Food Story
Restoran Trio Punya Menu Sirip Ikan hiu & Sup Sarang Burung Walet, Tapi Tak Jual Lagi Masakan Ini
Effendy menceritakan ada seorang pengunjung yang pernah marah saat melihat harga hidangan tersebut pada menu masakan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Effendy mengatakan sejak berdiri tahun 1947, Restoran Trio sudah menjual lebih dari 200 menu masakan.
Dari sejumlah jenis masakan Cina seperti Hainam, Hakka, Tio Chiu, Shang Hai, Shantung, She Chuan dan Kanton, orangtuanya memilih hidangan yang terakhir.
Effendy beralasan karena menurut orangtuanya hidangan itu sudah mendunia dan tak asing di lidah kebanyakan orang.
Di Belanda, misalnya, ada masakan Kanton sedangkan Shantung atau Shanghai tak ada.
"Masakan ini (kanton) yang paling banyak di mancanegara. Saya denger banyak masakan Kanton di Eropa," sambungnya.
Kini masakan yang terdapat dalam menu Restoran pun bertambah mencapai 300-an nama.
Menu-menu yang disajikan non halal di antaranya, Babi Hong, Angsiu Kodok, Angsiu Pauw Hie, Sirip Ikan Hiu, dan sup sarang burung walet.
Zaman Dulu Disukai Bule Belanda, Kini Digemari Pejabat
Masakan otentik kantonis yang dijual di Restoran Trio digemari oleh banyak orang sejak berdiri puluhan tahun silam.
Pada tahun 1952, banyak orang Belanda yang masih tinggal di Jakarta datang ke Restoran Trio.
Sebelumnya, nama Restoran Trio juga diberikan oleh orang Belanda. Effendy menerangkan Trio berasal dari jumlah pendiri restoran yang terdiri dari tiga orang, Lam Khai Tjioe, Tan Kim Po dan Tan Lung.
Saat bandara masih di Kemayoran, banyak pilot-pilot dari maskapai penerbangan KLM yang datang ke Restoran Trio.
"Mereka kalau singgah (pilot-pilot) ada yang bawa buku masakan dari Hongkong ke saya," kenangnya.
Kini sejak Belanda hengkang dari Tanah Air, tak lantas Restoran Trio kehilangan pengunjung.
Kalangan Pejabat tinggi tanah air kerapkali datang menyambangi restoran itu.
Dari kalangan militer, kepolisian, hingga politik menggandrungi masakan Trio.
"Bahkan sejumlah pejabat yang sudah tahu mau makan apa dari rumah. Ketika datang ke sini, enggak melihat menunya lagi," tambahnya seraya tertawa.
Jual Huzaren Sla, Gado-Gado Eropa
Restoran Trio, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (12/2/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)
Kendati menjual masakan khas Kanton, Restoran Trio juga menjual hidangan barat.
Hidangan barat itu menyesuaikan para pengunjung yang kala itu didominasi oleh orang-orang Belanda di tanah air.
Salah satu hidangan yang disukai adalah Huzaren Sla.
Huzaren sla terdiri dari selada, kentang, mentimun, nanas, wortel, pir, dan bit.
"Sausnya campuran dari mayonaise dan telor. Dagingnya boleh pilih bisa ham, sappy atau ayam. Ini kayak gado-gado Eropa," terangnya.
"Gado-gado Eropa" dari Restoran tersebut masih disukai oleh orang-orang sampai sekarang.
Pasang Surut Restoran
Tak selamanya restoran Trio mendapatkan untung dari usahanya yang berdiri puluhan tahun itu.
Pahit getir usaha juga dialaminya.
Menurutnya, pengunjung yang datang ke Restoran Trio kini tak seramai dulu.
"Kalau untung enakan dulu sekira 30-40 tahun yang lalu. Sekarang mahal-mahal bahan - bahan untuk masak. Persaingan restoran juga mulai banyak," pungkasnya.
Restoran yang masakan Kanton Non Halal ini beralamat di Jalan RP Soeroso No. 29 A, Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Buka ke dalam dua sesi setiap hari. Sesi pertama 09.30 - 14.00 dan sesi kedua 17.00 - 21.30 WIB.