2 Mahasiswa Kendari Tewas, Jokowi Ucap Belasungkawa & Langsung Perintahkan Kapolri Lakukan Ini
Dua mahasiswa meninggal dunia dalam aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019).
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Suharno
Presiden ketujuh itu juga berharap apa yang diperjuangan Muhammad Yusuf Kardawi dan Immawan Randy dikabulkan Tuhan.
"Mudah-mudahan, apa yang ingin diperjuangkan ananda untuk kebaikan bangsa ini dikabulkan oleh Allah SWT dan mereka mendapatkan tempat yang paling mulia di sisiNya," tulis Jokowi.
Tak cuma ucapan belangsungkawa, Jokowi juga langsung memerintahkan Kapolri Tito Karnavian untuk melakukan investigasi terkait kasus gugurnya dua mahasiswa itu.
"Saya telah menerima laporan dari Kapolri mengenai penyebab meninggalnya ananda Randi dan Yusuf. Dan saya telah minta Kapolri untuk melakukan investigasi serta memeriksa seluruh jajarannya," tulis Jokowi.
• Muntah Darah Dianiaya Ayah Tiri, Balita 14 Bulan di Sumsel Trauma hingga Begini Saat Didekati Pria
Jokowi berjanji apabila ditemukan pelanggaran dalam kasus tersebut, maka pelakunya akan mendapatkan sanksi.
"Dan, jika ada unsur pelanggaran prosedur dalam kejadian ini, pelakunya harus mendapat sanksi," tulis Jokowi.
Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari Tewas karena Luka Tembak di Dada, Polisi Ungkap Ini
Immawan Randy, mahasiswa Universitas Halu Oleo ( UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas karena luka tembak di dada saat demo di gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019).
"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam. Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata dokter Yudi Ashari yang menangani korban di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, Kamis malam.
Yudi mengatakan, untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil otopsi.
Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, dalam pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sultra, pihaknya membekali anggota dengan tameng, tongkat, water canon dan gas air mata.
"Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini. Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari," kata Harry kepada sejumlah awak media di sekitar gedung DPRD Sultra.
Saat Amankan Demo Dalam aksi demo berujung rusuh itu, ada 15 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.