Djaduk Ferianto Meninggal
Djaduk Ferianto Meninggal, Kamar Bagi Sang Seniman dan Temuan Melodi di Puncak Gunung Afrika Selatan
Seniman Djaduk Ferianto meninggal dunia di usia 55 tahun pada Rabu (13/11/2019). Sosoknya meninggalkan kesan mendalam bagi seniman dan keluarga.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Mengingat Ngayogjazz adalah hasil gagasan Djaduk, Sukiman mengaku tidak bisa membayangkan akan seperti apa pelaksanaannya nanti.
Sebab seluruhnya dirancang oleh putra seniman terkenal Bagong Kussudiardja tersebut. Meskipun demikian, Sukiman optimis pelaksanaannya bisa tetap lancar.
"Namun mungkin akan terasa kurang mengingat beliau sudah tiada," kata Sukiman. (*)
Temuan Melodi di Puncak Gunung di Afrika Selatan

Kakak mendiang Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa mengenang sosok adiknya sebagai orang yang pekerja keras dan disiplin dalam banyak hal.
Terlebih dalam berkarya, Butet menilai Djaduk selalu fokus mencurahkan energi dan konsentrasinya agar mencapai hasil yang perfect.
Selain Ngayogjazz, Djaduk sejatinya akan melangsungkan pentas bersama Teater Gandrik Desember mendatang.
Butet juga menyebut, Djaduk tengah menyiapkan musik untuk tampil di Afrika Selatan Maret tahun depan.
Soal musik ini, Butet menuturkan, ia dan Djaduk telah berkunjung ke Afrika Selatan September lalu.
Ia datang untuk menyiapkan kolaborasinya bersama para musisi di sana.
Djaduk pun mencari inspirasi melodi yang akan ia garap untuk kolaborasi tersebut di puncak gunung yakni Table Mountain yang terletak di Cape Town, Afrika Selatan.
"Akhir bulan September kemarin saya bersama Djaduk ke South Africa. Semestinya akan tampil di Cape Town Jazz bulan Maret akhir nanti. Djaduk akan berkolaborasi dengan vokalis dan pemusik perkusi dari Johannesburg dan dari Cape Town. Ini sudah kami persiapkan," ungkap Butet pada awak media saat ditemui di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Saat itu juga, kata Butet, Djaduk menemukan melodi yang dicari.
Djaduk lantas langsung mengatakannya pada Butet.
"Waktu bersama saya di Table Mountain, satu puncak gunung yang tertinggi, Djaduk melaporkan kepada saya, dia sudah menemukan melodi yang akan dimainkan untuk satu komposisi kolaborasi dengan para pemusik dari Afrika itu," tutur Butet.