Teror Ular Kobra
Marak Fenomena Kobra, Cara Penanganan Tepat saat Digigit Ular Berbisa Diungkap Panji Petualang
Hebohnya teror ular kobra yang terjadi di masyarakat belakangan ini mebuat sejumlah pihak kewalahan.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
Melainkan dibidai atau digips.
"Enggak, enggak diikat, tapi dibidai atau digips," kata Panji.
"Oh digips," ujar Melaney.
"Jadi ini misalnya tangan (yang digigit) enggak boleh gerak-gerak apalagi dancing enggak boleh?" tanya Melaney lagi.
"Betul," kata Panji.
Panji Petualang mengungkapkan, bagian tubuh yang terluka akibat gigitan ular berbisa tidak boleh banyak bergerak.
Lantaran pergerakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dgigit tersebut bisa memicu peredaran racun ular menjadi lebih cepat menyebar.
• Aksi Heroik Tukang Nasi Goreng di Bekasi Tangkap Kobra Berukuran 2 Meter, Sempat Disembur Bisa Ular
"Semakin banyak bergerak, akan semakin membuat cepat racun atau bisa itu menyebar," terang Panji.
Panji kembali menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan setelah terkena gigitan ular berbisa ialah membidai bagian tubuh tersebut.
Hal itu dilakukan untuk meminimalisir pergerakan pada bagian tubuh yang terluka.
"Jadi yang harus dilakukan adalah membidai tangan kita seperti kita patah tulang, dipasang gips seperti plat kayu, kemudian kita ikat plat kayunya," jelas Panji.
Menurut Panji mengikat luka gigitan ular berbisa tanpa bidai atau gips hanya akan menghambat perdaran darah.
"Bukan berarti kita ikat (secara sembarangan), itu justru akan menghambat aliran darah," kata Panji.
"Jadi bukan dihalangin (diikat)?" tanya Melaney.
"Bukan," kata Panji.