Satu Keluarga Tewas Keracunan Gas Genset
Terkuak Keseharian Mahmudi Sebelum Tewas Sekeluarga Karena Asap Genset, Sempat Niat Pulang Kampung
Terungkap keseharian Mahmudi sebelum tewas sekeluarga karena asap genset di Pulogadung, Jakarta Timur.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
"Jasadnya sudah pembusukan lanjut, perkiraan meninggal sudah lebih dari 12 jam. Diduga mereka dalam keadaan tidur dan tidak sadar menghirup CO," ujarnya.
Dia tak bisa memastikan apakah keempatnya sempat bangun karena tersedak gas CO atau tidak karena keluarga menolak diautopsi.
Sementara untuk mengetahui para korban sempat tersedak atau tewas dalam keadaan tidur perlu dilakukan pemeriksaan dalam atau autopsi.
"Kalau dalam keadaan sadar pasti batuk-batuk. Untuk mengetahui mereka terbangun dan batuk-batuk atau tidak perlu dilihat jalur pernafasannya lewat autopsi," tuturnya.
Kronologi

Mahmudi (35), Ayu Maryana Oktavia (29), Selvia Audy Pratiwi (9), dan Mahezha Kurniawan (5) tewas keracunan CO atau karbon monoksida buangan genset.
Jasad pasangan suami istri dan dua anaknya itu ditemukan di atas kasur ruang kamar tidur rumahnya wilayah RT 01/RW 09 Kelurahan Pulogadung pada Kamis (2/1/2020).
Kakak Ayu, Imam Jumhari (47) yang pertama menemukan keempat korban mengatakan genset yang buangan gasnya jadi sebab kematian digunakan sejak Rabu (1/12/2019).
Pasalnya kawasan RW 09 Kelurahan Pulogadung tempat adiknya terdampak banjir sejak dini hari sehingga berujung pada pemadaman listrik
"Banjirnya enggak masuk rumah, tapi tetap terdampak pemadaman listrik. Dari tanggal 1 jam 7 pagi gensetnya dinyalakan," kata Imam di RS Polri Kramat Jati, Jumat (3/1/2020).
Genset yang biasa digunakan keluarga Mahmudi berdagang gulali diletakkan di bagian dalam rumah, tepatnya belakang pintu rumah.
Genset berdaya sedang itu terus menyala hingga pada pukul 22.00 WIB saat Imam terakhir berbincang dengan Mahmudi dan keluarga.
Imam yang bermukim tak jauh dari rumah Ayu sehingga mendengar deru mesin menuturkan genset berhenti berfungsi pada Kamis (2/1/2020).
"Jam 3 pagi pas tanggal 2 saya kebangun, sudah enggak ada suara gensetnya mati. Mungkin kehabisan bahan bakar tapi enggak sadar karena tidur," ujarnya.

Di hari itu, sekira pukul 08.00 WIB sebenarnya listrik di permukiman warga RW 09 sebenarnya sudah menyala seiring surutnya banjir.