Awal Tahun 2020 Jakarta Dikepung Banjir

Takut Anak Sakit Karena Rumah Kotor, Korban Banjir Cililitan Pilih Mengungsi

Sejak mengungsi ke Aula Anuriyah pekan lalu, hingga kini keluarga Asmiah belum sehari pun bermalam di kediamannya.

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Bima Putra
Asmiah (60) saat ditemui di posko pengungsian Aula Anuriyah di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Asmiah (60), satu warga RW 07 Kelurahan Cililitan korban banjir luapan Kali Ciliwung pada Rabu (1/1/2020) belum dapat bernafas lega karena masih mengungsi.

Sejak mengungsi ke Aula Anuriyah pekan lalu, hingga kini keluarga Asmiah belum sehari pun bermalam di kediamannya.

Timbunan sampah, dan kondisi rumah yang masih berantakan imbas banjir membuat keluarganya hingga kini masih mengungsi.

"Kalau lumpur sudah bersih, tapi baju yang terendam dan sampah lainnya masih numpuk di rumah. Berserakan, enggak bisa dipakai tidur," kata Asmiah di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2020).

Pertimbangan mengungsi juga karena cemas tiga anaknya bakal sakit bila harus tidur dalam kondisi rumah yang kumuh.

Posko pengungsian di Aula Anuriyah tempat sejumlah warga RW 07 Kelurahan Cililitan mengungsi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2020)
Posko pengungsian di Aula Anuriyah tempat sejumlah warga RW 07 Kelurahan Cililitan mengungsi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Asmiah hanya kembali ke rumahnya di siang hari untuk mencicil pembersihan lalu di malam hari kembali mengungsi ke Aula Anuriyah.

"Takut anak-anak pada sakit, karena rumah masih kotor. Keluarga anak saya yang kebanjiran juga masih ngungsi, jadi saya di sini sama cucu juga," ujarnya.

Asmiah dan keluarganya tak sendiri, Ketua RT 09/RW 03 Ahmad menuturkan sebanyak delapan kepala keluarga warganya mengungsi.

Alasan mereka masih mengungsi sama dengan Asmiah, khawatir keluarga mereka sakit terdampak kumuhnya rumah.

"Awalnya yang mengungsi di sini ada 50 KK, tapi sekarang tinggal 8 KK. Beberapa punya balita, jadi pada takut anaknya sakit kalau tidur di rumah," tutur Ahmad.

Menurutnya upaya bersih-bersih rumah warga terhambat pemadaman listrik yang berujung terhentinya aliran air untuk menyemprot lumpur.

Ahmad menyebut sejumlah warganya bahkan terpaksa membeli genset guna mempercepat upaya pembersihan rumah.

Periksa Lokasi Kejadian hingga Cari Barang Bukit, Polisi Gelar Olah TKP di Rumah Mantan Istri Sule

Dua Pria Jambret Ponsel Bocah SD di Kelapa Dua Tangerang, Polisi: Buat Main Game Online

Luthfi Alfiandi akan Jalani Sidang Lanjutan Hari Ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

"Kalau sekarang listrik sudah nyala, tapi karena atap rumah habis kebanjiran dan lembab. Jadi warga masih takut nyalain listrik. Masih berisiko lah kasarnya," lanjut dia.

DI wilayah RW 07, kini sedikitnya 18 KK masih mengungsi karena rumahnya masih dipenuhi sampah imbas banjir luapan Kali Ciliwung.

Selain di Aula Anuriyah, warga mengungsi di STPBA Pertiwi yang berada dekat permukiman warga RW 07.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved