Orangtua Siswa Tulis Surat Izin Tak Masuk Sekolah untuk Anaknya, Alasannya Unik dan Tak Lazim

Beredar di aplikasi WhatsApp sebuah surat permohonan izin tidak masuk sekolah yang ditulis oleh orangtua siswa, alasannya tak lazim.

Penulis: Muji Lestari | Editor: Muhammad Zulfikar
Tangkapan Layar Suryamalang
SURAT IZIN NONTON KARNAVAL - Surat izin yang ditulis Subeki, orangtua dari seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Salafiyah Syafi'iyah Bandung II, Desa Bandung Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari

TRIBUNJAKARTA.COM - Viral di media sosial, sebuah surat permohonan izin tidak masuk sekolah dengan alasan yang tak lazim.

Kabar tersebut beredar melalui aplikasi WhatsApp, Sabtu (21/9/2019).

Beredar di aplikasi WhatsApp sebuah foto surat permohonan izin tidak masuk sekolah yang ditulis oleh orangtua siswa.

Dalam surat tertulis, orangtua siswa memohon izin kepada pihak sekolah bahwa anaknya tidak bisa bersekolah lantaran ingin menonton karnaval.

Surat tersebut ditulis Subekti, orangtua dari seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi'iyah (MISS) Bandung II, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Jombang.

Hitungan ke-10 Gerbang Kompleks Gubernur Jawa Tengah Dijebol Mahasiswa

Surat tulis tangan itu viral dan menjadi perbincangan lantaran isinya tergolong tak biasa, dan cenderung unik.

Diketahui surat permohonan izin itu ditujukan kepada guru walikelas tiga di MISS Bandung II

Pada awal surat seperti tanggal, perihal, alamat surat serta pembuka surat, tidak terlihat ada yang ganjil.

Pada pembuka surat juga dituliskan nama murid dan kelas yang bersangkutan.

Namun, saat menuliskan alasan izin tidak masuk sekolah, ada kalimat tidak lazim.

Dalam surat pemberitahuan alasan tidak masuk sekolah, di situ tertulis, "Tidak bisa mengikuti pelajaran seperti biasanya dikarenakan 'Nangis Berok-berok Jalok Nontok Karnafal' (Menangis keras minta nonton karnaval)".

Kata-kata dalam surat itu juga diikuti dengan pertanyaan bernada sindiran kepada penyelenggara karnaval budaya.

Penulis surat itu menganggap pelaksanaan pawai budaya, diselenggarakan di waktu yang tidak tepat.

Pada Sabtu pagi itu, Pemkab Jombang memang menggelar pawai budaya dengan start di alun-alun Jombang.

Pawai itu melintasi jalan Jalan wahid Hasyim dan finish di bundaran Ringin Contong.

Personel Polri yang Mengamankan Aksi Unjuk Rasa di DPR Tidak Dibekali Senjata Api

Pawai dimulai pukul 08.00 WIB.

Melalui surat itu ia juga mengungkapkan keluhannya kepada Bupati Jombang, soal penyelenggaraan karnaval.

"Piye Bu Mundjidah iki? Ngadakno karnafal kok bareng arek sekolah, wayahe lak yo mari dhuhur koyok biasae, ngeten niki sing salah sopo? (Bagaimana Bu Mundjidah (Bupati Jombang) ini? Mengadakan karnaval kok bersamaan jam anak sekolah, mestinya kan habis dhuhur seperti biasanya, kalau seperti ini siapa yang salah?)" demikian isi surat tersebut.

Surat itu ditutup dengan kalimat, "Bapak/Ibu Guru Mohon Maklum Nggeh..??"

Di bagian akhir, ada tanda tangan, dan kemudian nama lengkap orang tua siswa, bernama Subeki.

Pihak MISS Bandung II membenarkan adanya surat yang dikirimkan salah satu orang tua murid, dan beredar di medsos, khususnya aplikasi Whatsapp, Sabtu lalu.

Hal itu diungkap seorang guru MISS Bandung II, Khoirul Muanam.

"Memang benar di sekolah kami, sekolah yang putri," kata Muanam dikutip TribunJakarta dari SuryaMalang, Selasa (24/9/2019).

Dijelaskan, surat tersebut sebenarnya hanya tersebar di kalangan guru melalui grup internal sekolah.

Namun tanpa diduga, surat itu tersebar keluar dan menjadi viral.

Antisipasi Membludaknya Demonstran, Petugas Keamanan di Stasiun Palmerah Dikerahkan

Pada Sabtu, lanjut Khoirul Muanam, ada sejumlah siswa yang tidak masuk sekolah.

Namun, dia tidak bisa memastikan alasan dari murid lainnya yang tidak masuk sekolah.

Pada hari itu, sekolah tetap masuk seperti biasanya meski pada saat bersamaan ada kegiatan pawai atau karnaval budaya di Kota Jombang.

"Sabtu tidak libur, sekolah tetap masuk," kata Muanam.

Subeki, yang menulis surat permohonan izin bagi putrinya, juga mengakui surat yang beredar luas melalui Whatsapp itu ditulis olehnya.

Ribuan Mahasiswa Trisakti akan Long March ke Gedung DPR RI Siang Ini

Ia menjelaskan, saat itu anaknya sejak pagi menangis menolak untuk sekolah.

Anaknya yang duduk di kelas 3 MISS itu merengek, meminta untuk menonton karnaval atau pawai budaya yang digelar di Kota Jombang.

"Setelah sarapan, mau saya mandikan anak saya menolak. Ngotot terus minta nonton karnaval. Terus berontak, saya nasihati sekolah lebih penting dari karnaval. Tapi dia tetap minta nonton karnaval," tutur Subeki.

Karena anaknya demikian ngotot ingin menonton karnaval, Subeki akhirnya mengalah.

Subeki pun akhirnya menulis surat izin agar anaknya bisa menonton karnaval.

Surat itu, beber Subeki, dia tujukan kepada wali kelas 3 di sekolah tempat anaknya belajar.

Dia mengaku kaget karena surat yang ditulisnya beredar keluar dan menjadi viral.

(Sumber TribunJakarta/SuryaMalang)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved