Pengamat Khawatir Tak Ada yang Kritis Lagi, Dahnil Anzar Ngotot: Kita Kasih Tahu Pelan-pelan

Kemudian di tengah permasalahan tersebut, publik justru disuguhkan dengan pertemuan Jokowi dengan dua tokoh besar tersebut.

Editor: Kurniawati Hasjanah
ISTIMEWA
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). 

TRIBUNJAKARTA.COM -- Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, jika Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono masuk ke Kabinet Jokowi-Maruf, maka tidak ada yang kritis lagi terhadap pemerintah.

Namun, juru bicara Prabowo Subianto yakni Dahnil Anzar menegaskan kalau dirinya akan tetap kritis terhadap pemerintah.

Tentunya, hal itu diragukan oleh Hendri Satrio, jika Prabowo Subianto sudah masuk ke pemerintahan.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Talk Show tvOne Senin (14/10/2019), Hendri Satrio mengatakan, jika dilihat dari pandangan positif, pertemuan Jokowi dengan Prabowo Subianto dan SBY ini tampak mencair dan akrab.

"Kelihatannya masalah bangsa ini nggak ada, jadi mereka itu santai sekali, setelah pertemuan pun bicaranya selalu tentang bangsa," kata dia.

Namun, jika dilihat dari pandangan kritis, perlu dipertanyakan ada pembagian kekuasaan apa dalam pertemuan tersebut.

"Saya perlu menyampaikan pandangan kritis, karena sampai hari ini para elite kita ini maunya apa, mereka sedang mempertontonkan apa kepada kita, apakah memang ini awal dari persiapan untuk bagi-bagi kekuasaan atau apa?," ungkapnya.

Sebab yang jadi permasalahan saat ini, kata dia, kita tidak bisa tutup mata dengan apa yang terjadi pada masyarakat saat ini.

"Apakah dikesampingkan misalnya Perppu KPK yang belum selesai, atau hal lain yang terjadi di Wamena, kemudian ada beberapa yang meninggal kemarin karena demo, penusukan Pak Wiranto," jelasnya.

Kemudian di tengah permasalahan tersebut, publik justru disuguhkan dengan pertemuan Jokowi dengan dua tokoh besar tersebut.

"Ini sih baik tapi kemudian ada dua pemimpin koalisi yang hebat-hebat, prabowo dan SBY ketemu dengan Jokowi, kemudian selesai itupun bicaranya tentang hal yang indah, pemindahan ibu kota, tentang persatuan dan lain-lain. Sama sekali tidak mengungkapkan kira-kira apa yang akan dibahas dari sisi ekonomi misalnya," bebernya.

Tak hanya itu, kemudian yang membuatnya bertanya-tanya yakni setelah ini apa lagi yang akan dipertontonkan para elite.

"Apalagi setelah itu Pak Prabowo ketemu dengan Surya Paloh, jadi kita jelas melihatnya, pertemuan para elite ini sedang membicarakan kekuasaan, kamu dapat apa, saya memberikan apa, gitu kan? Boleh gak? Boleh-boleh saja, tapi juga tolong dijelaskan juga nanti maknanya seperti apa," kata dia.

Kemudian menurutnya, pertemuan ini mungkin sebagai arah Jokowi untuk menyusun kabinet jelang pelantikan.

"Pertemuannya baik menurut saya, tapi jangan dikesampingkan apa yang terjadi sekarang. Jadi kemarin itu saya membyangkan ada juga dibahas tentang permasalah yang terjadi di negara ini, kan itu 3 kepala yang hebat, sehingga persepsi masyarakat tidak melulu bagi-bagi kekuasaan," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved