Antisipasi Virus Corona di DKI
Sekolah Diliburkan Terkait Corona, Sejumlah Pelajar Justru Kedapatan Berada di Warnet Hingga Mall
sejumlah pelajar malah memanfaatkan waktu untuk nongkrong di warnet hingga di mall
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menutup seluruh sekolah di ibu kota selama dua seminggu ke depan sejak 16 Maret 2020 lalu.
Keputusan ini diambil Anies untuk mencegah semakin meluaskan penularan virus corona (Covid-19) di Jakarta.
Namun, kebijakan ini nyatanya banyak disalahgunkaan oleh segelintir pelajar di ibu kota.
Bukannya mengerjakan tugas dan belajar dari rumah, sejumlah pelajar malah memanfaatkan waktu untuk nongkrong di warnet hingga di mall.
Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, jajaranya kerapan menemukan beberapa orang pelajar di pusat-pusat keramaian, seperti mall, warnet, hingga taman-taman setelah seluruh sekolah di ibu kota diliburkan.
"Kami setiap hari melakukan pemantauan (pelajar) di tempat-tempat keramaian, seperti cafe, warung, warnet, dan RTH," ucapnya, Rabu (18/3/2020).
Melihat sejumlah pelajar di tempat-tempat keramaian, Arifin mengaku, pihaknya langsung melakukan tindakan persuasif dengan meminta mereka pulang ke rumah masih-masing.
"Jika kedapatan anak-anak sekolah maka diedukasi dan diarahkan untuk kembali ke rumah masing-masing, melakukan aktivitas belajar di rumah," ujarnya saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah yang ada di ibu kota selama dua pekan guna menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Keputusan ini diambil setelah Anies menggelar pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jakarta, hingga perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia.
"Dari hasil diskusi tadi kami sampaikan kesimpulan bahwa Pemprov DKI memutuskan untuk menutup semua sekolah di lingkungan Pemprov DKI," ucapnya, Sabtu (14/3/2020).
Tak hanya itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga memutuskan untuk menunda ujian nasional (UN) SMK yang seharusnya digelar pada 16 Maret mendatang.
"Bagi peserta ujian juga diputuskan ditunda," ujarnya di Balairung, kompleks Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini pun menyebut, alasan dirinya meliburkan sekolah-sekolah lantaran menganggap anak-anak bisa menjadi perantaran virus corona dari satu orang dewasa ke orang lain.
"Dari berbagai kajian, data menunjukan mereka (anak-anak) tidak banyak terjangkit Covid-19, tapi mereka adalah penular (perantara) dari orang dewasa satu ke yang lain," kata Anies.
"Jadi, meskipun mereka tidak terjangkiti tapi mereka bisa menularkan dari satu pribadi ke pribadi lain," sambungnya.
Selanjutnya, Pemprov DKI melalui Dinas Pendidikan (Dinkes) bakal menyiapkan metode pembelajaran jarak jauh bagi siswa-siswi agar mereka bisa tetap belajar di rumah masing-masing.
"Jajaran Disdik akan siapkan materi belajar jarak jauh dan alhamdulillah kita antisipasi sejak jauh-jauh hari, persiapan bisa dilakukan," tuturnya.
Materi pembelajaran jarak jauh itu pun disebut Anies bakal langsung dibagikan kepada guru kelas dan orang tua murid Senin besok.
"Bahan-bahan untuk guru siswa siap hari Senin," kata Anies.
Ratusan pelajar kena razia di warnet
Kebijakan belajar di rumah untuk menghindari penyebaran virus corona justru dimanfaatkan sejumlah pelajar untuk keluyuran di warnet.
Hari ini, Satpol PP Jakarta Barat menemukan ratusan pelajar yang malah bermain game online di warnet.
Petugas pun menanyakan maksud dari para pelajar yang malah keluyuran di warnet, bukannya berada di rumahnya masing-masing.
"Kita udah operasi ada 55 warnet. Ada sekitar 100-an pelajar sudah kita imbau supaya tidak ke warnet supaya belajar dirumah sama orang tua," kata Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat saat dikonfirmasi, Rabu (18/3/2020).
• Korban Penusukan Pedagang Nasi Bebek Mengalami Luka Tusuk di 11 Titik
Tamo mengatakan, sebelum memulangkan mereka ke rumah masing-masing, petugas terlebih dahulu menanyakan maksud dari pelajar itu ke warnet.
Apabila mereka memang sedang mengerjakan tugas secara online maka tak dilarang.
"Tapi kalau dicek anggota Satpol memang dia sedang bermain game baru disuruh keluar. Namun, kalau dia lagi mengerjakan PR atau sedang mengeprint prnya dari sekolah dan dia bisa buktikan dia diberi kesempatan disitu," kata Tamo.
• Perdagangan Anak di Bawah Umur, Iming-iming Gaji Rp 1 Juta Sebulan Hingga Layani Pria Hidung Belang
• Sederet Film Ini Ternyata Miliki Cerita Mirip Penyebaran Wabah Virus Corona, Apa Saja?
• Pedagang Nasi Bebek Tusuk Temannya saat Tidur, Korban Pura-pura Tewas Hingga Terkuak Motif Pelaku
• Pemilihan Cawagub DKI Berpotensi Dimajukan, Paripurna Digelar Terbatas dan Ruang Rapat Dibatasi
• Jumlah Pasien Virus Corona yang Sembuh di Kota Depok Bertambah
Malah asyik nonton bioskop
Puluhan pelajar di Kota Sukabumi terjaring razia petugas gabungan Satpol PP, TNI/Polri Kota Sukabumi, ketika sedang asyik menonton film di bioskop di Kota Sukabumi.
Sebelumnya, Pemkot Sukabumi telah mengeluarkan surat imbauan ke seluruh sekolah di Kota Sukabumi untuk menghentikan sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mulai dari 16 hingga 29 Maret 2020. Dan siswa diimbau untuk belajar di rumah, serta tidak berpergian.
Kasatpol PP Kota Sukabumi, Yadi Mulyadi mengatakan, kegiatan razia pelajar ini merupakan penegakan surat edaran Pemkot Sukabumi terkait antisipasi pencegahan Covid-19.
"Dalam razia kali ini, dibagi menjadi dua tim, pertama yaitu tim statis, dan tim kedua bersifat dinamis," kata dia pada wartawan, Rabu, (18/3/2020).
Untuk tim statis jelas dia, khusus untuk penjaring anak usia pelajar yang masih melakukan aktivitas di sejumlah tempat seperti mall dan bioskop serta tempat keramaian lainya.
"Dalam giat ini terdapat puluhan pelajar yang terjaring razia di biokop, mereka dilakukan pendataan, diserahkan kepada orang tuanya, serta diberikan penjelasan mengenai surat edaran Wali Kota," kata Yadi
Sedangkan tim dinamis bersifat mobile, dan mendatangi tempat umum, seperti mall serta sejumlah perkantoran. Menurutnya Hal tersebut dilakukan untuk memastikan surat edaran Wali Kota sudah dilakukan dengan baik.
"Untuk tempat dan ruang publik masih tidak menyediakan standar kesehatan itu diberikan peringatan agar segera menyediakan hand sanitizer serta alat pengukur suhu tubuh, namun apabila tidak segera dilakukan akan segera ditindak tegas," ujarnya. (TribunJakarta.com/TribunJabar)