Boyong Putranya Jualan Tisu Hingga Dini Hari, Berikut Sederet Kisah Pilu yang Dialami Yuyun
Menjadi penjual tisu keliling Jakarta Selatan sejak kepergian suami, Yuyun (50) rasakan sederet kisah pilu.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Pilu seolah tak bisa lagi ditahannya hingga air matanya jatuh sepanjang perjalanan pulang.
Namun, tiba-tiba saja ia bertemu seseorang yang baik.
"Namanya baru ke Bekasi belum tahu celah cari uang. Habislah uangnya. Pas lagi jalan ketemu orang dikasih uang Rp 150 ribu. Selanjutnya uang itu saya gunakan untuk modal usaha," jelasnya di Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2019).
Yuyun menganggap uang tersebut sebagai rezekinya dan segera ia belanjakan tisu dan dijajakan keliling Cikarang hingga Mouriz berumur 6 tahun.
Selanjutnya, ketika Mouriz berumur 7 tahun, Yuyun harus berusaha lebih giat lagi.
Ia pun berpindah lokasi berjualan agar sath dus tisu yang ia jual habis dalam satu hari.
"Pas anak saya sekolah otomatis kan biaya lebih banyak karena kan gaada KJP dan lain sebagainya. Akhirnya saya pindah jualan ke Kalibata dan Pasar Minggu. Jadi naik kereta langsung sampai," katanya.
Setiap harinya Yuyun dan Mouriz selalu berangkat dari rumah sore hari dan menjajakan tisu keliling hingga dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
"Semenjak dia sekolah, saya berangkat nunggu dia pulang dulu. Lokasi sekolahnya kan enggak jauh dari rumah, jadi mandiin dia dulu. Kemudian baru berangkat. Pulang lagi ke sini bisa pukul 01.30-02.00 WIB. Tapi alhamdulillah tisu habis," katanya.
2. Makan Dengan Lauk Seadanya
Kehidupan yang serba pas-pasan membuat Yuyun memberikan Mouriz makanan yang serba seadanya.
Yuyun menuturkan tak bisa membelikan makanan enak seperti ayam untuk Mouriz.
Anak sematawayangnya itu lebih sering makan nasi dengan lauk tahu dan tempe.
"Kalau ada beras saya masak. Paling lauknya aja beli dan di makan pas jualan. Namanya anak segini kan kadang minta makan pakai ayam. Saya bilang mama enggak bisa beliin ayam, akhirnya saya beliin kepala ayamnya aja. Karena itu yang murah," ungkapnya dengan suara terisak.
Selain itu, Yuyun tak pernah membeli lauk pauk untuk porsi dua orang meskipun membawa nasi dari rumah.