Djaduk Ferianto Meninggal

Djaduk Ferianto Meninggal, Kamar Bagi Sang Seniman dan Temuan Melodi di Puncak Gunung Afrika Selatan

Seniman Djaduk Ferianto meninggal dunia di usia 55 tahun pada Rabu (13/11/2019). Sosoknya meninggalkan kesan mendalam bagi seniman dan keluarga.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Tribun Jogja/ Hasan Sakri Ghozali
Djaduk Ferianto, sutradara Teater Gendrik saat memberikan keterangan pers persipan pentas teater dengan judul Para Pensiunan 2049 di rumah makan Bu Ageng, kota Yogyakarta, Jumat (5/4/2019) lalu. 

Ia pun tidak menutup kemungkinan akan ada penghormatan khusus untuk mengenang Djaduk Ferianto di Ngayogjazz pada 16 November mendatang.

Apalagi Dispar Sleman turut dilibatkan dalam bentuk kerjasama Festival Bambu di Ngayogjazz 2019.

"Kalau memungkinkan (penghormatan khusus), it's ok," ujar Ningsih.(*)

Sosok Djaduk di Mata Seniman Muda

Djaduk bisa bergaul dengan seniman semua kalangan.

Dari Soimah seorang pesinden, Hanung Bramantyo seorang sutradara, Erix Soekamti sesama musisi hingga penyanyi Brian Prasetyoadi.

Mereka pun punya sejumlah kenangan indah bersama Djaduk.

Di mata Erix Soekamti, mendiang Djaduk Ferianto ialah sosok yang mengayomi.

"Mas Djaduk itu sinar kita ya, maestro. Sosok beliau itu layaknya orangtua kita, mengayomi," ujarnya ketika dihubungi Tribunjogja.com, Rabu (13/11/2019).

Erix mengungkapkan, dirinya terakhir bertemu dengan mendiang Djaduk sekira satu bulan yang lalu.

"Terakhir ketemu sebulan yang lalu saya berkunjung ke rumahnya karena beliau mau bikin boxset jadi saya datang ke sana untuk presentasi apa yang kita kerjakan," katanya.

Sewaktu berkunjung ke rumah mendiang Djaduk, Erix banyak mendapat cerita tentang perjalanan Djaduk ketika jalan-jalan ke China dan Rusia.

Selain itu, Erik dan mendiang Djaduk juga banyak berdiskusi tentang musik.

"Beliau banyak kasih tahu aku tentang musik, banyak banget kita diskusi. Nah tadi pagi itu kok saya enggak bisa tidur, biasanya tidur pukul 23.00 WIB, semalam enggak bisa tidur sampai pukul 03.00 WIB. Saya dengar kabar (Djaduk meninggal) terus saya upload story di instagram Selamat jalan Mas Djaduk," ujar dia.

Cukup berbeda dengan Erix, Hanung sempat merasa kaget ketika mendengar kabar Djaduk tiada.

Maklum, bagi Hanung yang juga berasal dari Yogyakarta, campur tangan Djaduk sedikit banyak berperan bagi karier sutradaranya.

Ia merasa jantungnya seperti tertusuk mendengar kabar musikus dan aktor, Djaduk Ferianto, meninggal dunia.

Perasaannya itu ia tuliskan dalam akun Instagram-nya, @hanungbramantyo.

"Pagi ini jantung saya terasa ketusuk mendengar kabar mas Jadug sudah ‘pulang’. Mata ini tak terasa basah. Mengingat seluruh kenangan dengan beliaunya," tulis Hanung seperti dikutip Kompas.com, Rabu pagi.

Ia pun mengenang kenangan awal mengarungi dunia film. Saat itu, pada 1996, Hanung ditelepon seniman asal Yogyakarta Djaduk Ferianto untuk menyambangi rumahnya.

"Kata beliau ke saya, ‘Pak Teguh Karya (sutradara) berpesan, kalau mau belajar jadi sutradara, datang sendiri ke Kebon Pala atau kalau perlu, saya yang antar'," tulis Hanung.

Mendengar pesan itu, Hanung yang masih polos langsung bergegas pergi ke sanggar teater popular, Jakarta Pusat.

"Saya sama sekali tidak membayangkan perjalanan tersebut akan membawa saya mengarungi dunia film sampai hari ini. Salah satu yang membawa saya masuk adalah Mas Djaduk," tulis Hanung mengenang masa lalu.

"Sing penting fokus, Le. Disiplin lan tatag (teguh/konsisten). Jakarta ki ombo tur kejem, bedo ro Jogja!" begitu pesan Djaduk ke Hanung kala itu.

Sampai Glampong Studio Alam Sleman (milik Hanung) diresmikan Presiden Jokowi, Djaduk pun hadir dan Hanung mengingat omongan Djaduk kala itu.

"Mas Jadug hadir. Turut menyaksikan sampai dimana langkah saya menapak. Beliau cuma bilang : ‘elok tenan koe, bung!’ Cukup satu kata, tapi punya arti luar biasa buat saya," tulis Hanung.

Kalimat yang disampaikan Djaduk tersebut, bagi sutradara film Ayat-Ayat Cinta itu, adalah kata-kata terakhir yang didengarnya dari sang legenda.

"Rupanya kata itu, kata terakhir beliau (Djaduk)," tulis Hanung.

"Selamat jalan mas Jadug. Kangmas dan guruku. Selamat bertemu ayahanda Romo Bagong Kusudiarjo di Surga. Aku ra bakal lali ro omonganmu," tutup Hanung.

Tak hanya Hanung, seniman asal Yogyakarta lain, Soimah turut mengenang masa-masa hidup Djaduk. Melalui akun Instagramnya, Soimah mengunggah beberapa foto kenangan bersama Djaduk.

Soimah mengunggah beberapa foto kebersamaan dirinya dengan adik Butet Kertaredjasa tersebut.

Dalam keterangan foto, Soimah menuliskan kalimat bela sungkawa.

"Sugeng Tindak pak Djadug #RIP," tulis Soimah. Dalam foto tersebut nampak Soimah begitu akrab dengan Djaduk Ferianto.

Soimah dan Djaduk memang memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Keduanya sama-sama lahir di Yogyakarta dan memiliki bidang kegemaran di dunia seni.

Viral Video 2 Anggota TNI Adu Jotos dengan Polisi di Tengah Jalan: Ini Penjelasan Polda dan Kapendam

Imbas Bom di Medan, Pengemudi Ojek Online di Jakarta Barat Harus Buka Jaket Saat Antar Pesanan

Latar Belakang Rabbial Pelaku Bom di Medan Diungkap Teman Kecil: Tidak Tamat SMK

Selain dikenal sebagai musikus, Djaduk juga memiliki bakat sebagai aktor dan sutradara. Rasa kehilangan nampaknya begitu terasa bagi Soimah.

Pasalnya, pada Sabtu (16/11/2019) mendatang, Soimah sejatinya akan berkolaborasi dengan Kua Etnika dan Didi Kempot di gelaran Ngayogjazz 2019.

Dimana, Djaduk Ferianto merupakan salah satu anggota kelompok musik Kua Etnika.

Rencana tinggalah rencana, Soimah pada akhirnya harus ikhlas proyek kolaborasinya dengan Djaduk Ferianto tak menjadi kenyataan. (TribunJogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved