Virus Corona di Indonesia

Penuturan Polwan Bertugas di Tengah Wabah Corona, Jalani 2 Peran hingga Sempatkan Video Call Anak

Farida mengaku harus menjalani dua peran sekaligus sebagai ibu dan juga polisi. Sebelum berangkat dan sepulang kerja, ia selalu menyempatkan diri.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
SURYA
Iptu Farida Aryani, Kanit Bintibmas Satbinmas Polrestabes Surabaya saat menemani dua buah hatinya belajar di rumah di tengah wabah Covid 19. 

Farida mengaku menikmati proses mendidik anak sekaligus menjalankan tugasnya sebagai abadi negara.

"Profesi sebagai polisi memang sebagai pelayan masyarakat, ditambah treatment anak-anak dirumah itu juga kewajiban. Capek sih, cuma memang saya menikmati, terutama ada ditengah anak-anak saat wabah Covid 19 ini. Jadi semakin protect juga ke mereka,"ujar Farida.

Untuk menjaga daya tahan tubuhnya, Farida menjaga pola makan dan konsumsi vitamin serta rutin minum jamu, terutama saat menghadapi wabah Covid 19 ini.

"Yang penting steril dulu setelah sampai rumah. Terus minum vitamin dan jamu. Jaga pola makan dan istirhat cukup. Kalau sudah jam 20.00 WIB malam itu harus sudah istirahat. Subuhnya bangun,masak, belajar sama anak-anak terus berangkat kerja," tandasnya.

Tak mungkin bekerja dari rumah ditengah teror corona

Walau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menetapkan status tanggap darurat di Jakarta pada Jumat (20/3/2020) sampai 2 April 2020 untuk menghambat penyebaran virus corona, masih ada pegawai-pegawai yang harus bekerja menggunakan moda transportasi publik dan tidak dapat menjaga jarak aman alias social distancing sesuai anjuran pemerintah.

Salah satu pegawai yang masih harus bekerja ke kantor adalah Amora Lunata, karyawan swasta sebuah bank di Jakarta pusat.

Dia tidak bisa bekerja dari rumah atau working from home (WFH) mengingat bank tetap melayani nasabah.

Pada Senin (23/3/2020) pagi, Amora menggunakan commuter line (KRL) dari rumahnya di Bogor ke kantornya di bilangan Menteng.

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta.
Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ia memutuskan berangkat lebih awal lantaran jam operasional KRL sendiri berubah, dari yang biasanya beroperasi pukul 04.00-24.00 diganti menjadi pukul 06.00-20.00 WIB.

"Aku memutuskan jam 05.30 tiba di stasiun (KRL) Bogor karena kereta baru mulai jam 06.00, ternyata sudah banyak orang di stasiun Bogor. Aku naik kereta ke Angke pukul 05.52," kata Amora kepada wartawan BBC Indonesia, Resty Woro Yuniar.

"Kondisi kereta sudah penuh, full, sudah banyak yang berdiri. Di peron sudah banyak banget orang. Aku pikir, ketika pemeriksaan suhu tubuh di luar stasiun, stasiun tidak terlalu ramai. Tapi pas di peron orang sudah banyak banget di sana," tuturnya.

Padatnya stasiun membuat Amora tidak bisa menjaga jarak dengan penumpang lainnya.

"Aku tidak bisa jaga jarak. Ketika sudah sampai Depok, [kapasitas kereta] sudah penuh habis," kata karyawan sebuah bank tersebut. "Pasrah, boro-borosocial distancing."

Amora mengatakan bahwa meski ia takut tertular virus corona, ia tidak memiliki pilihan transportasi lain yang secepat KRL untuk menuju kantornya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved