Pulang Merantau dari Jakarta, Anak Tebas Ayah Kandung Hingga Tewas Dipicu Masalah Durian

Gunawan Sucipto Pane (26) tega menebas ayahnya, Torang Pane (50) hingga tewas. Begini deretan fakta pembunuhan dipicu teguran korban.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
net
Ilustrasi mayat 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gunawan Sucipto Pane (26) tega menebas ayahnya, Torang Pane (50) hingga tewas.

Peristiwa pembunuhan ini terjadi di Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Polisi telah menangkap Gunawan Pane. Pelaku masiih diperiksa penyidik Polsek Parongil.

TribunJakarta.com mengutip TribunMedan.com terkait dengan peristiwa berdarah itu.

Kronologi

Kapolsek Parongil Iptu Maruli Tambunan menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

Kejadian ini, kata Maruli, bermula ketika Gunawan Pane menggelar durian di halaman rumah ayahnya, Desa Lae Parira, untuk dijual kepada tauke.

Durian mesti digelar guna penyortiran.

Melihat halaman rumahnya penuh, Torang Pane gusar dan menegur anaknya dengan kata-kata yang agak kasar.

"Dibilang bapaknya, 'Jangan kau bikin bisnismu di rumah ini!'.

Si anak heran, lalu menjawab: 'Apanya maksudmu, Pak?'," beber Maruli.

Pelaku Dilempar Batu

Keluarga dan kerabat berkumpul mengelilingi jenazah Torang Pane (50), seorang ayah yang dibunuh anak kandungnya di Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020).
Keluarga dan kerabat berkumpul mengelilingi jenazah Torang Pane (50), seorang ayah yang dibunuh anak kandungnya di Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020). (TRIBUN MEDAN/DOHU LASE)

Sejurus kemudian, Torang Pane berjalan ke arah samping rumah untuk mengambil batu dan melemparkan batu itu ke Gunawan Pane.

"Korban melempar batu ke anaknya, lalu bilang, 'Masih di sini kau, Babi? Pergi kau! Harus kumatikan kau!" beber Maruli lagi.

Kalap, Gunawan bangkit dari jongkoknya dan bergegas menuju mobilnya untuk mengambil pisau.

Setelah itu, Gunawan menghampiri ayahnya dan menebas punggung ayahnya sekali.

Tak puas, Gunawan lanjut menebas kepala ayahnya dua kali.

Istri Torang sekaligus ibu Gunawan kemudian melerai pembantaian itu.

Melihat ayahnya tersungkur, Gunawan lari ke rumah tetangga.

Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada Polsek Parongil dan berupaya memberi pertolongan pertama kepada Torang.

Di perjalanan menuju rumah sakit, Torang mengembuskan nafas terakhirnya.

"Pisau yang dipakai pelaku berukuran panjang sekitar 25 cm, lebar 4 cm," ungkap Maruli.

Maruli menambahkan, jenazah Torang sudah divisum dan kasus ini masih diselidiki.

Jenazah Torang Pane sudah dibawa ke RSUD Sidikalang dan kini telah disemayamkan di rumah duka.

Sementara, Gunawan Pane sudah ditangkap dan kini masih diperiksa.

"Kasus ini ditangani Polsek Parongil. Pelaku dan saksi-saksi saat ini masih di Unit Res, masih diambil keterangannya," tutur Maruli kepada Tribun Medan, Sabtu (8/2/2020) siang.

Suasana Rumah Duka

Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang-Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.

Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.

Torang Pane (50) tewas di tangan anak kandungnya, Gunawan Sucipto Pane (26). Punggung dan kepala Torang ditebas Gunawan pakai pisau besar.

Pembunuhan ini terjadi di areal rumah/rumah duka, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Bantah karena Durian

Gunawan Sucipto Pane saat diamankan di Mapolres Dairi, Sabtu (8/2/2020).
Gunawan Sucipto Pane saat diamankan di Mapolres Dairi, Sabtu (8/2/2020). (Dokumentasi Polres Dairi)

Saat awak Tribun Medan menyambangi TKP guna mencari tahu cerita selengkapnya, Sabtu (8/2/2020) siang, pihak keluarga memilih menutup diri.

Ketika istri Torang, Pinta Uli boru Sihite, akan mulai bercerita kepada Tribun Medan, seorang pemuda bertato di lengan tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan.

Ia mengaku anak kandung Torang.

Ia menolak kasus ini diberitakan, diduga malu.

Ia juga berdalih, tak terima pemberitaan yang menyebut, Torang dan anaknya terlibat persaingan bisnis jual-beli durian dan persaingan itu kemudian memicu ketidakharmonisan keduanya.

"Di berita, dibilang bapakku ini mati gara-gara durian. Setelah ini, akan kami korek itu semua. Kami enggak mau terima wartawan sekarang, karena kami lagi berduka," tutur pemuda bertato itu.

Pelaku Ditangkap

Gunawan Sucipto Pane (26), kini telah meringkuk di balik sel tahanan Mapolsek Parongil, Jalan Sidikalang-Parongil, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) sore.

Pantauan Tribun Medan, ia terkulai lemas di lantai sel.

Kapolsek Parongil, Iptu Maruli Tambunan mengatakan, Gunawan baru saja dimasukkan ke dalam sel sore itu.

Ia telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Semalam suntuk dia diperiksa. Baru saja siap," ujar Maruli.

Pengendara Mobil Cekik Polisi Terancam 10 Tahun Penjara: Saya Khilaf dan Menyesal

Diskotek Golden Crown Disegel, Izin Usaha Dicabut Hingga Pengelola Bantah Peredaran Narkoba

Maruli mengungkapkan, Gunawan mengaku menyesal kepada penyidik.

Ia tersulut emosi gara-gara ditegur secara kasar, kemudian dimaki dan dilempar batu oleh ayahnya, Torang Pane (50).

"Untuk sementara, dia kita kenakan Pasal 351 Ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan Berujung Hilangnya Nyawa Orang dan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan," ujar Maruli lagi.

Pelaku Baru Pulang Merantau

Maruli menuturkan, Gunawan baru saja pulang merantau dari Jakarta.

Ia kembali ke kampung halamannya terkait syukuran atas kelahiran sekaligus pembabtisan anak pertamanya.

Berhubung di kampungnya musim durian, pemuda tamatan SMK ini enggan cepat-cepat kembali ke Jakarta.

"Pelaku sama ibunya bikin usaha jadi pengepul durian. Durian-durian dari petani, mereka tampung, lalu dijual lagi sama tauke," ungkap Maruli.

Maruli menyebut, barang bukti pisau yang digunakan Gunawan untuk membabat ayahnya hilang.

"Masih belum ditemukan. Sedang kita cari," kata Maruli

Gunawan yang juga seorang residivis kasus curanmor ini, tambah Maruli, mengaku selama ini memang kurang harmonis dengan ayahnya.

Sebab, menurut Gunawan, perilaku Torang terbilang kasar.

Ayah Anak Sering Bertengkar

Terkait keributan ayah dan anak tersebut, Kapolres Dairi, AKBP Leonardo menuturkan bahwa keributan sebelumnya juga sering terjadi.

"Sebelumnya mereka sudah ribut kian. Hingga terakhir keributan pada Sabtu dinihari yang berujung kematian," katanya saat dikonfirmasi Tribun Medan.

Dalam hal ini, polisi yang berhasil mengamankan pelaku masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Semua masih dalam pemeriksaan.

Nanti pasal berapa yang disangkakan akan disampaikan kembali. Karena ini masih dalam proses pemeriksaan," ungkapnya. (TribunMedan)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved