Persija Jakarta
Kabar Persija Jakarta: Misi Balas Dendam Macan Kemayoran Hingga Singgung Timnas Indonesia
Persija Jakarta dalam kondisi percaya diri pasca-kemenangan dalam laga kontra Tira Persikabo di Liga 1 2019.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Ia berharap agar PSSI yang baru bisa lebih melihat dan peduli tentang kondisi klub serta pemain dari segi penjadwalan.
"Jika kami mengirimkan surat tentang hal ini ke FIFA, FIFA akan berikan sanksi ke federasi. Bagaimana kalian bermain selama delapan pertandingan setiap bulan? Pemain menderita di lapangan, tapi federasi hanya bilang 'Maaf' atau 'Tidak beruntung'," ucap Edson Tavares.
Edson Tavares yakin bila PSSI lebih peduli terhadap klub dan pemain, pasti akan berdampak positif ke timnas Indonesia.
Selain jadwal, Edson Tavares berharap agar pelatih di timnas Indonesia tidak sering melakukan pemusatan latihan jangka panjang.
"Mereka tidak menyadari, tidak ada timnas yang kuat tanpa klub yang kuat. Jika tim tak kuat, timnas itu omong kosong," tegas Edson Tavares.
Edson Tavares Kritik Jadwal Liga 1 2019

Pelatih Persija Jakarta, Edson Tavares, mengkritik jadwal Liga 1 2019 yang berpengaruh terhadap kualitas sebuah timnas Indonesia.
Edson Tavares, pelatih Persija Jakarta, menyebut bahwa liga menjadi cerminan kualitas tim nasional.
Menurut Tavares tak ada timnas hebat tanpa kompetisi sepak bola yang berlangsung dengan sehat.
Akan tetapi, pelatih 63 tahun itu menilai Liga 1 2019 masih memiliki kekurangan sehingga membuat kualitas timnas Indonesia tak maksimal.
"Jika klub-klub di suatu negara lemah maka kualitas timnasnya hanya omong kosong," ujar Tavares dilansir BolaSport.com dari Antara.
Ada beberapa aspek yang menurut Edson menjadi kelemahan sepak bola Indonesia.
Salah satunya, pelatih asal Brasil ini menyoroti penjadwalan yang tidak masuk akal di kompetisi Liga 1.
Menurut Edson, jadwal pertandingan Liga 1 terlalu padat dan sangat berpotensi membuat para pemain kelelahan.
Ditambah lagi, kondisi geografis Indonesia yang luas membuat jarak satu tempat ke tempat lain berjauhan.
"Tidak mungkin pemain itu berlaga sekali dalam empat hari. Bagaimana bisa di Indonesia menjalani delapan pertandingan setiap bulannya?" ujar Tavares.
"Pemain yang menderita di lapangan. Kalau ada apa-apa dengan mereka (pemain), federasi paling cuma meminta maaf atau menyebut itu hanya ketidakberuntungan," kata mantan pelatih timnas Yordania ini.
Pemusatan latihan (TC) timnas Indonesia juga dinilai terlalu lama oleh Edson Tavares.
Akibatnya, para pelatih klub akan kesulitan menerapkan taktik karena pemain yang tidak lengkap.
Bahkan tak jarang pemain yang dipanggil timnas kembali dalam kondisi cedera dan merugikan pihak klub.
• Pelatih Persija Jakarta Kritik Jadwal Liga 1 yang Berdampak pada Kualitas Timnas Indonesia
• Sudah Pakai Helm, Siswa SMA 7 Tangerang Meninggal Dunia Tabrak Trotoar
• Mulai dari Sekda Hingga Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Mendaftar ke PPP untuk Ikut Pilkada 2020
Tavares juga meminta PSSI untuk belajar dari Federasi Sepak Bola Vietnam.
Maklum, Tavares pernah dua periode menangani timnas berjuluk The Golden Stars itu pada 1994-1995 dan 2004.
Kala dilatih Tavares, timnas Vietnam selalu kesulitan mengalahkan Indonesia.
Akan tetapi sekarang keadaan berbalik, Vietnam yang kerap mengungguli tim Garuda.
Vietnam bahkan menjadi negara Asia Tenggara dengan ranking FIFA tertinggi yakni 97.
Hal itu, menurut Tavares, adalah karena stakeholder sepak bola di Vietnam mau mengevaluasi kesalahan yang mereka lakukan.
"Vietnam mendengarkan masukan dari saya dan pelatih berpengalaman lain seperti Alfred Riedl," kata Tavares. (Bolasport.com dan TribunPadang.com)