SMK Yadika 6 Kota Bekasi Terbakar

Jalani Operasi di Kepala, Korban Kebakaran SMA Yadika 6 kembali Masuk Ruang PICU RSUD Koja

Perban juga masih melekat di kepala serta bagian tubuh korban lainnya. Korban juga diinfus dan dilengkapi selang pernafasan di hidungnya.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
SAP (15), korban kebakaran SMK Yadika 6, terbaring di Ruang PICU lantai 8 RSUD Koja, Jakarta Utara, Rabu (20/11/2019). 

"Kelihatannya bangunan ini kurang layak fungsi, tangga menuju lantai atas gedung ini hanya di pojok, artinya saat evakuasi terjadi kesulitan untuk melakukan pertolongan kepada korban yang ada di lantai 2, 3 dan 4," kata Aceng saat dikonfimasi, Selasa, (19/11/2019).

Hal ini yang menyebabkan terdapat sejumlah korban baik luka ringan maupun luka berat akibat insiden kebakaran. Rata-rata korban merupakan mereka yang pada saat kejdian berada di lantai atas.

Api yang merambat dari lantai bawa menyulit penghuni gedung keluar dengan cepat untuk menyelamatkan diri. Imbasnya, sejumlah siswa maupun guru sempat melompat dari lantai atas gedung untuk menyelamatkan diri dari kobaran api.

"Harus dilengkapi dengan jalur evakuasi yang mudah dijangkau tangganya dibikin sesuai, semudah mungkin," ungkap Aceng.

Parahnya lagi, banguna empat lantai ini menurut Aceng tidak dilengkapi semacam alat proteksi kebakaran. Harusnya kata dia, bangunan sebesar itu memiliki instalasi Hydrant agar memudahkan proses pemadaman maupun perlindungan dini sebelum api merambat.

"Sudah diperiksa sama teman-teman ternyata tidak dilengkapi alat proteksi semacam alat pemadam api ringan, lalu ini 4 lantai harusnya dipasangi hydrant tidak ada juga, saya pastikan gedung Yadika ini tidak dilengkapi dengan alat proteksi kebakaran," jelas dia.

 Ramalan Cuaca - Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Diprediksi Diguyur Hujan, Rabu (20/11/2019)

 Sederet Fakta Timnas Indonesia Dikalahkan Malaysia, Juru Kunci Klasemen Hingga Blunder Yanto Basna

 Persija Jakarta Siap Curi Poin di Kanjuruhan Malang

Standar keselamatan seperti alat pemadam ringan atau APAR juga tidak dimiliki. Seharunya, sekolah menyadari pentingnya alat keselamatan agar dapat mengantisipasi adanya musim lebih besar lagi.

"Paling tidak APAR itu di semua lantai ada. Dan semua ruangan harusnya dilengkapi apalagi ada di lab komputer. Ini berlaku untuk semua sekolah. Harusnya ketika teman-teman pemadam kebakaran menyampaikan saran-saran teknis paling tidak didengarkan dan diikuti," tegas dia.

Parahnya lagi, akses masuk ke lokasi juga cukup sulit karena berada di kawasan pemukiman padat penduduk. Hal ini juga yang menyulitkan proses pemadaman petugas.

"Akses masuk ke lokasi berdasarkan teman-teman di lapangan agak sulit banyak portal dan yang parkir sembarangan sehingga menyulitkan pemadam kebakaran ke lokasi," ujarnya.

Ketika ditanya soal penyabab kebakaran, Aceng belum dapat berbicara secara detail. Menurut dia, proses penyelidikan penyebab kebakaran ada pada ranah kepolisian. Tetapi, dia menjamin tidak ada jatuh korban jiwa dalam kejadian itu apalagi korban terjebak saat kebakaran melanda.

"Sudah clear semua, anggota juga sudah sisir semua," paparnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved