Food Story
Restoran Trio Punya Menu Sirip Ikan hiu & Sup Sarang Burung Walet, Tapi Tak Jual Lagi Masakan Ini
Effendy menceritakan ada seorang pengunjung yang pernah marah saat melihat harga hidangan tersebut pada menu masakan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Kala melihat-lihat buku menu lama yang sudah diperbaharui, tampak nama-nama masakan ditambahi dengan huruf mandarin di sampingnya.
Menu masakan itu berjumlah kurang lebih 320-an lebih masakan.
Di sela waktu istirahat restoran pukul 14.00, TribunJakarta.com berbincang dengan generasi kedua pemilik Restoran Trio, Effendy (78).
Dari Bengkel Becak Jadi Restoran

Effendy kembali menggali ingatannya kala mengisahkan perjalanan Restoran Trio yang berdiri sejak 1947 itu.
Ayahnya, Lam Khai Tjioe, datang ke Batavia dari daratan Cina sekira tahun 1932.
Di Batavia, tepatnya kawasan Glodok, Lam Khai Tjioe bekerja sebagai seorang juru masak di restoran bernama Kam Leng, yang kini menjadi salah satu restoran Cina tertua di Jakarta.
Ia juga pernah bekerja di Restoran Populer, di kawasan jalan Hayam Wuruk.
Restoran Populer kala itu sering disambangi oleh para cukong-cukong. Di sana, Lam Khai Tjioe bertemu dengan seorang pengusaha becak, Tan Kim Po.
Suatu ketika, Tan Kim Po mengajak ayah Effendy untuk membangun usaha sendiri di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Ayah saya izin sama bos waktu itu mau ketemu Tan Kim Po, sama bosnya diizinin. Ternyata Tan Kim Po mau ngajak ayah saya bikin usaha restoran," kenangnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (13/2/2020).
Bengkel becak milik Tan Kim Po di kawasan Gondangdia, yang kini berada di Jalan RP Soeroso, disulap menjadi restoran.
Untuk menjalankan usaha restoran itu, Lam Khai Tjioe dan Tan Kim Po mengajak Tan Lung, abang dari istri ayah Effendy, Tjhan King Sin.
Saat awal berdiri, Restoran Trio masih beratapkan terpal. Meski begitu, pengunjung sudah mulai banyak yang datang.
Menyajikan Ratusan Hidangan Kantonis
