Virus Corona di Indonesia

Penuturan Polwan Bertugas di Tengah Wabah Corona, Jalani 2 Peran hingga Sempatkan Video Call Anak

Farida mengaku harus menjalani dua peran sekaligus sebagai ibu dan juga polisi. Sebelum berangkat dan sepulang kerja, ia selalu menyempatkan diri.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
SURYA
Iptu Farida Aryani, Kanit Bintibmas Satbinmas Polrestabes Surabaya saat menemani dua buah hatinya belajar di rumah di tengah wabah Covid 19. 

"Ini sangat dilematis. Kami punya kepatuhan untuk ikuti jam buka tutup toko, kalau tidak ada keputusan resmi kami tidak bisa tutup sepihak untuk menjaga keutuhan suatu pusat belanja."

Tutum berharap bahwa pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk jenis-jenis toko tertentu, seperti supermarket, minimarket, dan hipermarket, serta restoran dan toko makanan, untuk tetap buka lantaran toko-toko tersebut menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat.

"Sampai saat ini mal dan plaza belum ada yg tutup. Untuk [toko yang menjual] food masih melayani masyarakat, karena permintaan masih tinggi sampai detik ini, di luar itu tidak didatangi konsumen, ini yang membuat menderita bagi teman-teman yang menjual non food. Kita lagi negosiasi ini dengan pusat belanja dan Pemda bagaimana dengan sektor non food ini agar diizinkan untuk tutup supaya clear hukumnya, (untuk menjaga hubungan) kami dengan pusat belanja," kata Tutum.

Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia terdiri dari 250 perusahaan yang memiliki jumlah outlet sekitar 50.000 di pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia.

Tutum mengatakan, anggota yang telah menutup gerainya saat ini masih belum mencapai satu persen. Untuk menolong keberlangsungan usaha anggotanya, Tutum meminta pemerintah untuk memberikan insentif perpajakan di tengah kesulitan ekonomi yang muncul akibat pandemik virus corona ini.

"Insentif perpajakan tolong diringankan agar meringankan beban pelaku usaha, untuk memperpanjang nafas kami," kata Tutum. "Kalau ini (buka toko tanpa konsumen) tetap kami lakukan, perusahaan akan bangkrut, tutup dan pecat karyawan. Kalau diberi insentif kita bisa bernafas panjang, jika tidak, 2-3 bulan kita bisa tutup, 40 sampai 50 persen perusahaan di pusat belanja akan bertumbangan dan susah bangkit lagi."

Ketua Tim Tanggap Covid-19 Pemprov DKI Jakarta, Catur Laswanto, memaparkan bahwa beberapa elemen masyarakat di Jakarta masih belum menuruti imbauan pemerintah.

Berdasarkan rilis dari Pemprov DKI Jakarta, tim Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta pada hari Senin (23/03) menutup beberapa tempat hiburan yang masih buka seperti, Djakarta Teather Sarinah, Tempat Hiburan Malioboro di Jakarta Pusat, Emporium, Bioskop Metropole, Grand Paragon Bioskop dan Karaoke di Jakarta Barat dan sebuah kafe/bar di kawasan Blok M Melawai di Jakarta Selatan.

DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah pasien positif terjangkit virus corona terbanyak di Indonesia.

Sebagaimana tertera pada laman resmi Pemprov DKI Jakarta, hingga Selasa (24/03), terdapat 356 orang positif Covid-19 dan 31 pasien meninggal dunia di Jakarta.

Secara keseluruhan, Indonesia mencatatkan 579 kasus positif Covid-19, 49 orang meninggal dunia, dan 30 orang pulih. (Surya/Tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved