Hindari Istrinya yang Sering Kasar, Waryoto Merantau ke Jakarta dan Puluhan Tahun Jualan Getuk
Hindari istrinya yang selalu bersikap kasar, Waryoto merantau dari Banjarnegara ke Jakarta dan puluhan tahun berjualan getuk.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
"Pas anak saya sudah 4, saya kepengin lagi kerja di Jakarta."
"Akhirnya saya datang dan ikut teman kerja jualan getuk di Bekasi."
"Untuk tinggalnya di kontrakan milik bos saya di Jatimakmur," jelasnya
Saat ini, Waryoto menekuni berjualan getuk keliling sejak pagi hingga sore hari.
Ia pun biasanya berkeliling sekitaran Bekasi dan Jakarta Timur.
Sedangkan untuk penghasilannya, Waryoto mengatakan tak pernah menentu.
"Ya ketimbang di kampung pekerjaan juga sulit, rumah jarang. Mending kerja di Jakarta, rumah banyak jadi keliling jualan begini pasti laku. Minimal penghasilan bersih saya setelah setoran Rp 80-100 ribu perhari," katanya.
Sistem Setor
Melihat kondisi ekonomi di kampung yang sulit, Waryoto mengaku senang usai mendapatkan pekerjaan di daerah Bekasi.
Meski hanya berjualan getuk, Waryoto malah menekuni pekerjaan tersebut.
Selain memiliki penghasilan yang lumayan, Waryoto juga menuturkan sistem jualannya yang sangat menguntungkan.
"Jualan ini sistemnya setoran. Jadi nanti 1/3 dari hasilnya untuk saya," katanya.
Selain itu, hal lain yang membuatnya betah berjualan getuk di usia senja ialah memiliki bos yang baik.
"Enaknya lagi tiap makan pagi dan sore saya dapat dari bos selain kontrakan yang gratis."
"Jadi kita cuma jualin aja. Makanya saya masih semangat jualan dan enggak mau ngandelin uang dari anak-anak saya," tandasnya. (*)