Soroti Fenomena Kerajaan Palsu, Dedi Mulyadi Sebut Sudjiwo Tedjo Jadi Penyebab: Kurang Produktif

Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyani sebut Sudjiwo Tedjo jadi satu di anatara penyebab munculnya kerajaan-kerajaan fiktif di tanah air.

Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Tangkapan Layar YouTube/Indonesia Lawyer Club
Sudjiwo Tedjo dan Dedi Mulyadi dalam program acara ILC tvOne. 

Lebih lanjut, Dedi mengatakan siapa pun sebenarnya berhak mendeklarasikan diri sebagai raja.

Namun harus ada syarat-syarat yang dipenuhi terlebih dahulu.

"Tinggal yang menjadi persoalan adalah kalau ingin jadi raja, menurut saya siapa pun berhak mendeklarasikan diri menjadi raja," ujar Dedi.

Menurutnya salah satu syarat menjadi raja adalah memiliki kekayaan yang cukup, sehingga bisa memakmurkan rakyatnya bukan malah menarik iuran dari anggotanya.

"Asal punya syarat untuk menjadi seorang raja, dia itu punya kekayaan yang cukup, punya pengetahuan yang luas, sehingga deklarasinya memakmurkan rakyat membagi hartanya, bukan memungut iuran," terang Dedi.

"Karna rakyat udah bosen dengan iuran dalam setiap bulan," lanjutnya.

Gara-gara Utang Rp 4.500, Mariadi Nekat Tusuk Tetangganya: Sakit Hati dengar Ucapan Ibu Korban

Tanggapan Sudjiwo Tedjo

Menanggapi dirinya yang disebut kurang produktif oleh Dedi Muyadi, Sudjiwo Tedjo menyebut jiwa seni orang-orang di negeri rendah sekali.

"Jiwa seni orang-orang di republik ini rata-rata rendah sekali," ujar Sudjiwo Tedjo.

Lebih lanjut Sudjiwo Tedjo membeberkan sikap para pejabat jika sedang menonton pertunjukan kesenian.

Menurutnya, para pejabat yang menonton pentas kesenian malah sibuk bermain handphone ketimbang menyaksikan pertunjukan.

"Para pejabat kalau nonton kesenian pasti main hp, enggak ada nilainya," kata Sudjiwo Tedjo.

"Disuruh pentas-pentas kesenian, gimana mau pentas kesenian, baca puisi kayak Rendra, wong pejabat duduk lansung nonton hp, main hp," beber Sudjiwo Tedjo lantang.

Melihat itu, Sudjiwo Tedjo tampak prihatin.

"Artinya dia memperjuangkan negeri ini tidak didasarkan pada faktor artistik, gimana tujuannya bisa indah," pungkasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved