Terjerat Kasus Penipuan, Ratu Keraton Agung Sejagat Curhat Jadi Bahan Lelucon Para Napi di Lapas
Ratu palsu Keraton Agung Sejagat curhat jika dirinya menjadi bahan gurauan selama mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP).
Penulis: Muji Lestari | Editor: Rr Dewi Kartika H
Dalam hal ini, Asriati mengaku tidak ada perlakukan khusus untuk Fanni.
Sebab, semua tahanan baru akan ditempatkan terlebih dahulu di sel Mapenaling.
"Itu istilahnya masa pengenalan lingkungan. Soalnya kan Polda gak punya sel untuk tahanan wanita," pungkasnya.
Rencananya, Fanni dan Totok akan dipertemukan kembali pada Senin (20/1/2020) besok.
Mereka berdua akan diperiksa secara psikologis oleh pihak Dokkes Polda Jateng untuk mengetahui penyebab, kenapa Fanni dan Totok tetap bersikukuh mengaku mendapat wangsit.
Hal itu diungkapkan Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Rumah Dinasnya, Jumat (17/1/2020).
"Proses pemeriksaan psikologis ini untuk mengetahui rekam jejak kejiwaan yang dialami keduanya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan pembuat keonaran," pungkas Kapolda.
Solo dan Wonogiri
Para pengikut dari Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) yang didirikan Totok Santoso (42) atau dikenal Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat bersama Fanni Aminadia (41) terus meluas di berbagai daerah.
Selain tersebar di Purworejo dan Klaten, penyidik dari Ditreskrimum Polda Jateng ternyata menemukan banyak pengikut lainnya di sekitar Solo Raya, termasuk Wonogiri.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menuturkan, para pengikut yang berasal dari luar Purworejo itu pun ternyata turut memberikan iuran.
"Mereka juga ikut membayar iuran. Sampai sejauh ini, kami masih terus hitung uang hasil dari iuran tersebut.
Iuran itu ada yang disimpan secara tunai maupun bank.
Sejumlah uang juga ada yang disimpan di masing-masing daerah seperti di Wonogiri dan Klaten," terang Kapolda kepada Tribunjateng.com, Jumat (17/1/2020).
Dia mengungkapkan, rencananya, kedua tersangka yang mengaku sebagai raja dan ratu ini akan diperiksa secara psikologis oleh Dokkes Polda Jateng pada Senin (20/1/2020) besok.
Hal itu ditempuh pihak penyidik supaya mengetahui secara psikologis asal-muasal kedua tersangka masih mengklaim mendapat wangsit untuk menjaga perdamaian dunia.
"Kedua tersangka kooperatif. Totok sudah memberikan penjelasan.
Namun, Fanni masih merasa mendapatkan wangsit untuk menjaga perdamaian dunia.
Maka dari itu, kami akan periksa tersangka secara sisi psikologisnya nanti Senin (20/1/2020)," urainya.
Saat disinggung perihal adanya tersangka baru, Kapolda menyebut masih melihat kemungkinan, terutama kepada para koordinator atau patih di beberapa daerah lainnya.
"Apakah sang patih (koordinator) di daerah-daerah ini dikategorikan sebagai pembantu kedua tersangka atau malah menjadi korban juga.
Ini yang masih kami dalami. Jika ikut membantu, maka akan ada tersangka baru lainnya," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Kerajaan Keraton Agung Sejagat diketahui mempunyai puluhan pengikut di
Desa Brajan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Di sana, Kerajaan Keraton Agung Sejagat memiliki 28 pengikut. Mereka dipimpin oleh seorang dengan jabatan maha menteri atau patih Kerajaan Keraton Agung Sejagat bernama saudari Wiwik.
"Untuk Wiwik di Klaten, masih diperiksa. Dia saat ini masih berstatus sebagai saksi. Sejauh ini, sudah ada tujuh korban atau pengikut yang telah melapor ke Polda Jateng terkait kasus ini," pungkas Kapolda. (Tribunjateng/gum/*).