Sekeluarga Tewas Korban Tanah Longsor di Bogor: Permintaan Anak Tak Biasa Hingga Keanehan Masak Nasi

Bencana tanah longsor di Bogor mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia. Begini deretan faktanya.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Ilustrasi: Lokasi longsor di Kampung Ciputih Tonggoh, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat (3/1/2020). 

Posisi kamar tersebut berada di dekat pintu masuk, bersebelahan dengan tembok pembatas tanah.

Pantauan TribunnewsBogor.com di lokasi kejadian tembok rumah dua lantai tersebut bolong seperti membentuk cekungan dibagian atasnya.

Sementara itu material tembok rumah yang ambruk bercampur tanah merah memenuhi kasur tempat satu anggota keluarga tersebut tidur.

Adik kandung Abas yakni Ai Nurhayanti mengatakan bahwa tidak ada yang tahu persis kejadian tersebut.

"Enggak ada yang tau, malam-malam masih ngobrol sama umi," katanya saat ditemui ketika mengantarkan jenazah kakak dan keponakannya ke makam.

Nurhayanti mengatakan bahwa saat peristiwa itu terjadi kakak iparnya Ela Latipah sedang hamil.

"Iya lagi Hamil dua bulan, dimakamkannya di Teluk Pinang," ujarnya.

Nurhayanti menjekaskan bahwa Abas masih meninggalkan dua orang anak dari istri pertamanya.

Sementara itu sebelum kejadian Nurhayanti mengatakan bahwa satu hari sebelumnya Ia sempat mengalami keanehan.

Ketika itu Ia sedang memasak nasi.

Namun nasi tersebut tidak juga matang meski sudah dimasak dan diisi air berulang kali.

"Iya namanya sudah takdir ya, kalau tanda tanda enggak ada, tapi saya sempat aneh masak nasi tapi enggak matang matang padahal airnya sudah habis terus diisi lagi terus karena enggak matang saya angkat saja," ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Banjarwangi Acep Sulaiman mengatakan bahwa pihaknya mendapat kabar duka cita tersebut pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB.

Kerika itu kondisi korban sudah meninggak dunia dan dilarikan ke RSUD Ciawi.

Ia pun kemudian mendatangi RSUD Ciawi untuk melihat langsung kondisi korban setelah meninjau lokasi kejadian.

"Korban ini diketahui pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB, kejadian persisnya tidak ada yang tau tapi diperkirakan pukul 03.00 WIB dini hari saat kondisi hujan memang sedang besar," katanya saat ditemui di RSUD.

Sementara itu mengenai ambruknya tembok rumah tersebut Acep mengatakan diduga karena labilnya tanah yang bersebelahan dengan tembok kamar.

"Kan rumahnya dua lantai, korban tidur di kamar bawah nah dibawah itu ada dua tembok satu tembok kamar satu lagi tembok pembatas dan ada tanahnya, dugaan karena itu longsor kemudian tembok ambruk," ujarnya.

Saat ini keemmpat korban pun sudah dimakamkan.

Bupati Kunjungi Rumah Duka

Korban longsor di Ciawi, Bogor akan dimakamkan, Kamis (20/2/2020) siang
Korban longsor di Ciawi, Bogor akan dimakamkan, Kamis (20/2/2020) siang (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Bupati Bogor Ade Yasin mendatangi lokasi tembok ambruk di Kampung Cibolang, RT 1/1 Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Kamis (20/2/2020).

Bupati Bogor Ade Yasin bertemu dengan keluarga dan anak korban, Titiek Noviana.

Rasa duka tak bisa dibendung oleh Titiek Noviana yang langsung berurai air mata.

Bupati Bogor Ade Yasin langsung merangkul dan memeluk Titiek.

Setelah itu Ade Yasin meninjau lokasi kejadian.

Di lokasi kejadian Ade Yasin bersama tokoh agama setempat melaksanakan doa bersama.

Selain itu doa bersama juga dilakukan di posko bencana saat berkumpul dengan keluarga korban.

Pengguna Transportasi Massal di Tangerang Meningkat: Bayarya Kini Nontunai

Gelar Aksi Kemanusiaan, Aliansi Masyarakat Peduli Wuhan Bakal Nyalakan 2.020 Lilin

Sebelum meninggalkan lokasi, Ade Yasin memberikan sesuatu uang santunan kepada keluarga korban.

Ade mengatakan lokasi tembok ambruk memang begitu lembab.

"Memang temboknya lembab ditambah dengan guyuran hujan deras terus diantara dua tembok itu ada sela sehingga air masuk dari sela tersebut kemudian temboknya sudah rapuh dan runtuh menimpa korban," ujarnya.

Ade pun mengimbau kepada masyarakat ketika terjadi hujan deras dengan intensitas yang tinggi untuk waspada.

Jika rumah yang ditinggali diraasa rawan maka lebih baik untuk mengungsi sementara.

"Jadi saya mengimbau kepada warga agar tetap waspada dan jika kondisinya tidak memungkinkan lebih baik mengungsi terlebib dahulu," katanya. (TribunnewsBogor)

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved