Stasiun Bawah Tanah MRT di Jakarta Utara Dibangun di Kedalaman 40 Meter

Pihak MRT Jakarta pun melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk proses pembangunan fase dua.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar (kiri) dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan), saat penandatanganan kerja sama di kantor MRT Jakarta, Rabu (5/2/2020). 

Dia melanjutkan, kerja sama ini juga sebagai tujuan mendapat data tentang cuaca di Jakarta dan sekitarnya lebih tepat.

“Dengan data yang lebih dini dan valid tersebut, kami bisa mengetahui gejala alam yang kemungkinan berdampak terhadap keamanan, keselamatan, serta layanan MRT Jakarta,” ujar William.

Pelaku Pembobolan Kotak Amal Masjid di Mampang Ditangkap Polisi

Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan kerja sama ini akan berlaku tiga tahun ke depan atau sampai 2023 mendatang.

"Direncanakan perjanjian ini akan berlaku hingga tiga tahun ke depan," ujar Dwikorita, sapaannya.

“Dengan informasi yang selama ini sudah bisa diperoleh melalui gawai dan situs web, akan meningkatkan kecepatan informasi yang diterima tersebut. Akan melalui sistem server to server," sambungnya.

Selain itu, kata dia, kini BMKG sedang menyiapkan observasi kondisi kegempaan di Jakarta dengan mengumpulkan data-data.

"Tujuannya agar kami lebih waspada dan hati-hati terhadap cuaca," pungkas Dwikorita.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved