Alasan Tukang Galon Daftar Bacalon Wali Kota Tangerang dari PDIP, Ada Keresahan
Pengusaha air galon isi ulang, Yusrianto (36) bukan tanpa alasan, maju ke gelanggang politik Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG UTARA - Pengusaha air galon isi ulang, Yusrianto (36) bukan tanpa alasan, maju ke gelanggang politik Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020.
Ia memiliki tekad yang kuat untuk mengubah nasib kelas bawah.
Lahir dari rahim pergerakan, aktivis senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu paham betul tentang derita masyarakat kelas menengah ke bawah.
Terlebih lima tahun belakangan, saat ia memulai usaha air minum galonan, Yusrianyo sering mendengarkan keluh kesah pelanggannya.
Keresahan terhadap harga bahan pokok yang naik, urusan pendidikan, biaya kesehatan, semua itu didengarnya dengan baik.
• LIVE STREAMING Liga Champions di SCTV Malam Ini, Inter Vs Praha & Dortmund Vs Barcelona
• 5 Fakta Penampakan Pocong di Tangerang, Bukan Pertama Kali Hingga Imbauan MUI
• Terungkap Fakta Kecelakaan Maut Bus Rosalia Indah di Lampung, Sopir Melompat saat Bus Mau Terguling
• Klasemen dan Jadwal Liga 1 Pekan 19: Persib Hadapi Kutukan, Persija Kedatangan Tamu Kuat
Telinga Yusrianto sudah terasah untuk tidak sekadar mendengar, melainkan untuk direnungkan.
Renungan itu yang membuatnya mantap untuk maju menjadi cawalkot dan bermimpi menyejahterakan masyarakat.
Bagai gayung bersambut, partai favoritnya, PDIP sedang membuka pendaftaran cawalkot, ia pun mendaftar dengan keyakinan penuh.
"Dengan profesi saya sebagai tukang galon saya banyak menemui masyarakat dari berbagai kelas, dari kelas paling atas sampai paling bawah," ujar Yusrianto di kantor dewan pimpinan cabang (DPC) PDIP Tangsel, di kawasan Ruko Venice, Serpong Utara, Selasa (17/9/2019).
"Kebanyakan konsumen saya adalah kelas paling bawah, sering banget bercerita tentang kekurangan kehidupan mereka, keprihatinan mereka, kesedihan mereka, dan itu menjadi perenungan saya untuk berpikir bagaimana supaya kehidupan mereka menjadi lebih baik," sambungnya
Dari renungan itu, Yusrianto sedang menggodok visi misinya.
Bukan visi misi instan yang ia tawarkan, melainkan hasil diskusi dan kajuan demi lima tahun Tangsel yang lebih baik ke depannya.
"Visi misi sedang disusun tim, yang pasti banyak diskusi karena visi misi ini menyangkut visi lima tahun jadi tidak bisa dibuat semalam saja," jelasnya.
"Tapi garis besarnya, visi saya adalah tetap pada kesejahteraan masyarakat. Yang nanti akan saya perhatikan adalah persoalan ekonomi, pendidikn dan mungkin juga persoalan kebudayaan di tingkat lokal," tandas Yusrianto.