Gedung 4 Lantai Ambruk
Gedung Ambruk di Palmerah Usianya Sudah Seperempat Abad, Warga Sekitar Masih Was-was Puing Jatuh
Umur gedung ambruk di Palmerah Jakarta Barat sudah berusia 25 tahun, polisi masih selidiki dugaan kelalaian hingga warga sekitar was-was.
Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
Sampai saat ini, di depan Jalan Tali menuju Jalan Brigjen Katamso memang masih dipenuhi tumpukan puing reruntuhan lantaran posisi gedung berada di sebelah jalan ini.
Garis polisi juga masih terpasang di depan Jalan Tali.
"Ini akses utama warga. Kemarin kita sudah senang ini langsung dirobohkan, tapi ternyata enggak sampai selesai dan ditinggal gitu aja," kata Suratman.
Saat ini, Lurah Kota Bambu Selatan, Muhadi sedang melakukan mediasi dengan warga sekitar di salah satu rumah warga.
Puing-puing Masih Berjatuhan
Puluhan warga Jalan Tali RT 06 dan RT 04 RW 09 Kelurahan Kota Bambu Selatan yang lokasinya berada tepat di belakang gedung ambruk harus mengungsi dari tempat tinggalnya.
Sebab, mereka khawatir sisa bangunan yang belum diratakan seluruhnya akan menimpa tempat tinggal mereka.
Batu-batu dari reruntuhan puing gedung terlihat berceceran di beberapa rumah warga yang lokasinya berada di belakang dan samping gedung ambruk.

Selain itu, reruntuhan juga memenuhi Jalan Tali yang sampai saat ini masih ditutup dengan garis polisi.
"Dari kemarin sudah ngungsi karena kita takut nanti ada roboh lagi. Tapi sekarang lagi ambilin barang-barang yang diperluin karena kita masih takut soalnya belum semuanya diratakan," kata Suratman, warga Jalan Tali RT 04 RW 09 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (7/1/2020).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi Pukul 14.00 WIB, justru semakin banyak warga yang mengungsi lantaran saat diguyur hujan, sisa bangunan sempat kembali ambruk dan mengagetkan warga.
Mereka langsung pada berlarian dari tempat tinggalnya lantaran bunyi material yang jatuh cukup kencang.
Bahkan, warga yang tempat tinggalnya berjarak sekira 50 meter dari lokasi, yang sebelumnya merasa aman kini juga ikut panik dan mengungsi.
Mereka memindahkan sepeda motor dan barang-barangnya ke rumah kerabat atau tetangganya yang lokasinya cukup jauh dari gedung ambruk.
"Mundur-mundur agak jauhan lagi, warga mending ngungsi aja, soalnya masih rawan ini lagi hujan," imbau Lurah Kota Bambu Selatan, Muhadi yang sedang berada di Jalan Tali untuk melakukan mediasi dengan warga yang protes terkait evakuasi gedung ambruk ini.
Diketahui, kondisi di lokasi gedung ambruk saat ini sedang turun hujan sehingga membuat material bangunan mulai berjatuhan.
Sementara itu, Ketua RT 06 RW 09, Hermansyah menyebut ada lebih dari 50 warganya yang harus mengungsi lantaran tempat tinggalnya berdekatan dengan gedung ambruk.
Selain rumah, ada pula cafe, indekost hingga kantor yang terdampak dari gedung ambruk.
"Kami meminta agar proses evakuasi ini sampai tuntas jangan cuma setengah-setenngah karena ini menyangkut keselamatan warga jangan sampai nunggu roboh lagi, intinya kami mau diratakan secepatnya," kata Hermansyah.
Puslabfor Perkirakan Pelapukan Bangunan di Gedung Ambruk Sudah Bertahun-Tahun
Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya memperkirakan proses korosi atau pelapukan bangunan akibat perkaratan besi rangka di gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat sudah berlangsung lama.
"Sudah cukup lama karena lihat dari bentuk korosinya sampai separuh baja itu sudah kemakan," kata Ulung kepada wartawan di lokasi gedng ambruk, Selasa (7/1/2020).
"Bisa diatas tiga tahun," tambahnya saat ditanya perkiraan waktu terjadinya korosi di gedung tersebut.
"Ada dari kita menemukan di sambungan daripada besi bajanya itu telah alami korosi yang hampir separuhnya. Itu mengakibatkan deformasi karena beban yang besar dia deformasi melengkung sehingga dalam keadaan tidak kuat, maksimum dia runtuh di sebelah ujung," paparnya.
Selain itu, kata Ulung, curah hujan yang tinggi di awal tahun ini semakin membuat bangunan lapuk dan tak kuat menampung beban.
"Ditambah dengan curah hujan, yang mungkin air itu akan (karena) strukturnya tidak baik dalam hal airnya sehingga ada air yang terjebak. Itu menambah beban dari struktur," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, bangunan empat lantai yang disewa Alfamart di Jalan Brigjen Katamso, lokasinya tak jauh dari turunan Flyover Slipi arah Tanah Abang ambruk sekira Pukul 09.20 WIB.
Reruntuhan bangunan ini menimpa beberapa motor dan sebuah mobil boks yang terparkir di halaman minimarket tersebut.
Akibat insiden ini ada tiga korban yang alami luka-luka.
Warga Sekitar Mengungsi
Setelah hujan reda, para penghuni indekost yang berada di belakang gedung ambruk secara bergantian mengemasi barang-barang mereka yang ada di kamar.
Mereka didampingi seorang anggota TNI untuk mengambil barang-barangnya.
"Karena kita khawatir bebannya enggak kuat kalau sekaligus naik makanya dibikin bergantian maksimal dua penghuni saja yang naik dengan didampingi petugas," kata Ketua RT 06 RW 09 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Hermansyah, Selasa (7/1/2020).
Pantauan TribunJakarta.com Pukul 16.15 WIB di lokasi, proses evakuasi barang-barang dari para penghuni masih berlangsung.
Menggunakan koper serta kardus, para penghuni menurunkan barang-barangnya yang mayoritas berisi pakaian.
"Saya sih mau sekalian pindah karena saya takut nanti kena roboh juga karena kan ini katanya bangunan depannya juga mau diratakan," kata Clara (25) salah seorang penghuni indekost.
Clara pun kemudian membawa barang-barangnya yang berisi pakaian untuk dipindahkan sementara ke indekost teman kerjanya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sementara numpang di kostan teman dulu sambil cari kostan baru," ujarnya.
"Semalam juga nginep dirumah dia. Paling pas libur baru cari kostan tapi enggak mau yang bertingkat karena trauma," lanjutnya.
Sementara itu, Ayu selaku pengelola indekost mengatakan total ada 18 dari 26 kamar di bangunan lima lantai ini yang diisi oleh para penghuni.
"Untuk keseluruhan ada 26 kamar, tapi yang terisi ini ada 18 kamar dan sekarang penghuninya lagi pada antre buat ambil barang-barangnya," kata Ayu.