Sisi Lain Metropolitan
Usia 80 Tahun, Paimin Banting Tulang Angkut Sampah Hidupi Keluarga Hingga Cicit
Di usia sudah 80 tahun, dengan rambut dan janggut yang sudah memutih, Paimin menyapu rasa lelahnya dengan senyuman.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
"Alhamdulillah saya dapat gerobak sampah dari Kelurahan. Terbantu di situ juga," jelas Paimin.

Selama menjadi tukang sampah, Paimin tak pernah mematok biaya sampah per bulan ke warga.
Sehingga ia banyak dipercaya warga hingga saat ini untuk membuang sampah rumah tangga.
"Saya buang sampah sama bapak aja," begitu kata warga seperti ditirukan Paimin.
Jika ditotal, Paimin menangani sampah rumah tangga dari 200 orang yang tersebar di sejumlah RT.
"Alhamdulillah mereka masih percaya sama saya dan tiap bulan rutin bayar," kata dia penuh syukur.
Biasanya, warga membayar Rp 25 ribu untuk uang sampah sebagai jasa telah dibantu Paimin.
"Tapi ada juga yang kasih Rp 50 ribu. Tergantung bagaimana sampahnya aja," ia berseloroh.
Dalam sebulan, penghasilan bersih Paimin berkisar Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta, tak tentu.
"Kan, saya juga ngebagi supir sama kenek sampah."
"Mereka tiap hari juga bantuin saya angkutin sampah ke dalam truk," katanya.
Di balik semua itu terselip cerita pilu dalam hidup Paimin.
Dengan upah tak seberapa, Paimin masih menjadi tulang punggung untuk ketiga anaknya.
Bahkan, makan cucu serta cicit juga menjadi tanggungannya.
"Di sini itu kita tinggal bareng-bareng. Makanya, istri saya Masenah (73) selalu masak untuk semua."