Mengapa Anak Sulit Makan Sayur? Ayo Kenali Penyebabnya
Makan dengan menu makanan yang memiliki gizi seimbang, sangat baik bagi tumbuh kembang anak.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Dalam satu hari kalau bisa menu tidak berulang. Jadi misalnya pagi bayem, siangnya ada tomatnya, nanti malamnya ada terong, jadi biar seimbang. Tidak ganti-ganti (menu) salah juga. Jadi memang paling bagus ya harus seimbang, terus dia punya menu variasi. Itu mencegah kebosanan pada anak. Anak harus diganti terus menunya," beber dia.
Sebagai dokter Ahli Gizi, dokter Diana mengatakan bahwa gizi seimbang sangat penting dikonsumsi bagi pertumbuhan anak.
Porsi makanan yang dianjurkan, adalah setengah piring terdiri dari buah dan sayur, dan setengah piring
sisanya adalah sumber karbohidrat dan lauk-pauk dengan proporsi seimbang.
Lantas, apa yang perlu dilakukan jika anak tak suka makan sayur?
Sebaiknya para orangtua memulai untuk mengajak sang anak makan bersama dengan berbagai jenis sayuran yang sehat.
• Gedung Kantornya Hendak Dijual di Situs Online, DPD Golkar Kota Bekasi Tegaskan Tak Akan Membeli
• Remaja 18 Tahun Jadi Muncikari di Mojokerto, Tawarkan Tarif Kencan Wanita Rp 900 Ribu
Tak hanya sekedar menyajikan, namun orangtua juga harus mencontohkan bagaimana caranya memakan sayur dengan cara yang nikmat dan tidak membosankan.
Misalnya, dengan mengolah berbagai jenis sayur menjadi makanan olahan yang enak, serta membuat tampilan makanan menjadi tidak membosankan.
"Biasanya untuk anak-anak yang susah makan sayur itu, kita makan bareng di meja. Makan malam, makan siang, makan bareng, dengan keluarga dan mamahnya juga nyontohin 'Oh ini enak loh, sayur bayemnya enak banget' jadi anak jangan cuma disediain aja tapi kita contohin. Jadi ini anak akan 'oh iya ya, mamah makannya enak nih, berati ini enak' gitu," kata dia.
Selain itu, ketika makan bersama usahakan agar anak dijauhkan dari berbagai aktivitas lain yang mengganggu proses makan bersama.
Seperti menonton TV, main game, atau bermain gadget. Biarkan anak menikmati proses makan bersama dengan keluarga.
"Jadi memang murni benar-benar proses makan. Karena proses makan itu justru diajarin duduk, itu untuk proses makan," bebernya.
