujung pada pembakaran gedung DPRD Papua Barat, Senin (19/8/2019).

"Kami telepon Gubernur Papua, mohon maaf. Sama sekali itu bukan suara Jatim. Harus bedakan letupan bersifat personal dengan apa yang menjadi komiten Jatim," kata Khofifah dalam jumpa pers bersama Kapolri Jenderal TNI Tito Karnavian sebagaimana ditayangkan di Kompas TV, Senin.

Di tempat terpisah, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, juga menyampaikan aspirasi dari para pendemo yang meminta Gubernur Jawa Timur untuk memfasilitasi tuntutan para pendemo.

Curahan Hati Sang Ibu Soal Kebiasaan Tak Biasa Anaknya Gigit Kodok & Ular, Begini Kesaksian Tetangga

Ibu Ibukota Awards 2019 Jadi Ajang Apresiasi Perempuan Penjaga Marwah Jakarta

Tingkat Polusi di Tangerang Berbahaya Bagi Tumbuhan, Bagaimana untuk Manusia dan Hewan?

Makanan Hadiah Lomba Tujuh Belasan Diduga Jadi Penyebab Keracunan Siswa di Bekasi

Bocah Cianjur Kerap Tarik & Gigit Hewan Tetangga Sampai Mati, Sang Ibu: Saya Hanya Bisa Minta Maaf

Mohamad Lakotani yang ikut dalam mediasi dengan pendemo menyampaikan, para pendemo menuntut ada permintaan maaf terhadap perlakuan mahasiswa Papua dari sejumlah oknum di Jawa Timur yang disebut mereka rasis.

"Jadi memang pemicunya adalah adanya statement dari sejumlah oknum di Surabaya dan Malang," kata Lakotani.

Para pendemo menganggap, apa yang terjadi di Surabaya dan Malang tidak bisa mereka terima karena bersifat rasis.

Lakotani sudah menyampaikan tuntutan para pendemo tersebut kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

"Setelah pertemuan itu saya sudah mengomunikasikan apa yag menjadi tuntutan para pendemo dengan Ibu Gubernur Jawa Timur, dan meminta Ibu Gubernur untuk menindaklanjuti sejumlah tuntutan itu," kata Lakotani.

"Pada prinsipnya Ibu Gubernur setuju, yang penting bagaimana situasinya bisa dikendalikan," lanjut Lakotani. (*) (Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved