Djaduk Ferianto Meninggal

Djaduk Ferianto Meninggal, Kamar Bagi Sang Seniman dan Temuan Melodi di Puncak Gunung Afrika Selatan

Seniman Djaduk Ferianto meninggal dunia di usia 55 tahun pada Rabu (13/11/2019). Sosoknya meninggalkan kesan mendalam bagi seniman dan keluarga.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali
Djaduk Ferianto, sutradara Teater Gendrik saat memberikan keterangan pers persipan pentas teater dengan judul Para Pensiunan 2049 di rumah makan Bu Ageng, kota Yogyakarta, Jumat (5/4/2019) lalu. 

Mengingat Ngayogjazz adalah hasil gagasan Djaduk, Sukiman mengaku tidak bisa membayangkan akan seperti apa pelaksanaannya nanti.

Sebab seluruhnya dirancang oleh putra seniman terkenal Bagong Kussudiardja tersebut. Meskipun demikian, Sukiman optimis pelaksanaannya bisa tetap lancar.

"Namun mungkin akan terasa kurang mengingat beliau sudah tiada," kata Sukiman. (*)

Temuan Melodi di Puncak Gunung di Afrika Selatan

Butet Kartaredjasa bercerita tentang melodi yang ditemukan Djaduk Ferianto dari puncak Gunung Meja pada awak media, Rabu (13/11/2019).
Butet Kartaredjasa bercerita tentang melodi yang ditemukan Djaduk Ferianto dari puncak Gunung Meja pada awak media, Rabu (13/11/2019). (TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul)

Kakak mendiang Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa mengenang sosok adiknya sebagai orang yang pekerja keras dan disiplin dalam banyak hal.

Terlebih dalam berkarya, Butet menilai Djaduk selalu fokus mencurahkan energi dan konsentrasinya agar mencapai hasil yang perfect.

Selain Ngayogjazz, Djaduk sejatinya akan melangsungkan pentas bersama Teater Gandrik Desember mendatang.

Butet juga menyebut, Djaduk tengah menyiapkan musik untuk tampil di Afrika Selatan Maret tahun depan.

Soal musik ini, Butet menuturkan, ia dan Djaduk telah berkunjung ke Afrika Selatan September lalu.

Ia datang untuk menyiapkan kolaborasinya bersama para musisi di sana.

Djaduk pun mencari inspirasi melodi yang akan ia garap untuk kolaborasi tersebut di puncak gunung yakni Table Mountain yang terletak di Cape Town, Afrika Selatan.

"Akhir bulan September kemarin saya bersama Djaduk ke South Africa. Semestinya akan tampil di Cape Town Jazz bulan Maret akhir nanti. Djaduk akan berkolaborasi dengan vokalis dan pemusik perkusi dari Johannesburg dan dari Cape Town. Ini sudah kami persiapkan," ungkap Butet pada awak media saat ditemui di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Bantul, Rabu (13/11/2019)
Jenazah Djaduk Ferianto disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, Bantul, Rabu (13/11/2019) (Tribun Jogja/ Azka Ramadhan)

Saat itu juga, kata Butet, Djaduk menemukan melodi yang dicari.

Djaduk lantas langsung mengatakannya pada Butet.

"Waktu bersama saya di Table Mountain, satu puncak gunung yang tertinggi, Djaduk melaporkan kepada saya, dia sudah menemukan melodi yang akan dimainkan untuk satu komposisi kolaborasi dengan para pemusik dari Afrika itu," tutur Butet.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved