Atap JPO di Sudirman Sengaja Dicopot Gubernur Anies, Apa Kata Warga?
Nevi, seorang warga asal Rawamangun mengaku senang dengan adanya JPO tanpa atap di tengah kota Jakarta.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, SUDIRMAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini memerintahkan Dinas Binamarga DKI Jakarta mencopot atap salah satu Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang ada di Sudirman, agar menjadi lokasi yang bagus untuk berfoto.
Perintah tersebut diketahui diutarakan Anies dalam rapat pimpinan (rapim) penataan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Thamrin-Sudirman dan pusat kuliner Thamrin 10 pada 23 Oktober 2019.
Dengan dicopotnya atap dari JPO yang ada diantara Menara Astra dan Gedung Bumiputera ini, Gubernur Anies mengharapkan agar masyarakat yang melintas bisa merasakan pengalaman unik saat menyeberang, yakni menatap secara langsung gedung-gedung tinggi pencakar langit di kawasan Sudirman.
Lalu, apa kata warga terkait hal tersebut?
Nevi, seorang warga asal Rawamangun mengaku senang dengan adanya JPO tanpa atap di tengah kota Jakarta.
Sebab, selain sebagai sarana untuk menyeberang JPO ini memang menjadi lokasi yang bagus untuk mengambil gambar atau foto dengan pemandangan perkotaan saat malam hari.
"Foto di sini kayaknya lucu. JPO ini bagus sebenernya. Tapi kalau dilihat, tentu ada sisi positif dan negatifnya," kata Nevi di lokasi, Jumat (8/11/2019).
Nevi mengatakan, JPO Sudirman tanpa atap ini memang bagus jika digunakan sebagai sarana untuk berfoto. Meski begitu, terkait faktor keamanan ia khawatir bahwa JPO ini nantinya tak bisa berfungsi secara maksimal sebagaimana mestinya.
"Kalau musim hujan takut gak bisa di pakai, begitu pun musim panas kalau siang-siang. Jadi kayaknya kalau saya sih lewatnya malem aja kali ya, adem dan bisa lihat pemandangan," kata dia.
Saat musim hujan tiba, ia khawatir jika masyarakat di sekitar Jalan Sudirman enggan menggunakan JPO tersebut. Selain terguyur hujan saat hujan turun, JPO ini juga dikhawatirkan akan berdampak pada keselamatan masyarakat saat musim hujan tiba.
Menurut Nevi, sisi pijakan pada JPO sendiri dikhawatirkan akan licin usai hujan turun hingga beresiko mudah terjatuh. Apalagi, JPO itu tak dilengkapi atap atau pagar yang terlalu tinggi.
Sebagai informasi, menurut pantauan TribunJakarta, tinggi bagian pagar JPO ini sebatas dada orang dewasa.
"Kalau musim hujan licin takut jatuh. Kalau musim panas pun siang-siang males juga, panas. Kalau ngomonginnya sarana penyebrangan ya sebaiknya sih ada atapnya. Kalau ini fungsinya lebih positif ke tempat foto aja, jadi fungsinya gak maksimal," bebernya.
Dilain itu, Noor yang juga merupakan salah satu warga asal Rawamangun menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta sebaiknya memiliki opsi lain untuk menyediakan ruang terbuka yang bagus untuk menjadi lokasi berswafoto bagi masyarakat.