Pasang Surut Toko Kue Weiner Zaman Belanda di Senen: Pengaruh Runtuhnya Orde Baru dan Kompetitor
Toko kue legendaris Maison Weiner yang berada di Senen, Jakarta Pusat, seakan tak habis dimakan usia.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Toko kue legendaris Maison Weiner yang berada di Senen, Jakarta Pusat, seakan tak habis dimakan usia.
Meski penerusnya berganti hingga generasi ketiga, toko kue ini masih berdiri menyajikan aneka kue khas Belanda tempo dulu.
Sebut saja kue ontbijtkoek, amandelbrood, sosisbrood, soes horen hingga marmer cake.

Suasana tempo dulu ditambah kekhasan rasa kue dan rotinya, menjadi daya tarik pengunjung hingga mampu bertahan sampai detik ini.
Namun, bukan berarti perjalanan toko ini tak melalui aral melintang dan terjangan badai.
Dari masa keemasan hingga kemerosotan pernah dialaminya.
Heru Laksana (65), pemilik toko tersebut yang merupakan generasi ketiga, mengatakan sebelum tahun 80-an, toko ini sempat populer di kalangan masyarakat.
Namun, toko kue Weiner mulai tersaingi sejak menjamurnya toko-toko roti di Jalan Gadjah Mada di era 80-an hingga 90-an.
Sebut saja, Roti Lauw dan Tan Ek Tjoan yang mulai muncul, disusul Holland Bakery, New Zealand Bakery, Gandy Bakery hingga Suisse Bakery.
Melihat banyaknya kompetitor, keluarganya pun tak semata menjual kue.

Namun, juga mengikuti tren dengan berjualan aneka roti.
"Toko Weiner kemudian ikut bikin roti juga karena pada masa itu lagi booming," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (21/9/2019).
Sejak itu, konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli aneka roti dan kue.
Tak semata membeli di toko kue Weiner Maison saja.