Cerita Rakyat Kecil Berjuang Hidup di Jakarta, Jualan Demi Tebus Ijazah hingga Mulung di Usia Senja

Kisah inpiratif sosok masyarakat di Ibukota yang berjuang demi kehidupan sehari-hari.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
TribunJakarta.com/ Nur Indah Farrah Audina
Maskuri, berjualan celana keliling Jabodetabek demi tebus ijazah anak. 

Usai usahanya bangkrut, ia membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual makanan cepat saji seperti sosis di rumahnya.

Kemudian ia juga bekerja sebagai kenek bangunan.

Apapun ia lakukan demi menafkahi istri dan 4 anaknya.

Hingga pada tahun 2014, rekannya menawarkan untuk menjadi bagian dari UPK Badan Air Jakarta Barat.

"Yang penting ada penghasilan buat sekedar makan. Nah pas ada perekrutan UPK Badan Air saya ikut. Alhamdulillah keterima dan bertahan sampai sekarang di Kecamatan Kebun Jeruk," sambungnya.

Selama bekerja sebagai UPK Badan Air, Debong mengaku biasa saja karena sudah terbiasa berurusan dengan hal yang kotor.

Namun, ia menuturkan kaget ketika melihat kondisi sejumlah kali di Jakarta Barat yang dipenuhi dengan tumpukan sampah.

"Kalau jijik sih enggak. Tapi saya justru kaget aja karena ada beberapa kali yang enggak keliatan airnya akibat banyak sampah. Hari ini dibersihkan besoknya begitu lagi," ungkapnya.

Baca selengkapnya di sini: Kisah Wiryono, Petugas UPK Badan Air Jakarta Barat yang Hasilkan Jutaan Rupiah Dari Hobi

2. Abdul Jaya

Abdul Djaya, penderita kanker kulit yang berprofesi sebagai penjual tisu di Jalan Duri Utara 1, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (31/10/2019).
Abdul Djaya, penderita kanker kulit yang berprofesi sebagai penjual tisu di Jalan Duri Utara 1, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (31/10/2019). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Abdul Djaya (55) sering dijuluki 'manusia kutil' dari Jakarta Barat.

Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), lelaki yang biasa disapa Djaya ini divonis menderita kanker kulit.

Awal mulanya ia mengatakan ada benjolan besar yang terletak pada lutut bagian kanannya. Kemudian setelah dilakukan operasi sebanyak 3 kali, dokter memastikan ia mengidap kanker kulit.

Sejak divonis seperti itu, ia memutuskan untuk tak melanjutkan sekolahnya dan terhenti di bangku kelas X SMA.

Selain itu, ia juga mengatakan orang tuanya terkendala biaya. Sehingga semakin memantapkan niatnya untuk berhenti sekolah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved