Marto Ingin Umrah dari Hasil Jual Bingkai dan Cermin Keliling di Jakarta, Ini Kisah Hidupnya
Marto, belasan tahun pernah sukses sebagai bos ukiran kayu jati. Berpuluh-puluh tahun kemudian ia menjual bingkai dan cermin keliling Jakarta.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
Pecinta keluarga
Dulu, sebelum menikah Marto sudah membuka usaha tempe hasil berjualan mesin diesel.
Sebelum membuka usaha mebel, Marto pergi ke Bandung menjadi sopir oplet sejak 1975.
Uang sebagai sopir oplet tak seberapa, sehingga harus mencari tambahan untuk biaya menikahi Rohayati.
Hasil pernikahannya dengan Rohayati (60), Marto dikaruniai tiga anak yang semuanya sudah menikah.
"Saya coba-coba jual mesin diesel karena di kampung enggak ada listrik," kata Marto.
Mesin diesel yang dibelinya saat itu seharga Rp 700 ribu, ia jual Rp 1,5 juta.
Keuntungannya ia gunakan untuk membeli peralatan pembuatan tempe dan separuhnya untuk biaya nikah.
Dari usaha tempe sebulan untungnya minimal Rp 2 juta jadi pemasukan untuk membiayai istrinya di kampung.
"Alhamdulillah berkembang sampai sekarang punya 2 karyawan," sambung dia.
Oleh sebab itu, Marto menjadikan usaha bingkai dan cermin hanya sampingan.
"Makanya saya enggak terlalu memforsir jualan bingkai ini. Jualan ini untuk masa depan saya ketika sudah enggak bisa kerja."
"Saya enggak mau ngerepotin anak, saya mau nikmati hati tua dari hasil usaha saya sendiri," ungkap dia.
Ingin Bertamu ke Rumah Allah
Selama berdagang, Marto memilih beristirahat di sembarang tempat jika kakinya sudah lelah berjalan.