Dikenal Baik di Lingkungan Setempat, Terkuak Nama Asli Siska Sarangheo Si Waria Residivis Ngetop
Tak ada warga yang curiga, Siska Sarangheo melakukan pembunuhan terhadap pemilik Ipung Salon.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Siska Sarangheo waria terkenal di Lubuklinggau, diamankan polisi Senin (26/8/2019) malam.
Siska diduga melakukan pembunuhan secara sadis terhadap Muhammad Efendi (58) alias Ipung.
Ipung sebelumnya ditemukan telah tewas di rumahnya dengan kondisi tragis, pada Jumat (23/8/2019) lalu.
Ipung ditemukan tewas dengan banyak luka tusukkan di tubuhnya.
Sejak peristiwa itu, Satreskrim Polres Lubuklinggau melakukan penyidikkan untuk mencari titik terang siapa pembunuh pengusaha salon itu.
• Ketua RT di Jatinegara Kaum Gagalkan Aksi Empat Maling Motor Bersenjata Tajam
• Dibunuh Istri Muda Karena Utang Piutang, Faridz Sebut Pupung Punya Rumah Mewah & Harta Miliaran
Senin malam lalu tim Buser Polres Lubuklinggau dan Unit Reskrim Polsek Lubuklinggau Barat di wilayah Tanjung Aman, Kecamatan Lubuklinggau Barat I menangkap Siska.
Mengutip TribunSumsel.com, ternyata Siska merupakan warga Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.
Di Kota Lubuklinggau, Siska Sarangheo alias Apriyanto ini diketahui tinggal menumpang.
Ia menumoang di depan wisma yang dihuni oleh Mun (47) dan suaminya di jalan Garuda Hitam, RT 02, Kelurahan Pasar Pemiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II.
"Aslinya Empat Lawang di Linggau ini merantau dan tidak punya tempat tinggal," kata Ari salah satu tukang ojek.
Warga setempat tidak mengetehui pasti pekerjaan tetap Siska.
Selama ini warga hanya mengetahui jika Siska seorang waria yang selalu pulang pagi dan sore pergi lagi.
"Pukul 06.00 WIB datang langsung tidur sampai pukul 15.00 WIB, kalau pagar yang nunggu rumah belum buka, kadang numpang tidur di warung Wak Abeng depan pinggir jalan ini," ungkap Aris.
Setelah bangun tidur Siska kemudian menumpang mandi di wisma tersebut.
Setelah itu ia berhias dan berganti pakaian lalu pergi lagi begitulah seterusnya.
• Putranya Minta Maaf, Rusmini Ibu yang Kepalanya Diinjak Meneteskan Air Mata Sebelum Meninggal
• Cinta Bersemi di Medsos, Bule Austria Terpikat Jadi Istri Petugas PPSU Berkat Kerja Keras Awan
"Dia tinggal di tempat ini sehabis keluar penjara, karena tidak punya tempat rumah tempat tinggal jadi ia bebas kemana saja," ujar Aris.
Selama ini Siska dikenal baik di lingkungan setempat, bahkan warga setempat tidak pernah menaruh curiga, karena tidak ada gelagat Siska adalah pelaku pembunuhan.
"Selama ini orangnya baik, tidak pernah cerita-cerita kalau dia ada dendam dan mau membunuh," paparnya.
Bahkan setelah kejadian Aris sempat bertemu Siska di warung Wak Abeng, saat itu ia menanyakan apakah terlibat dalam pembunuhan Ipung atau tidak.
"Sempat saya tanya waktu kejadian Ipung itu, saya perlihatkan foto Ipung dibunuh, malah dia bilang iii ngeri. Terus aku bilang, jangan ngeri -ngeri gek kau terlibat, tidak nian kak," ujarnya menirukan Ucapan Siska.
Sementara Mun penuggu Wisma menuturkan, tidak menyangka dan tidak curiga sama sekali bahwa Siska adalah pelaku pembunuhan, karena selama ini mereka mengenal siska sebagai orang baik.
"Selama ini sering komunikasi orangnya baik, memang jarang bertemu karena pagi dia pulang tidur dan sore dandan pergi lagi. orangnya mandi bersih bajunya dijemurnya," ujarnya.
Ia mengaku mempersilakan Siska tinggal di depan wismanya dan tidak mengusirnya, karena ia kasihan dengan Siska yang tidak mempunyai rumah tempat tinggal.
"Karena tidak mengganggu kami biarkan bae, karena kalau ada jemuran ketika kami tidak ada kadang diangkatnya, orangnya bersih juga rajin mandi," ujarnya.
• Dapat Karangan Bunga dari Wendy Cagur Karena Tak Bayar Utang, Ayu Ting Ting: Gila Sih Ini Kacau
Kronologi Kematian
Ipung tewas tragis di rumahnya Jl Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur.
Pembunuhan sadis ini membuat warga Lubuklinggau heboh.
Saat ditemukan Ia mengenakan kaos oblong warna putih dengan kondisi perut penuh luka, ada batu besar disamping kepalanya.
Berdasarkan informasi dihimpun kejadian bermula saat Yeni dan Leni pegawai salonnya datang untuk bekerja seperti biasa.
Setiba di rumah Ipung keduanya terkejut melihat rumah Ipung masih dalam keadaan terkunci.
Karena curiga akhirnya Yeni memanggil Panji tukang tambal di depan rumah Ipung.
Kemudian Panji memanggil tetangga Erwin lalu mereka berempat mencoba masuk ke dalam rumah bersama Yeni dan Leni.
Saat mereka mencoba membuka pintu rolling door rupanya pintu rolling door sudah dalam keadaan tidak terkunci.
Seketika itu mereka langsung masuk ke dalam rumah.
• Ekspresi Melongo Nia Ramadhani Dengar Pengakuan Harga Marmer Rumah Nikita Mirzani Rp700 Juta
"Ternyata ketika dibuka memang pintu roling door sudah tidak terkunci dan sudah terbuka, kami masuk Yeni ke atas saya ke belakang. Ketemunya dibelakang," ungkapnya pada Tribunsumsel.com.
Setelah itu Panji langsung memanggil Yeni yang tengah berada di atas.
Kemudian mereka langsung memberitahu warga lainnya melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Panji mengaku bertemu terakhir dengan Ipung sekitar pukul 19.00 WIB, saat ia ingin menutup usaha tambal miliknya.
Saat itu ia melihat Ipung bersama temannya sedang dalam salon.
"Jam 09.00 WIB biasanya sudah buka, biasanya pagi dia sudah kepasar, kemudian tadi heran akhirnya kami manggil Panji," Timpal Yeni.
Kecurigaan itu bermula kata Yeni, karena selama ini rumahnya selalu rapi, semua rumahnya tidak ada tidak terkunci, saat datang mereka melihat pintu rumahnya masih terbuka.
"Saya lihat ada jendela tebuka itulah saya curiga karena biasanya memang dia (Ipung) orangnya rapi, kalau pergi biasanya rumahnya terkunci," tambahnya.
Banyak masyarakat yang bertanya-tanya apa motif pembunuh Ipung.
Kepergian Ipung secara mengenaskan tidak disangka oleh para keluarganya.
Bahkan mereka tidak menyangka sama sekali kalau Ipung akan mengalami nasib tragis.
"Tidak menyangka sama sekali pak, karena setahu kami dia (Ipung) tidak ada musuh sama sekali," ungkap Anton keponakan Ipung di Rumah Sakit dr Sobirin.
• Operasi Miras, Satpol PP Kota Depok Amankan 1.500 Botol dari Empat Toko
• BMKG Prediksi Kondisi Cuaca di Jakarta Cerah Berawan, Rabu (28/8/2019)
Anton mengaku, dulu ia pernah mendengar pamannya itu ribut dengan temannya.
Namun ternyata mereka masih bersaudara dan itu sudah lama sekali.
"Itu sudah lama sekali, habis itu kami tidak pernah lagi mendengar kalau dia (Ipung) ribut-ribut dengan temannya atau sesama mereka yang punya usaha salon," ujarnya.
Anton mendapat kabar pamannya itu meninggal dunia sekira pukul 10.00 WIB dari kakaknya.
Ketika mendapat kabar itu ia langsung meluncur menuju rumah korban.
"Ketika datang, polisi sudah ramai, saya membantu polisi mengemas barang-barangnya, cincin, gelang semuanya masih utuh.
Termasuk uangnya masih utuh. Tapi bukan Rp15 juta melaikan hanya Rp 13,1 Juta," paparnya.
Namun yang hilang yakni kunci rumah, biasanya pamannya itu selalu rapi, kunci rumah dan seluruh kunci lemari selalu digabung dalam satu gantungan.
Usai kejadian itu mereka telah mencari-carinya kemana-mana, namun, tidak ketemu.
"Termasuk kami dapat informasi dari temannya kalau dua hari lalu mereka bertemu, ternyata Hp (Ipung) ada tiga, tadi kami cari yang ketemu hanya satu, duanya mungkin hilang," tambahnya.
Ia membenarkan jika pamannya itu pernah menikah mereka dikaruniai dua orang anak, satu perempuan bekerja di Prabumulih, satu laki-laki bekerja di Bengkulu.
"Sedangkan istrinya di Palembang punya usaha jahit," ujarnya.
(Sumber: TribunJakarta/TribunSumsel)