Kisah Mulyono, Penjual Sate Keroncong: Jaga Resep Warisan Ayahnya Hingga Jadi Langganan Polisi
Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menyebut warung satenya dengan sebutan Sate Keroncong.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Sekarang, grup musik keroncong yang ke warungnya sudah beberapa kali berganti.
Para pengunjung pun menyambut baik kehadiran mereka. Bahkan, tak jarang pengunjung turut bernyanyi bersama.
"Kenapa namanya sate keroncong, ada salah satu presenter dari stasiun televisi mewawancarai saya. Terus menyebut sate ini, sate keroncong. Sejak saat itu banyak yang kenalnya sate keroncong," jelasnya.

• Dianggap Langgar HAM, Petugas Keamanan yang Diduga Pukul Pasien Gangguan Jiwa Terancam Diberhentikan
• Refleksi Hari HAM Sedunia, Mahasiswa Sebut Bekasi Belum Ramah Terhadap Perempuan dan Anak
• Penjelasan Dirut RSJ Dr Soeharto Heerdjan Terkait Pemukulan Pasiennya oleh Petugas Keamanan
Jadi Langganan Para Pejabat Polisi
Karena letaknya berdekatan dengan Polres Jakarta Timur, banyak anggota maupun pejabat polisi yang gemar menyantap sate keroncong itu.
Sebut saja, dari Kapolres maupun anggota polisi pernah merasakan sate dan tongsengnya.
Bahkan, kenang Mulyono, beberapa pejabat polisi yang sudah dipindahtugaskan bila datang ke Jakarta akan menyempatkan makan di warung satenya.
"Misalnya pejabat polisi, dia pindah ke mana nanti pas ke Jakarta mampir ke sini," bebernya.
Kapolres Jakarta Timur kala itu, Kombes Pol Gories Mere gemar menyantap sate Mulyono.
Bahkan, ketika ia telah menjadi purnawirawan dengan pangkat Komisaris Jenderal, masih suka memesan sate buatannya.
"Beliau masih suka memesan ke kami meski sudah enggak menjabat. Biasanya pejabat polisi dan para anggota mengincar tongsengnya," katanya.
Selain itu, sejumlah kalangan dari aparat keamanan, politisi hingga musisi ternama pernah datang.