Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri

Pandemi Corona, RS Polri Kramat Jati Batal Umumkan Hasil Pemeriksaan Jiwa Pembunuh Bocah 5 Tahun

Kepala Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Kristianingsih mengatakan batalnya jumpa pers atas perintah Karumkit Brigjen Rusdianto.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Ikhsan Abrianto
Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2018). 

"Itu nanti akan diceritakan kembali. Dan itu mendapat data-data psikologi dari gambar dan tulisan itu," ujar Henny.

 Dibantu Keluarga, Deretan Fakta Pasien Positif Corona Kabur dari Ruang Isolasi RSUP Persahabatan

Seperti diberitakan sebelumnya, NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.

APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/3/2020).

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto menuturkan pengakuan NF.

"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru.

APA diduga dibunuh NF saat berkunjung ke rumah NF.

Jenazah APA kemudian disembunyikan di dalam lemari oleh NF.  Keesokan harinya, tersangka beraktivitas seperti biasa.

Dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian lalu menyerahkan diri ke kantor polisi.

Saat ini, kasus tersebut masih diselidiki Polsek Sawah Besar.

NF mengaku melakukan perbuatan tersebut setelah terinspirasi dari tokoh film berunsur sadis seperti Slenderman dan Chucky.

Tak hanya itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang memberikan pendampingan intesif terhadap NF di RS Polri Kramat Jati, mengatakan NF juga membaca novel bergenre serupa.

"Tadi dia juga sebut ada novel 'My Psikopat Boy Friend' yang ternyata dia pelajari dan dia suka sekali," ungkap Harry di RS Polri Kramat Jati, Kamis (12/3/2020).

Diketahui, novel tersebut adalah karya Bayu Permana. Bercerita tentang kisah cinta seorang psikopat bernama Aldrich yang jatuh cinta dengan korbannya sendiri, Shin Yura.

Begitu seringya NF mengonsumsi film, novel dan pemainan di gawainya, diduga membentuk karakteristik NF sehingga muncul hasrat dari dalam dirinya untuk melakukan hal serupa.

"Patut diduga, anak ini sudah terbentuk karakternya karena dia sudah melihat secara intensif berita maupun kejadian bahkan film plus media lain," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved