Banting Tulang Sri Bantu Suami Cari Nafkah, Ngamen Ditemani Balita dan Tentang Rasa Khawatirnya
Sri berkeliling sambil mendorong anaknya yang berada di dalam kereta dorong bayi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Pasalnya, majikannya tempat ia bekerja kasar.
"Saya kerja di sana malah trauma. Berkali-kali pindah majikan. Dikasarin, enggak betah minta dipulangin," kata perempuan asal Surabaya itu.
Dua Anaknya Tak Kunjung Beri Kabar Usai Gempa Lombok 2018
Dua anak Sri, yang masih usia 18 tahun, pergi mencari kerja di Pulau Lombok.
Semenjak gempa di Lombok yang terjadi pada 2018 silam, kedua anaknya tak pernah memberikan kabar.
"Anak saya semenjak gempa di Lombok tidak pernah lagi ada beritanya. Biasanya suka telepon," ungkapnya.
Sri berkeinginan untuk mencari tahu keberadaan mereka.
Namun ia terkendala untuk mencari tahu keberadaannya.
"Mau nulis surat tapi enggak bisa. Makanya nanti akan saya cari tahu keberadaannya," bebernya.
Sebenarnya, ujar Sri, ia nekat menjadi pengamen keliling sambil mendorong anaknya di kereta bayi.
Sebab, kebutuhan hidupnya jauh lebih mendesak.
Rencananya, uang yang dikumpulkannya dari hasil mengamen itu juga akan dibuat usaha baru.
"Saya ngamen begini buat nyari modal usaha. Kalau kekumpul bisa jual baju atau dagang mainan anak-anak kelak," ujarnya.