Waspada Virus Corona, Kucing & Anjing Peliharaan yang Terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Diperiksa

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan memaparkan kesiagaan yang disiapkan jajarannya yakni pertama, memantau pergerakan hewan.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil saat melakukan pemantauan terhadap kucing dan anjing yang terbang di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (3/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Badan Karantina Pertanian memperketat pengawasan kedatangan hewan peliharaan yang dibawa penumbang di Bandara Soekarno-Hatta.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan memaparkan kesiagaan yang disiapkan jajarannya yakni pertama, memantau pergerakan hewan peliharaan.

Seperti, anjing, kucing, rodentia, kelelawar dan unggas.

"Telah mengeluarkan instruksi kewaspadaan penyebaran Virus Korona untuk melakukan pengawasan dan tindakan karantina terhadap lalulintas Media Pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular virus," kata Jamil di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Senin (3/2/2020).

Kedua, tindakan karantina perlakuan yang dilakukan berupa desinfeksi terhadap hewan dan peralatan hewan seperti kandang.

Menggunakan desinfektan berbahan aktif misalnya ether alcohol 75 persen, klorin, peroxyacetic acid, dan chloroform.

Ketiga, lanjut Jamil, melakukan mitigasi risiko terhadap negara asal, negara transit, kargo manifest dan barang bawaan penumpang dalam rangka melakukan pencegahan terhadap masuknya virus corona.

"Langkah keempat melakukan monitoring dengan mengambil sampel swab mukosa saluran pernafasan untuk dilakukan uji laboratorium yang memiliki kompetensi uji virus corona," jelas Jamil.

Terakhir, lakukan uji peneguhan diagnosa dilakukan oleh laboratorium Kementerian Pertanian.

14.568 jiwa terinfeksi virus corona

Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology, Prof Amin Soebandrio menuturkan kriteria orang sembuh dari virus corona.

Kriteria itu diungkap Prof Amin Soebandrio seiring dengan merebaknya virus corona di seluruh dunia.

Berdasarkan laporan Kompas.com, terdapat 305 jiwa meninggal dan 14.568 jiwa terinfeksi virus corona hingga Minggu (2/2/2020).

TONTON JUGA:

Seorang korban meninggal berasal dari Filipina menjadi kasus pertama yang terjadi di luar daratan utama Cina.

 Pegawai Katering Tiduri Pacarnya yang Masih SMP: Modal Rayuan Maut, Bermula Bertukar Cerita & Tawa

Sementara itu, dikabarkan 187 pasien telah sembuh dari virus corona dan kembali sehat sedia kala berdasarkan gisanddata.

Namun sebagian besar lainnya masih mendapatkan penanganan intensif di bawah dokter dan ahli medis.

Penderita virus corona bisa jadi hanya mengalami gejala ringan dan diharapkan dapat beristirahat dengan cukup.

Sebagaimana SARS dan influenza, virus corona memiliki risiko tertentu bagi mereka yang masih berusia lanjut dan memiliki sakit bawaan sebelumnya.

 Terungkap Keseharian Terduga Penghina Wali Kota Surabaya, Sempat Mengurung Diri Sebelum Ditangkap

Kendati demikian, hingga saat ini belum ditemukan obat yang pasti untuk menyembuhkan virus corona ini.

Lantas bagaimana kriteria sebenarnya orang yang telah sembuh dari virus corona?

Dilansir dari kanal YouTube Official iNews pada Senin (3/2/2020), Prof Amin Soebandrio menjelaskan penyakit virus terutama yang menyebabkan penyakit influenza akan sembuh sendiri.

Virus corona
Virus corona (kompas/akbar bhayu tamtomo)

"Kita lebih mengandalkan kekebalan tubuh manusia. Selama kita bisa menjaga dan memperbaiki kekebalannya maka kasusnya ringan dan sembuh."

"Tetapi di beberapa kasus itu penderitanya berusia 40 tahun ke atas dan mereka diketahui sebelumnya mempunyai penyakit lain, sehingga itu menyebabkan mereka komplikasi," tegas Prof Amin Soebandrio.

 Ramalan Zodiak Cinta Senin 3 Februari 2020, Scorpio Naksir Doi, Libra Jangan Cepat Ambil Keputusan

Lebih lanjut, Prof Amin Soebandrio menyatakan, selama virus tersebut bisa diatasi oleh sistem kekebalan tubuh maka ada sirkuitnya.

"Pertama dia akan naik, lalu jika bisa diatasi maka akan turun. Di rumah sakit biasanya pasien diobati sebagian besar untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri dan memperbaiki kerusakan organ yang ada, seperti gagal ginjal yang harus diperbaiki," aku Prof Amin Soebandrio.

14.568 Jiwa Terinfeksi, Apa Kriteria Orang Sembuh dari Virus Corona? Ini Kata Prof Amin Soebandrio
14.568 Jiwa Terinfeksi, Apa Kriteria Orang Sembuh dari Virus Corona? Ini Kata Prof Amin Soebandrio (YouTube/official iNews)

Selain itu, Prof Amin Soebandrio menilai sebelum pasien dikeluarkan dari rumah sakit maka harus dipastikan ia tak akan menularkan ke lingkungan.

"Dia harus diperiksa minimum 2 kali berturut-turut," beber Prof Amin Soebandrio.

 Fakta-fakta Janda Tewas Bersimbah Darah di Surabaya, Korban Teriak Histeris & Curhat Bakal Dibunuh

SIMAK VIDEONYA:

5 Hoaks Virus Corona

 Mengiringi ramainya pemberitaan tentang wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV), masyarakat juga disuguhkan dengan beragam isu keliru atau hoaks yang ada.

Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dan ditanggapi oleh para tenaga medis sebagai berikut:

1. Penyembuhan dengan makan bawang putih

Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, mengatakan tidak ada kaitannya bawang putih dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

"Ini saya yakin yang buat isu, pedagang bawang putih teman saya di Rawamangun itu," kata dia sambil terkekeh, dalam acara bertajuk Info Sehat FKUI untuk Anda: Wabah Coronavirus: Status Terakhir di Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Jadi, entah Anda akan mengkonsumsi bawang putih tiga butir atau delapan butir dengan takaran pada isu yang beredar, hal itu tidak ada kaitannya dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

2. Pengobatan dengan obat anti-HIV

Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan antivirus itu dibuat untuk memutuskan rantai virus tertentu.

"Replikasi HIV dan novel Coronavirus belum ada kaitannya bagaimana ini bisa," kata dia.

Diakui Fera, meskipun memang ada laporan satu intitusi yang memberikan antivirus HIV atau bahkan antivirus flu burung, tapi yang jelas kalau pasien sembuh itu karena sifat penyakit disebabkan virus memang adalah self limiting disease atau bisa baik dengan sendirinya.

Tindakan ini tidak direkomendasikan karena ini tidak ada bukti terkaitnya, justru dikhawatirkan bukan mematikan, tetapi malah membuat virus semakin kuat.

3. Menular melalui tatapan mata

Erlina menegaskan penularan virus sangat mustahil jika terjadi hanya melalui tatapan mata.

Melainkan, jika pasien positif virus corona mengeluarkan doplet yang akhirnya mengenai tangannya, kemudian bersalaman dengan Anda, serta tanpa mencuci tangan Anda menyentuh hidung, mulut ataupun mata, maka penularan mungkin saja terjadi.

Untuk diketahui doplet adalah cairan yang terpercik saat seseorang batuk ataupun bersin.

Perilaku batuk dan bersin dengan menutup menggunakan tangan sangat tidak dianjurkan.

Serta, rutinlah mencuci tangan Anda dengan sabun.

4. Minum alkohol

Fera mengatakan, meskipun alkohol 70 persen sebagai disinfektan dapat berfungsi dengan baik dalam membasmi virus.

Tetapi, bukan berarti virus corona tersebut akan mati ketika Anda mengonsumsi alkohol.

"Betadine, klorin itu juga baik untuk disinfektan, tapi, kan, enggak mungkin kita minum itu. Minum alkohol juga hoaks, tidak benar," kata Fera.

5. Kebocoran laboratorium biologi

Sempat beredar di media sosial, mengenai virus corona yang dikatakan adalah senjata biologis dari laboratorium di China yang bocor.

Diakui Fera, memang dalam melakukan riset tentang virus, peneliti pasti memiliki tujuan, ada riset yang tujuannya membuat vaksin dan ada juga dengan tujuan yang tidak benar.

"Tapi kalo ini kita enggak tahu karena harus melalui investigasi," tuturnya.

Selama belum bisa dibuktikan, tidak bisa dikatakan wabah virus corona ini akibat kebocoran laboratorium biologis China.

Secara komprehensif ini adalah persoalan yang luas jika ingin dikaitkan.

Adapun, menurut dia, virus corona memang sudah ada sejak lama, wabah SARS dan MERS beberapa waktu lalu.

Sumber utamanya adalah virus corona dari kelelawar, yang menular melalui hewan perantara masing-masing.

Oleh sebab itu, para ahli mengimbau agar masyarakat tidak asal menelan informasi dari media sosial tanpa ada bukti dan fakta dari para ahli di bidangnya terkait wabah virus corona asal China ini. (*)

 (tribunjakarta/kompas)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved