Polemik Pembangunan Hotel di TIM

Pembangunan Hotel di TIM Tak Direstui, DPRD Pangkas Anggaran Jakpro Rp 400 M

DPRD DKI Jakarta kembali melanjutkan proses pembahasan APBD 2020 dalam rapat Badan Anggaran (Banggar).

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Suasana di ruang rapat Banggar DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019). 

Akibatnya, dana PMD yang disetujui untuk Jakpro dalam draf Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon AnggaranSementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 mengalami pemangkasan dari Rp 3,106 triliun menjadi Rp 2,706 triliun.

"Ini saya putuskan Jakpro ya. Mungkin saya kurang puas, tapi sebagai hakim saya putuskan (dana PMD) Jakpro Rp 2,706 triliun ya," tuturnya sambil mengetuk palu.

Direktur Utama Jakpro Sebut Hotel di Taman Ismail Marzuki Usulan Bersama Pemprov DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakpro akan membangun hotel bintang lima di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini, Jakarta Pusat.
Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakpro akan membangun hotel bintang lima di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini, Jakarta Pusat. (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto, menyebut pembangunan hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan usulan bersama Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta.

Kata Dwi, sapaannya, pihak Jakpro bersama Pemprov DKI pun telah berkonsultasi dengan arsitektur sekaligus pemenang sayembara revitalisasi TIM, Andra Matin.

"Ini usulan bersama, dalam diskusi tak ada satu orang pun yang mengusulkan. Juga sudah dikonsultasikan dengan Andra Matin," kata Dwi, saat dihubungi, Rabu (27/11/2019).

"Jadi, sebetulnya kalau ini sudah di-desain, ya ini desain bersama," sambungnya.

Di tempat terpisah, Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemprov DKI Jakarta, Sri Haryati, menyatakan revitalisasi TIM mulai dibahas pada 2007.

Kata Sri, sapaannya, Andra Matin memang tidak membuat desain hotel yang dimaksud.

Namun seiring berjalannya waktu, kata Sri, terjadi perubahan selama proses diskusi dengan sejumlah pihak.

"Kami melihat perkembangan desain. Tapi semua perubahan diskusi bersama," ucap Sri.

"Ini kan sudah dijelaskan sama pak Dwi, pembangunan revitalisasi TIM tentu mengikuti kebutuhan, dari mulai awal 2007 melakukan sayembara dan lain-lain," dia menambahkan.

Sri pun menyebut proyek pembangunan hotel di TIM ini telah berkonsultasi dengan Andra Matin.

"Ini semuanya juga sudah dengan proses pembahasan dengan pak Andra Matin selaku yang membuat desain dan lain-lain," ucapnya.

Pada hari ini, TribunJakarta.com telah berusaha menghubungi Andra Matin guna mengonfirmasi pernyataan Dwi dan Sri. Namun belum ada respons.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved